Ketersediaan pasokan listrik selama ini menjadi kendala bagi kalangan industri dalam menjalankan operasional bisnisnya.
Kekhawatiran ini pun mencuat ketika PT Freeport Indonesia memutuskan untuk melakukan studi kelayakan pembangunan smelter. Studi ini bakal digarap PT Antam (Persero) Tbk.
Namun kondisi ini tak mencemaskan PT Antam apabila smelter Freeport pada akhirnya akan dibangun di daerah Jawa Timur (Jatim). Jatim memang menjadi salah satu opsi lokasi pembangunan smelter yang dipilih, selain di Amamapare, Papua.
Direktur Utama Antam, Tato Miraza memperkirakan, rencana pembangunan smelter dengan kapasitas terpasang 300 ribu ton ini akan membutuhkan listrik sebesar 75 megawatt (mw).
"Kebutuhan listriknya 75 mw dan ini bisa dipasok oleh PT PLN (Persero)," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Selasa (11/2/2014).
Dia optimistis bahwa pasokan listrik tersebut dapat terpenuhi dengan baik karena PLN memiliki kelebihan daya listrik. "Tidak ada masalah (pasokan listrik) karena kalau (smelter) di Jatim ada kelebihan sekitar 3.000 mw. Jadi listrik bukan isu," terang Tato.
Dia mengakui, pembangunan smelter oleh Freeport membuka peluang bagi Antam untuk mengolah kembali anode slime sebanyak 500 ton yang dihasilkan dari kantung smelter tersebut.
"Jadi anode slime bisa diolah sebanyak 500 ton dari sekitar 1.500-2.000 ton yang dihasilkan. Tapi apakah kami akan masuk ke bisnis ini, itu nanti lah," pungkasnya.
Seperti diketahui, Freeport Indonesia dan Antam baru saja menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan smelter. Ini merupakan kelanjutan dari penyelesaian pra studi kelayakan oleh HEX Engineering Company asal Kanada pada Januari lalu.
"Ini untuk meneruskan dan mendetailkan studi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Karena beberapa waktu lalu, CEO McMoran datang dan menyatakan akan membangun smelter dengan skema Public Privat Partnership (PPP), makanya kami gandeng Antam dalan kajian FS," ucap Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto.
Lebih jauh Rozik mengakui, saat ini pihaknya sudah memiliki opsi empat lokasi yang akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan smelter.
Empat lokasi tersebut, dia menyebut, pertama, di wilayah Petrokimia Gresik dekat smelter yang sudah eksisting. Lokasi kedua, dekat pelabuhan milik Pelindo dan AKR Corporindo dan lokasi ketiga, Polowijo ke arah Barat Sedayu. Sedangkan lokasi keempat beradai di Amamapare, Papua.
"Nanti akan dibandingkan berbagai aspeknya karena nanti secara detail akan ditentukan berbagai unsur pendukung yang diperlukan untuk smelter. Misalnya penting menyerap asam sulfatnya ketika berada di dekat Petrokimia karena ini penting supaya tidak terjadi masalah," tutur dia.
Jika terealisasi, Rozik memastikan, smelter dengan Antam dan pihak lain ini akan mempunyai kapasitas peleburan dan pemurnian sampai 300 ribu ton. Sebab, pembangunan smelter selalu berhadapan dengan tantangan pembangunan infrastruktur, energi, pelabuhan dan lainnya.
"FS-nya perlu waktu 3 bulan, kira-kira akhir April ini selesai. Jika hasilnya positif, barulah akan ada tindakan selanjutnya. Jadi tergantung hasil (FS), kapan dan langkah berikutnya (smelter bisa dibangun)," tukas dia. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Ini Alasan Freeport Gandeng Antam untuk Bangun Smelter
Bos Freeport Bungkam Soal Kerugian Akibat Larangan Ekspor Mineral
Larangan Ekspor Mineral Bikin Penghasilan Antam Tergerus 10%
Kekhawatiran ini pun mencuat ketika PT Freeport Indonesia memutuskan untuk melakukan studi kelayakan pembangunan smelter. Studi ini bakal digarap PT Antam (Persero) Tbk.
Namun kondisi ini tak mencemaskan PT Antam apabila smelter Freeport pada akhirnya akan dibangun di daerah Jawa Timur (Jatim). Jatim memang menjadi salah satu opsi lokasi pembangunan smelter yang dipilih, selain di Amamapare, Papua.
Direktur Utama Antam, Tato Miraza memperkirakan, rencana pembangunan smelter dengan kapasitas terpasang 300 ribu ton ini akan membutuhkan listrik sebesar 75 megawatt (mw).
"Kebutuhan listriknya 75 mw dan ini bisa dipasok oleh PT PLN (Persero)," ujarnya di Jakarta, seperti ditulis Selasa (11/2/2014).
Dia optimistis bahwa pasokan listrik tersebut dapat terpenuhi dengan baik karena PLN memiliki kelebihan daya listrik. "Tidak ada masalah (pasokan listrik) karena kalau (smelter) di Jatim ada kelebihan sekitar 3.000 mw. Jadi listrik bukan isu," terang Tato.
Dia mengakui, pembangunan smelter oleh Freeport membuka peluang bagi Antam untuk mengolah kembali anode slime sebanyak 500 ton yang dihasilkan dari kantung smelter tersebut.
"Jadi anode slime bisa diolah sebanyak 500 ton dari sekitar 1.500-2.000 ton yang dihasilkan. Tapi apakah kami akan masuk ke bisnis ini, itu nanti lah," pungkasnya.
Seperti diketahui, Freeport Indonesia dan Antam baru saja menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) pembangunan smelter. Ini merupakan kelanjutan dari penyelesaian pra studi kelayakan oleh HEX Engineering Company asal Kanada pada Januari lalu.
"Ini untuk meneruskan dan mendetailkan studi yang sudah kami lakukan sebelumnya. Karena beberapa waktu lalu, CEO McMoran datang dan menyatakan akan membangun smelter dengan skema Public Privat Partnership (PPP), makanya kami gandeng Antam dalan kajian FS," ucap Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto.
Lebih jauh Rozik mengakui, saat ini pihaknya sudah memiliki opsi empat lokasi yang akan dikaji kelayakannya untuk pembangunan smelter.
Empat lokasi tersebut, dia menyebut, pertama, di wilayah Petrokimia Gresik dekat smelter yang sudah eksisting. Lokasi kedua, dekat pelabuhan milik Pelindo dan AKR Corporindo dan lokasi ketiga, Polowijo ke arah Barat Sedayu. Sedangkan lokasi keempat beradai di Amamapare, Papua.
"Nanti akan dibandingkan berbagai aspeknya karena nanti secara detail akan ditentukan berbagai unsur pendukung yang diperlukan untuk smelter. Misalnya penting menyerap asam sulfatnya ketika berada di dekat Petrokimia karena ini penting supaya tidak terjadi masalah," tutur dia.
Jika terealisasi, Rozik memastikan, smelter dengan Antam dan pihak lain ini akan mempunyai kapasitas peleburan dan pemurnian sampai 300 ribu ton. Sebab, pembangunan smelter selalu berhadapan dengan tantangan pembangunan infrastruktur, energi, pelabuhan dan lainnya.
"FS-nya perlu waktu 3 bulan, kira-kira akhir April ini selesai. Jika hasilnya positif, barulah akan ada tindakan selanjutnya. Jadi tergantung hasil (FS), kapan dan langkah berikutnya (smelter bisa dibangun)," tukas dia. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Ini Alasan Freeport Gandeng Antam untuk Bangun Smelter
Bos Freeport Bungkam Soal Kerugian Akibat Larangan Ekspor Mineral
Larangan Ekspor Mineral Bikin Penghasilan Antam Tergerus 10%