Liputan6.com, Banjarmasin - Verawaty Fajrin menilai mental pemain akan menjadi kunci utama bagi pebulu tangkis Indonesia untuk meraih medali emas di Asian Games 2018. Pesta olahraga empat tahunan itu akan digelar di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus hingga 2 September.
Baca Juga
Advertisement
"Kita main di Istora. Jelas akan mendapatkan dukungan penuh. Tapi, kalau mental tak bagus akan berat bagi pemain. Apalagi, sebelumnya punya rekor yang tidak bagus selama main di Istora," tutur Verawaty dalam acara kirab obor Asian Games 2018 di Banjarmasin, Senin (30/7/2018), seperti dikutip dari Antara.
Pebulu tangkis yang sukses merebut medali emas Asian Games 1978 bersama Imelda Wiguna ini berharap Indonesia membuat kejutan. Khusus bulu tangkis, perempuan berusia 60 tahun itu meminta jangan hanya mengandalkan ganda putra dan ganda campuran untuk meraih emas.
Namun, ia juga menyadari jika saat ini terjadi ketimpangan, terutama untuk ganda putri, tunggal putra, dan putri. Menurut dia, khusus untuk ganda putri butuh tenaga ekstra jika ingin meraih medali emas sekalipun Asian Games digelar di Tanah Air.
Maksimalkan Peluang
"Lihat saja selama mereka bermain di Istora. Seperti Indonesia Open. Mereka (ganda putri) kesulitan masuk semifinal. Makanya saya berharap ada kejutan," kata pemain yang sukses menjadi juara World Grand Prix Final bersama Eddy Hartono itu.
Verawaty menilai pebulu tangkis Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang bakal menjadi batu sandungan bagi atlet-atlet Indonesia. Namun, ia berharap Liliyana Natsir dan kawan-kawan bisa memaksimalkan peluang dan dukungan dari publik sendiri.
Advertisement
Kirab Obor
Verawaty Fajrin merupakan salah satu mantan atlet yang terlibat dalam kirab obor Asian Games 2018 di Banjarmasin. Mantan pebulu tangkis itu bahkan ikut mengawal obor yang dibawa secara bergantian.
"Saya sangat bangga dilibatkan dalam kirab obor Asian Games. Ini adalah momen yang langka. Saya berharap semangat kirab ini bisa menular ke atlet Indonesia yang akan turun di Asian Games nanti," ujarnya.
Kirab obor di Banjarmasin dilakukan mulai Bandara Syamsudin Noor. Setelah masuk kota Banjarmasin, selain dibawa berlari, obor juga dibawa menyusuri Sungai Martapura yang terdapat pasar terapung. Setelah itu, api dibawa ke Gedung Mahligai Pancasila.