Ciuman 'Mesra' untuk Istora dari Juara Dunia Bulutangkis China

Pemain asal China itu tiba-tiba bersimpuh di lantai. Lalu mencium lapangan tempat dia mengalahkan Lee Chong Wei

oleh Risa Kosasih diperbarui 16 Agu 2015, 21:02 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2015, 21:02 WIB
Chen Long
Chen Long

Liputan6.com, Jakarta - Pebulutangkis peringkat satu dunia, Chen Long tidak bisa menutupi perasaan emosional. Pemain asal China itu tiba-tiba bersimpuh di lantai. Lalu mencium lapangan tempat dia mengalahkan Lee Chong Wei di final nomor tunggal putera Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015.

Selebrasi penuh arti dari Chen Long. Bukan tanpa sebab dia menaruh hormat khusus pada Istora. Pertama kali, Chen Long mempertahankan gelar Kejuaraan Dunia. Tahun lalu, Chen Long juga merebut gelar yang sama.

Tapi tahun ini terasa lebih spesial, sebab  Chen Long bisa menaklukkan Istora Senayan; tempat yang angker bagi pebulutangkis tunggal putera Negeri Tirai Bambu. Termasuk Chen Long.

Chen Long mencium lantai Istora

"Selama beberapa tahun tunggal putra Tiongkok gagal menjadi juara di turnamen-turnamen di Jakarta. Maka saya sangat bahagia bisa mendapat gelar ini," tutur atlet 26 tahun itu.

Pernyataan Cheng Long mungkin merujuk fakta, sejak gelaran Indonesia Open 2004 di Jakarta, nomor tunggal putera China tidak mampu keluar sebagai juara. Pun dengan Chen Long. Empat kali tampil di Indonesia Open, dia selalu gagal memperlihatkan performa terbaik.

Berangkat dari sejarah itu, Chen Long selalu merasa gelisah selama menjalani Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta. "Saya sudah berada di sini sekitar 9 atau 10 hari. Setiap harinya terasa lama," kata Chen Long dalam jumpa pers.

Chen Long

Kecemasan Cheng Long tidak terbukti. Di partai final Kejuaraan Dunia 2015, pebulutangkis 26 tahun itu memukul mantan pebulutangkis terbaik sejagat asal Malaysia, Lee Chong Wei dengan skor 21-14 dan 21-17.

Terlepas dari catatan buruk pebulutangkis China, Cheng Long suka dengan aura Istora. Riuh rendah penonton membuat pertandingan lebih hidup.

"Saya kira tidak hanya saya tapi setiap pemain Tiongkok yang bermain melawan Indonesia pasti riuh. Penonton di Indonesia paham bulutangkis dan ini sangat menyenangkan," kata juara Thomas Cup 2010 tersebut. (Ris/Rjp)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya