Pemerintah percaya diri proses pemulihan perekonomian tengah dialami Indonesia. Bahkan pemerintah sangat yakin ekonomi Indonesia bisa berada di posisi terbaik dibanding empat negara yang masuk dalam Fragile Five.
Sebagai informasi Fragile five merujuk pada lima negara yang dianggap memiliki kerentanan ekonomi cukup besar. Bersama Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki, Indonesia dinilai bakal menghadapi sejumlah persoalan krusial terkait penurunan neraca transaksi berjalan, inflasi, dan merosotnya nilai tukar mata yang.
Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR terkait Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 memastikan ekonomi Indonesia telah menunjukan tanda-tanda pemulihan.
Dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan mencapai 3,7% pada 2014, naik dari sebelumnya 3,6%, pemerintah berharap akan muncul pengaruh positif pada aktivitas ekspor nasional. Pemulihan ini tak terlepas dari membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS).
"Ekonomi negara maju bertumbuh, tapi sebaliknya di negara berkembang akan terjadi tekanan terhadap pasar keuangan. Ekonomi negara ASEAN Five diturunkan menjadi 5,1% dari perkiraan awal 5,4%. Ini akibat likuiditas atau arus modal dari negara berkembang kembali ke negara maju," terang Chatib di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Chatib dengan sesumbar bahkan yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dalam posisi terbaik dibandingkan empat negara yang masuk dalam Fragile Five.
Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh 6%, atau berada dalam rentang proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan berada di kisaran 5,8%-6,2%. "Sedangkan Bank Dunia meramalkan ekonomi kita 5,4% , jadi sedikit lebih baik," cetusnya.
Untuk memperkuat asumsinya tersebut, Menkeu melaporkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang awal tahun ini terus menunjukan penguatan. Hal yang sama tejadi pada nilai tukar rupiah yang kembali menguat terhadap dolar AS.
Pada periode 2 Januari-14 Februari 2014, IHSG mencatak level tertinggi di 4.555,37 dan terendah 4.175,81. Sedangkan nilai tukar rupiah sampai dengan 17 Februari berada di angka Rp 11.785 per dolar Amerika Serikat (AS). Harga minyak relatif stabil dengan rata-rata US$ 105,8 per barel.
"Peningkatan IHSG cukup baik di kawasan regional dibandingkan Filiphina dan Thailand. Dan nilai tukar rupiah mengalami apresiasi cukup tinggi 3,33% dari tahun lalu. Jadi 1-2 bulan terakhir ini kondisinya lebih baik," tutur dia.
Berikut adalah Asumsi Makro Indonesia dalam APBN dan outlook 2014
- Pertumbuhan ekonomi 6% menjadi 5,8%-6%
- Inflasi 5,5% menjadi 5,4%-5,7%
- Kurs rupiah per dolar AS Rp 10.500 menjadi Rp 11.500-Rp 12.000
- Bunga SPN 3 Bulan 5,5% menjadi 5,5%-6%
- ICP US$ 105 menjadi US$ 103-US$ 105
- Lifting minyak 870 ribu barel per hari menjadi 800 ribu-830 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,240 juta barel setara minyak per hari menjadi 1,200 juta-1,225 juta barel setara minyak per hari.
(Fik/Shd)
Sebagai informasi Fragile five merujuk pada lima negara yang dianggap memiliki kerentanan ekonomi cukup besar. Bersama Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki, Indonesia dinilai bakal menghadapi sejumlah persoalan krusial terkait penurunan neraca transaksi berjalan, inflasi, dan merosotnya nilai tukar mata yang.
Menteri Keuangan Chatib Basri dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR terkait Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 memastikan ekonomi Indonesia telah menunjukan tanda-tanda pemulihan.
Dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan mencapai 3,7% pada 2014, naik dari sebelumnya 3,6%, pemerintah berharap akan muncul pengaruh positif pada aktivitas ekspor nasional. Pemulihan ini tak terlepas dari membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS).
"Ekonomi negara maju bertumbuh, tapi sebaliknya di negara berkembang akan terjadi tekanan terhadap pasar keuangan. Ekonomi negara ASEAN Five diturunkan menjadi 5,1% dari perkiraan awal 5,4%. Ini akibat likuiditas atau arus modal dari negara berkembang kembali ke negara maju," terang Chatib di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/2/2014).
Chatib dengan sesumbar bahkan yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada dalam posisi terbaik dibandingkan empat negara yang masuk dalam Fragile Five.
Pemerintah memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini bakal tumbuh 6%, atau berada dalam rentang proyeksi Bank Indonesia yang memperkirakan berada di kisaran 5,8%-6,2%. "Sedangkan Bank Dunia meramalkan ekonomi kita 5,4% , jadi sedikit lebih baik," cetusnya.
Untuk memperkuat asumsinya tersebut, Menkeu melaporkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang awal tahun ini terus menunjukan penguatan. Hal yang sama tejadi pada nilai tukar rupiah yang kembali menguat terhadap dolar AS.
Pada periode 2 Januari-14 Februari 2014, IHSG mencatak level tertinggi di 4.555,37 dan terendah 4.175,81. Sedangkan nilai tukar rupiah sampai dengan 17 Februari berada di angka Rp 11.785 per dolar Amerika Serikat (AS). Harga minyak relatif stabil dengan rata-rata US$ 105,8 per barel.
"Peningkatan IHSG cukup baik di kawasan regional dibandingkan Filiphina dan Thailand. Dan nilai tukar rupiah mengalami apresiasi cukup tinggi 3,33% dari tahun lalu. Jadi 1-2 bulan terakhir ini kondisinya lebih baik," tutur dia.
Berikut adalah Asumsi Makro Indonesia dalam APBN dan outlook 2014
- Pertumbuhan ekonomi 6% menjadi 5,8%-6%
- Inflasi 5,5% menjadi 5,4%-5,7%
- Kurs rupiah per dolar AS Rp 10.500 menjadi Rp 11.500-Rp 12.000
- Bunga SPN 3 Bulan 5,5% menjadi 5,5%-6%
- ICP US$ 105 menjadi US$ 103-US$ 105
- Lifting minyak 870 ribu barel per hari menjadi 800 ribu-830 ribu barel per hari
- Lifting gas 1,240 juta barel setara minyak per hari menjadi 1,200 juta-1,225 juta barel setara minyak per hari.
(Fik/Shd)