Superliga Badminton: Sempat Tegang, Hera Desi Jadi Pahlawan

Hera Desi tidak menyangka akan menjadi penentu kemenangan tim Mutiara Cardinal atas Tjakrindo Masters di semifinal Superliga Badminton.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 25 Feb 2017, 01:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2017, 01:00 WIB

Liputan6.com, Surabaya - Ketegangan menyelimuti Hera Desi Ana Rachmawati saat turun pada partai kelima semifinal Djarum Superliga Badminton 2017 di DBL Arena, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/2/2017) petang WIB. Tunggal putri ketiga Mutiara Cardinal ini harus menang untuk membawa timnya lolos ke final.

Dari empat laga yang sudah dipertandingkan di semifinal Superliga Badminton, Mutiara Cardinal dan Tjakrindo Masters berbagi poin 2-2. Laga penentu pun jadi sangat menegangkan, terutama di kubu Mutiara Cardinal setelah Hera menyerah 18-21 di game pertama dari Yasuda Miku.

Namun, Hera mampu bangkit pada game kedua dan ketiga. Permainan reli dengan kombinasi pukulan silang serta di depan net membuat Yasuda kerepotan. Hera pun akhirnya menang 21-18 dan 21-17 untuk membawa Cardinal lolos ke final.
 
"Pada game pertama saya mainnya belum lepas, masih kebanyakan mikir kalau kalah bagaimana? Soalnya ini kan penentuan," kata Hera kepada awak media usai pertandingan.

"Di game kedua, saya main lebih tenang, ubah pola main jadi tidak buru-buru supaya nggak mati-mati sendiri."

Hera mengaku awalnya tidak menduga pertandingan harus diselesaikan hingga partai kelima. "Saya awalnya yakin Suci/Yulfira menang, tetapi saya kaget waktu mereka kalah. Namun, saya tadi sudah siap untuk main," ucapnya.

Mutiara Cardinal lolos ke final Superliga Badminton dengan skor 3-2. Hera pun menjadi pahlawan tim asal Bandung itu.

Lawan Berkat Abadi

Di final Sabtu (25/2/2017) besok, tim Mutiara Cardinal akan bertemu Berkat Abadi, yang menyingkirkan Hokuto Band dengan skor 3-1. Meski pendatang baru, Berkat Abadi memiliki kekuatan di atas Mutiara Cardinal. Pasalnya, tim asal Banjarmasiin ini diperkuat pebulu tangkis dunia, seperti Zhang Beiwen, Pui Yin Yip, dan Greysia Polii.

Namun, Hera melihat peluang timnya tentu ada. "Kalau bisa juara, saya benar-benar senang karena bisa mengangkat klub yang sudah 10 tahun belum bisa masuk final superliga," ucap Hera. "Saya pun siap dimainkan kembali di final."

Menurutnya, partai final nanti sudah tak terlalu bergantung pada kondisi fisik semata. "Kita dibilang capek, semua sudah capek karena sudah dari hari pertama habis-habisan. Besok final lebih kepada mental." pungkas Hera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya