Piala AFF 2000: Kala Timnas Indonesia Hampir Juara di Thailand

Bola.com mengajak pembaca bernostalgia mengenang kiprah Timnas Indonesia di Piala AFF 2000.

oleh Ario YosiaBenediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 25 Okt 2018, 13:46 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 13:46 WIB
Jejak Tim Merah-Putih di Piala AFF: 2000 (Bola.com/Adreanus Titus)
Jejak Tim Merah-Putih di Piala AFF: 2000 (Bola.com/Adreanus Titus)

Jakarta - Timnas Indonesia sukses melaju hingga ke final di Piala AFF edisi 2000 (saat ini Piala Tiger). Namun, Tim Garuda tidak tak berdaya ketika harus menghadapi Thailand. Tim Negeri Gajah Putih jadi momok bagi Tim Merah-Putih. Mereka dua kali menggasak Indonesia di edisi turnamen kali ini.

Timnas Indonesia tampil cukup apik di Piala Tiger 2000 yang digelar di Thailand setelah menanggung malu di edisi 1998. Sepak bola gajah yang dilakukan Indonesia Mursyid Effendi dengan mencetak gol bunuh diri saat menghadapi Thailand mencoreng nama Indonesia di sepak bola level internasional.

Tim Garuda datang dengan 24 pemain, termasuk Gendut Doni Christiawan yang sempat tidak masuk tim sebelum Bambang Pamungkas akhirnya batal bergabung.

Tim Garuda yang memiliki komposisi terbaik saat itu langsung tampil menggebrak saat menghadapi Filipina di pertandingan pertama. Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Bento menjadi pilihan utama lini depan Timnas Indonesia dalam pertandingan tersebut.

Hasilnya pertandingan pertama pun sangat memuaskan. Timnas Indonesia memukul Filipina tiga gol tanpa balas. Aji Santoso, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Eko Purdjianto sukses membuat Edmundo Mercado harus tiga kali mengambil bola dari dalam gawangnya sendiri.

Timnas Indonesia juga meraih kemenangan telak 5-0 saat menghadapi Myanmar. Duet Kurniawan Dwi Yulianto dan Gendut Doni Christiawan tampil memukau dalam pertandingan tersebut.  Masing-masing pemain itu mencetak dua gol, sementara satu gol lain dicetak oleh Uston Nawawi.

Kemenangan atas Myanmar itu adalah kemenangan yang mengantarkan Tim Garuda bisa melangkah ke semifinal sebagai runner-up Grup A karena kalah kelas dari Thailand yang di laga kedua menghujam Indonesia dengan skor telak 4-1.

Timnas Indonesia saat berjumpa Thailand di Piala AFF 2000. (Bola.com/Kientcut.net.vn)

Ya, kekalahan telak 1-4 yang dialami Indonesia dari Thailand terjadi di pertandingan kedua babak grup, di mana buntutnya adalah pelatih Nandar Iskandar diistirahatkan oleh Manajer Timnas Indonesia saat itu, Muhammad Zein.

Namun, beruntung Indonesia masih bisa melangkah ke semifinal karena berhasil meraih kemenangan telak dalam dua laga lainnya dan menghadapi Vietnam di babak empat besar.

Timnas Indonesia yang sempat unggul lebih dulu atas Vietnam di pertandingan semifinal akhirnya harus memaksakan perpanjangan waktu setelah bermain imbang 2-2 dalam waktu normal 90 menit. Beruntung gol penentu kemenangan diciptakan Gendut Doni pada menit terakhir babak perpanjangan waktu kedua, atau menit ke-120.

Tim Garuda pun melangkah ke final dan akhirnya harus kembali menghadapi Thailand yang meraih kemenangan 2-0 atas Malaysia beberapa jam setelahnya.

Sayangnya mimpi buruk Timnas Indonesia di fase grup kembali terulang di pertandingan puncak yang digelar di Staadion Rajamangala, Bangkok. Thailand kembali melucuti Indonesia dengan skor telak.

