Liputan6.com, Manchester - Manchester United selalu memiliki tradisi membawa pemain muda ke tim utama. Namun, faktanya beberapa nama yang digadang-gadang bakal bicara banyak malah tampil mengecewakan dan tak sesuai ekspektasi.
Masa lalu, pemain seperti Bobby Charlton, George Best hingga Class of 92 yang diisi Ryan Giggs, Paul Scholes, David Beckham hingga Nicky Butt pernah mengharumkan akademi Manchester United. Mereka datang dari akademi dan melejit bawa The Red Devils mengilap.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pada masa-masa sekarang kecenderungan klub yang belanja besar-besaran. Klub besar acap dituntut memberi hasil instan.
Fakta ini membuat pemain muda sulit berkembang di klub mereka sendiri. Akibatnya, perlahan tapi pasti akademi Manchester United yang terkenal itu mulai tergerus.
Di bawah ini ada lima pemain produk akademi Man United yang sebenarnya punya potensi besar tapi justru tak sesuai ekspektasi. Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
5. Darron Gibson
Gelandang Irlandia Utara itu pernah menjadi prospek yang sangat berperingkat tinggi di United. Dia memiliki bakat untuk mencetak gol spektakuler, namun kurangnya kesempatan membuatnya tumpul.
Meski begitu, seandainya tinggal di United sedikit lebih lama, Gibson mungkin memiliki kesempatan untuk menerobos sejak Scholes gantung sepatu. Dia telah memiliki karier yang beragam sejak meninggalkan United untuk Everton pada tahun 2012.
Cedera mengganggu kemajuannya di sana. Gibson akhirnya pindah ke Sunderland tapi bahkan sejak saat itu dia tidak bisa masuk tim utama.
Â
Advertisement
4. Ravel Morrison
Ravel Morrison dipandang sebagai prospek yang sangat menarik saat berhasil masuk ke tim utama United tahun 2010. Namun sejak saat itu keadaan telah menurun dengan buruk bagi pemain tersebut.
Ironisnya, ia mengorbit pada saat yang sama dengan Paul Pogba. Namun saat Pogba telah menjadi pemain kelas dunia, Morrison menghabiskan bertahun-tahun terjebak di tim West Ham, dan dipinjamkan ke QPR.
Dia tidak pernah memenuhi janji awalnya. Hal itu karena perilakunya yang kurang disiplin, terutama soal kebiasaan mabuk dan juga untuk beberapa insiden lainnya. Hebatnya, Morrison masih berusia 25 tahun, yang masih cukup muda dalam hal sepak bola, jadi masih ada harapan baginya.
3. Kieran Richardson
Richardson memiliki banyak bakat, sama-sama mampu bermain di lini tengah maupun pertahanan. Namun, terlepas dari fleksibilitas ini, hal-hal yang tidak pernah benar-benar berhasil baginya di United.
Dia masih merupakan anggota skuat selama beberapa tahun tanpa mengalami kemajuan dalam tim utama. Richardson juga memburuk usai pindah ke Sunderland pada tahun 2007.
Dalam 5 tahun di sana, dia keluar-masuk dari tim utama saat Sunderland melawan degradasi. Tren serupa menyusul mengikuti langkahnya ke Fulham dan Aston Villa.
Advertisement
2. Fabio
Rafael menjadi saudara kandungnya yang lebih terkemuka. Namun karier Fabio di United tidak pernah benar-benar berjalan, meskipun pada awalnya harapan kedua saudara kandung tersebut akan mengulangi persaudara Neville yang baru di United.
Fabio kadang-kadang terlalu bersemangat dalam melakukan tekel dan akhirnya justru diusir wasit dalam beberapa kesempatan. Itu mungkin merupakan alasan kurangnya perkembangannya di United.
Dia akhirnya cabut ke Cardiff. Di sana pun dia gagal melakukan aksinya secara reguler melalui kariernya yang telah bangkit sejak pindah ke Middlesbrough.
1. Danny Welbeck
Welbeck boleh dibilang pemain dalam daftar ini yang menyumbang paling banyak penampilan di United. Dia sempat tampil sangat baik terutama saat bekerja sama dengan Wayne Rooney di 2011/12. Dia juga salah satu pemain terbaik pada musim David Moyes di klub tersebut.
Meskipun demikian, Anda tidak akan pernah benar-benar mengandalkan Welbeck untuk gol atau kebugarannya. Terlalu sering dia tidak konsisten atau gagal mencetak gol.. Dia akhirnya dilego Louis Van Gaal pada tahun 2014 dan bergabung dengan Arsenal.
Sejak itu, tak ada perubahan. Dia terlihat bagus saat bermain tapi masih belum cukup fit. Masalah cedera seperti menghambar kariernya. (Eka Setiawan)
Advertisement