Rupiah di Bawah 12.000/US$, Menkeu: Tetap Harus Hati-hati

Pemerintah terus mewaspadai perbaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini menyentuh angka Rp 11.875.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Feb 2014, 14:15 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2014, 14:15 WIB
kurs-rupiah-131128c.jpg
Pemerintah terus mewaspadai perbaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang saat ini menyentuh angka Rp 11.875. Penguatan tersebut ditopang membaiknya defisit transaksi berjalan sudah menembus US$ 28 miliar di kuartal IV 2013.

"Sekarang nilai tukarnya Rp 11.875 per dolar AS. Tapi kita harus tetap hati-hati dengan menjaga supaya defisit transaksi berjalan sampai level yang berkelanjutan (sustain)," tutur Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Jumat (14/2/2014)

Lebih jauh dia menjelaskan, penguatan rupiah terjadi karena defisit transaksi berjalan mengalami penurunan. Chatib sebelumnya memperkirakan bahwa defisit transaksi berjalan bisa berada di angka US$ 30 miliar pada akhir 2013.

"Terus terang saya tidak menduga defisit transaksi berjalan sekarang sekitar US$ 28 miliar, padahal perkiraan saya US$ 30 miliar. Ini yang membuat rupiah menguat cukup tajam karena sebelumnya banyak yang menganggap penurunan defisit ini akan memakan waktu lama, tapi ternyata di luar perkiraan pemerintah," terangnya.

Chatib menyebut, kehati-hatian ini harus tetap dipegang karena siklus yang terjadi penurunan defisit pada kuartal I lalu meningkat di kuartal II, dan kembali menyempit di kuartal III dan IV.

"Polanya selalu begitu, tapi kadang-kadang pasar melihatnya dari satu titik saja. Jadi ketika defisit naik, maka anggapannya trennya akan terus. Nah jangan kaget nanti di kuartal II 2014, defisit akan meningkat tapi itu sementara dan kuartal III, WV turun lagi. Sehingga target defisit di 2014 bisa berkisar 2%-2,5% dari PDB," katanya.

Prinsip kehatia-hatian ini, tambah Chatib, lebih kepada internal secara berkelanjutan. Contohnya kebijakan mengurangi impor karena defisit transaksi berjalan saat itu menembus di atas 3% dari PDB. "Nanti kebijakannya kita lihat dan evaluasi lagi ketika defisit sudah lebih stabil atau dalam kisaran 2%-2,5%," tukas dia. (Fik/Ndw)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya