Liputan6.com, Bandung - Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman mewaspadai tendangan bola mati tim Pusamania Borneo FC (PBFC) saat kedua tim bertemu, Minggu (5/3/2017) pada leg kedua babak semifinal Piala Presiden 2017. Djanur menyebut PBFC punya keuntungan karena banyak pemain berpostur tinggi.
Bukan tanpa alasan, Djanur mengatakan pada pertemuan pertama dua gol PBFC lahir berkat umpan set piece yang diteruskan dengan sundulan. Dalam laga itu Persib kalah 1-2.
Baca Juga
"Di sana (PBFC) memiliki pemain yang tiba-tiba muncul, ada striker Reinaldo punya postur tinggi dan Wanggai yang mencetak gol harus kami antisipasi dan pemain belakang mereka (Dirkir Glay dan Kunihiro Yamashita). Karena mereka skema seperti itu mengandalkan bola mati dan tendangan bebas jadi kami harus antisipasi itu," ucap Djanur dalam jumpa pers prapertandingan, Sabtu (4/3/2017)
Selain itu pertahanan tim berjuluk Pesut Etam terkenal menjadi yang terkokoh. Hingga lima pertandingan di Piala Presiden, gawang Wawan Hendrawan hanya kebobolan satu gol.
"Lini belakang PBFC di Piala Presiden ini sudah menunjukkan kinerja yang bagus, di fase grup belum kegogolan, cuma oleh Persib. Jadi lini pertahanan dan seluruh tim sudah siap. Kami harus pinter, kompak, mengerahkan segala kemampuan agar bisa mencetak gol," kata dia.
Advertisement
Tak Berpatok Target
Lebih lanjut Djanur menegaskan jika anak asuhnya enggan berpatok kepada target harus minimal memenangkan laga dengan skor 1-0.
"Target satu gol itu target minimal tapi Persib tidak berpatok kepada itu agar pemain lebih enak, nyaman, lepas dan berusaha untuk tidak mencetak satu gol saja. Lagipula kalau ada kesempatakan kenapa tidak cetak 2-3 gol," kata Djanur.
Advertisement