Tak tanggung-tanggung, Thailand seperti ingin memperlihatkan bahwa kemenangan mereka atas Indonesia di fase grup bukan kebetulan semata. Kedudukan 4-1 untuk kemenangan Thailand kembali terukir di papan skor, seperti halnya di babak grup.

Worrawoot Srimaka, yang mencetak dua gol ke gawang Indonesia di fase grup, seperti menjadi mimpi buruk bagi Timnas Indonesia di pertandingan final. Striker senior Thailand itu mencetak hattrick pada pertandingan final, membuatnya sukses mengejar Gendut Doni dalam daftar pencetak gol terbanyak Piala Tiger 2000. Baik Srimaka dan Gendut Doni sama-sama mengemas lima gol sepanjang turnamen.

Polemik PSSI

Keberhasilan Timnas Indonesia mencapai pertandingan puncak menjadi sebuah prestasi. Namun, ternyata ada polemik yang sempat terjadi di tubuh Tim Merah-Putih yang tengah berjuang di Thailand saat itu.

Kekalahan Timnas Indonesia dari Thailand di fase grup diikuti dengan keputusan manajer tim, Muhammad Zein, mengistirahatkan sang pelatih kepala, Nandar Iskandar. Keputusan itu pun disetujui oleh Ketua Badan Tim Nasional (BTN) yang kala itu dijabat oleh Nurdin Halid. Dananjaya dan Rudi Keljes yang saat itu merupakan asisten pelatih Timnas Indonesia pun menjadi caretaker.

Mantan Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid (tengah), ambil bagian dalam polemik mengistirahatkan Pelatih Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000, Nandar Iskandar. Nurdin Halid saat itu masih menjabat sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Gejolak di dalam tubuh Timnas Indonesia pun tidak bisa dihindari setelah pulangnya Nandar Iskandar lebih dulu dari Thailand. Permasalahan tersebut pun tidak bisa dimungkiri cukup berimbas kepada performa tim yang tengah bertanding.

Saat itu kabar yang berhembus mengatakan bahwa pengistirahatan Nandar dari posisi pelatih kepala dilakukan karena adanya ketidakcocokan gaya kepelatihannya yang dirasakan oleh para pemain. Selain itu Zein juga mengatakan bahwa Nandar sendiri yang meminta untuk istirahat karena tekanan nonteknis terlalu kuat.

Seperti dilansir Harian Kompas, Nandar mengungkapkan kepada para wartawan di Jakarta bahwa semua kabar miring mengenai dirinya dari Muhammad Zein adalah tidak benar. Zein bahkan juga dinilai berbohong saat mengatakan Nandar meminta istirahat. Besar kemungkinannya adalah karena kekecewaan karena Timnas Indonesia kalah telak 1-4 dari Thailand di pertandingan kedua fase grup.

Namun, kekalahan 1-4 dari Thailand di pertandingan final Piala Tiger 2000 seakan memiliki dua arti. Timnas Indonesia merasakan langsung dampak negatif dari polemik yang terjadi saat itu, dan tentu saja memang Timnas Indonesia kalah kelas ketimbang Thailand terlepas ada atau tidak Nandar Iskandar di posisinya sebagai pelatih kepala.

Data-Fakta

Data Perjalanan Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000

PENYISIHAN

Indonesia Vs Filipina 3-0

Pencetak gol: Aji Santoso 31', Kurniawan Dwi Yulianto 58', Eko Purdjianto 84' (Indonesia)

Indonesia Vs Thailand 1-4

Pencetak gol:Indonesia: Gendut Doni Christiawan 57' (Indonesia); Worrawoot Srimaka 25' 49', Kiatisuk Senamuang 59', Dusit Chalermsan 79' (Thailand)

Indonesia 5-0 Myanmar

Pencetak gol: Gendut Doni Christiawan 43' 57', Uston Nawawi 70', Kurniawan Dwi Yulianto 74' 82' (Indonesia)

SEMIFINAL

Indonesia 3-2 Vietnam

Pencetak gol: Gendut Doni Christiawan 39' 120', Matheus Nurdiantara 75' (Indonesia); Nguyen Hong Son 45', Vu Cong Tuyen 90' (Vietnam)

FINAL

Indonesia 1-4 Thailand

Pencetak gol: Uston Nawawi 20' (Indonesia); Worrawoot Srimaka 14' 18' 32', Tanongsak Prajakkata 65' (Thailand)

Sensasi Gendut Doni

Sosok pemain depan kelahiran 7 Desember 1978 ini menjadi salah satu yang penting dalam skuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000. Namun, tahukah Anda bahwa Gendut Doni Christiawan sempat tersisihkan dari Tim Garuda sebelum berangkat ke Thailand?

Gendut Doni kalah bersaing striker-striker lain Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto, dan Bambang Pamungkas yang disukai style bermainnya oleh Nandar Iskandar.

Namun, Bambang akhirnya tidak mendapatkan izin dari EHC Norad, klub asal Belanda yang ia bela saat itu. Gendut Doni pun mendapatkan tempat satu hari sebelum keberangkatan Timnas Indonesia menuju Thailand.

 

 

"Semula saya tidak masuk skuat ke Thailand. Namun, saya dipanggil lagi untuk menggantikan posisi Bepe. Akhirnya saya kembali bergabung dengan skuat Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 sehari sebelum keberangkatan," kisah Gendut Doni kepada Bola.com.

Keputusan Nandar Iskandar memanggil kembali Gendut Doni untuk menggantikan posisi Bambang Pamungkas pun terasa sangat tepat. Gendut Doni mampu memperlihatkan ketajaman yang luar biasa dan bahkan bisa disebut paling agresif di tubuh Tim Merah-Putih saat itu.

Pelatih Timnas Thailand saat itu, Peter White, bahkan menilai kekalahan Vietnam dari Indonesia di pertandingan semifinal karena tim negeri Paman Ho itu tidak memperhitungkan keberadaan Gendut Doni dalam pertandingan tersebut.

Gendut Doni Christiawan melakukan selebrasi usai membobol gawang Vietnam di semifinal Piala AFF 2000. (AFP/Pornchai Kittiwongsakul)

"Vietnam kalah karena repot mengurusi Kurniawan tanpa memperhitungkan Gendut Doni yang lebih agresif," ujar Peter White seperti dilansir Harian Pelita, 18 November 2000.

Pendapat Peter White itu memang tidak salah dan berdasarkan kepada pengalamannya. Thailand menjadi tim pertama yang harus merasakan ketajaman seorang Gendut Doni di fase grup. Satu-satunya gol Indonesia ke gawang Thailand, dalam pertandingan kedua babak grup yang berakhir dengan skor 1-4, dicetak oleh Gendut Doni.

Myanmar pun harus merasakan ketajamannya dalam laga terakhir babak grup. Dua gol Gendut Doni, ditambah dua gol Kurniawan dan satu gol dari Uston Nawawi, sukses membuat Timnas Indonesia membungkam Myanmar lima gol tanpa balas.

Vietnam pun harus merasakan kegagalan di semifinal karena Gendut Doni. Pemain yang kemudian ikut mengantar Persija Jakarta meraih juara Liga Indonesia 2001 itu sukses menjadi penyelamat Timnas Indonesia dengan mencetak gol pertama dalam pertandingan itu dan juga gol penentu kemenangan di akhir babak perpanjangan waktu sekaligus menyingkirkan Vietnam dengan skor akhir 3-2.

Tanpa Gendut Doni di laga kontra Vietnam, Indonesia pasti sudah pulang lebih dulu.

Indonesia berhasil ke final dan Gendut Doni menjadi pencetak gol terbanyak sementara dengan lima gol. Namun, Indonesia akhirnya gagal meraih juara karena kalah 1-4 dari Thailand di partai puncak, di mana striker Thailand, Worrawoot Srimaka, mencetak dua gol dan akhirnya mengumpulkan jumlah gol yang sama dengan Gendut Doni. Keduanya pun menjadi Top Scorer bersama Piala Tiger 2000 dengan torehan lima gol.

Sumber: Bola.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya