Ricuh Sepak Bola Honduras Tewaskan Bayi dalam Kandungan

Lima suporter tewas saat kericuhan mewarnai final turnamen Clausura di Honduras.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 29 Mei 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2017, 19:40 WIB
Fans Honduras
Fans Honduras (AP Photo/Fernando Antonio)

Liputan6.com, Honduras Lima suporter tewas dan 17 lainnya terluka akibat kericuhan yang melanda sepak bola Honduras. Sebagian besar meninggal dunia akibat terinjak-injak penonton lain.

Kericuhan bermula saat penonton memaksa masuk ke Stadion General Tiburcio Andino National di pusat Kota Tegucigalpa. Mereka ingin menyaksikan final turnamen Clausura yang mempertemukan Motagua dan Honduras Progreso, Senin pagi (29/5/2017). 

Stadion yang sudah terisi penuh memaksa polisi menghalau penonton yang memaksa masuk. Menggunakan meriam air dan gas air mata, petugas keamanan yang berjumlah sekitar 600 orang berupaya menghalau massa dari pintu masuk.

Namun, upaya ini justru membuat suporter marah. Bentrok pun tidak bisa terhindarkan. Sebagian lainnya panik dan berusaha menyelamatkan diri.

Sebagian suporter terjatuh dan terinjak-injak penonton lain yang berhamburan. Juru bicara rumah sakit, University Teaching Hospital--tempat sebagian korban dirawat, menyatakan, korban tewas akibat sesak napas dan patah tulang. Dua di antaranya meninggal di lokasi kejadian dan sisanya dalam perjalanan ke rumah sakit. 

Kericuhan ini juga membuat bayi dalam kandungan tewas akibat cedera parah yang menimpa ibunya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kelebihan Kapasitas

Sementara itu, pihak kepolisian mengklaim bahwa penonton yang hadir sudah melebihi kapasitas stadion yang hanya mampu menampung 30 ribu penonton.

Saat kejadian, penonton di dalam benar-benar penuh. Celakanya, ribuan suporter yang berada di luar juga memiliki tiket dan memaksa untuk masuk.

Petugas rumah sakit menyebutkan bahwa dua orang tewas di lokasi kejadian. Sedangkan, dua lainnya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Meski demikian, pertandingan tetap berlangsung setelah diawali dengan upacara mengheningkan cipta bagi para korban. Montagua akhirnya memenangi pertandingan dengan skor 3-0. Namun, presidennya, Eduardo Atlata, memilih tidak merayakan hasil ini. 

“Tidak ada yang perlu dirayakan dengan kejadian di stadion tadi. Pihak keamanan tidak membantalkan pertandingan meski sudah over kapasitas,” ujarnya di Twitter.*

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya