Mitos Tampil Meredup Setelah Jadi Runner-up Liga Inggris Menghantui Liverpool

Dalam sejumlah catatan, ketika Liverpool finis di posisi kedua Liga Inggris, pada musim berikutnya The Reds malah terlempar dari 4 besar.

oleh Ario Yosia diperbarui 10 Agu 2019, 18:50 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 18:50 WIB
Liverpool Kudeta Manchester City Usai Tumbangkan Cardiff City
Selebrasi pemain Liverpool dari gol yang dicetak Wijnadum pada laga lanjutan Premier League yang berlangsung di Stadion Millenium, Cardiff, Minggu (21/4). Liverpool menang 2-0 atas Cardiff City. (AFP/Geoff Caddick)

Liverpool - Liverpool meraup 97 poin musim lalu sekaligus mengaransi posisi runner-up Premier League. Menatap musim ini, The Reds punya segala modal untuk menyaingi juara bertahan Manchester City.

Sejak terakhir kali meraih trofi juara Liga Inggris pada tahun 1990, mereka telah finis di posisi dua besar sebanyak lima kali, yakni pada 1991-1992, 2002-2003, 2009-2010, 2014-2015, dan terakhir 2018-2019 tentunya.

Fakta menunjukkan setelah menjadi runner-up kompetisi Liverpool meredup pada musim selanjutnya. Lihat data di bawah ini:

  • 1990-1991 Posisi 2
  • 1991-1992 Posisi 6
  • 2001-2002 Posisi 2
  • 2002-2003 Posisi 5
  • 2008-2009 Posisi 2
  • 2009-2010 Posisi 7
  • 2013-2014 Posisi 2
  • 2014-2015 Posisi 6
  • 2018-2019 Posisi 2
  • 2019-2020 ?

Jurgen Klopp dibayangi kutukan manajer pendahulunya: Graeme Souness, Gerard Houllier, Rafael Benitez, Brendan Rodgers. Penggemar Liverpool berharap hal itu tak terjadi. Musim lalu, walau gagal menjadi juara Premier League, Mohamed Salah dkk. memenangi gelar prestisius: Liga Champions.

Tapi tentu saja jika mengacu sejarah, Klopp bisa juga tergelincir seperti para seniornya. Apalagi nakhoda asal Jerman itu, terlihat pasif di bursa transfer musim panas ini. Berbeda dengan kompetitor utamanya, Manchester City yang memboyong empat pemain baru untuk peremajaan skuat.

Kedalaman Skuat

Jurgen Klopp, LIverpool
Manajer Liverpool, Jurgen Klopp (bertopi), berselebrasi bersama para pemain setelah mengalahkan Barcelona pada leg kedua semifinal Liga Champions, di Anfield, Rabu (8/5/2019) dini hari WIB. (AFP/Paul Ellis)

Orang nomor satu Liverpool, John Henry mengatakan selama musim panas bahwa klub akan "fokus" untuk memenangkan Premier League musim ini. Dan ia amat yakin Jurgen Klopp bisa mewujudkan target tinggi tersebut.

Benarkah rasa percaya diri itu berlebihan?

Liverpool terlihat tak stabil di sepanjang laga-laga pramusim. Tiga pemain depan mereka Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah sibuk dengan aktivitas laga internasional bersama timnas negaranya.

Ada juga kekhawatiran atas penampilan Liverpool setelah tiga kekalahan dalam tujuh pertandingan persahabatan pra-musim, meskipun penampilan Liverpool terlihat membaik  di Community Shield melawan seteru utamnya Manchester City.

Mereka kalah adu penalti, namun di sepanjang laga yang berkesudahan dengan imbang 1-1, Liverpool mendominasi permainan.

Di bursa transfer ini, Liverpool mungkin hanya mendatangkan pemain hijau daun, Sepp van den Berg dan Harvey Elliott serta kiper cadangan Adrian, tetapi hal itu diyakini tidak akan menjadi sebuah masalah. Jurgen Klopp tetap menjaga pilar-pilar kunci di tim musim lalu tetap berada di tim musim ini.

"Liverpool memiliki kekuatan yang baik secara mendalam di skuad mereka, terutama di lini tengah, dan di belakang. Mereka punya pertahanan yang sangat baik," kata mantan gelandang The Reds, Danny Murphy.

"Ada Alex Oxlade-Chamberlain dan Joe Gomez, pemain yang musim lalu lebih banyak menepi karena cedera. Kini mereka siap dalam kondisi bugar. Mereka layaknya jadi pemain baru yang dibutuhkan tim."

Hanya memang di beberapa posisi, kedalaman skuat Liverpool bermasalah.

"Andy Robertson di sektor pertahanan kiri. Ia adalah pemain yang luar biasa, tetapi bisakah ia memainkan setiap pertandingan dengan intensitas yang sama?" kata Danny Murphy.

Andai saja Liverpool berbelanja pemain baru di beberapa posisi, kondisinya berbeda.

"Saya selalu mengatakan perbedaan antara keinginan dan kebutuhan adalah kebutuhan adalah jika Anda tidak punya pilihan. Jika Anda menginginkan sesuatu, Anda punya pilihan," kata mantan sang pemain belakang.

Situasi berbeda di sektor depan, Liverpool punya opsi yang lumayan jika trisula mereka bermasalah. Mereka punya Xherdan Shaqiri dan Divock Origi. Penting bagi Liverpool mengelola level kebugaran pemain-pemain kuncinya.

 

Pentingnya Raihan Liga Champions

Pesta Liverpool dan Duka Tottenham di Final Liga Champions
Pemain Liverpool Jordan Henderson mengangkat trofi juara Liga Champions usai mengalahkan Tottenham Hotspur di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, Sabtu (1/6/ 2019). (AP Photo/Francisco Seco)

Liverpool memenangkan trofi pertama mereka di bawah komando Jurgen Klopp, yang mulai bekerja  pada Oktober 2015, dengan kesuksesan meraih Liga Champions, Murphy melihat ada potensi Liverpool akan mendapat sesuatu yang lebih besar lagi, dalam hal ini gelar Premier League.

"Yang terberat adalah sekelompok pemain berkualitas menanggung beban tidak pernah dapat trofi. Sekarang Liverpool telah memenangkan Liga Champions, mereka mungkin berpikir 'mari kita taruh telur kita dalam satu keranjang' [dan fokus pada Premier League].

"Sudahkah Liverpool berkembang di bawah Jurgen Klopp? Ya. Apakah mereka bisa berkompetisi di persaingan juara Liga Inggris dan Eropa Eropa? Ya, benar.

Stadion telah diperbarui dan dikembangkan, skuad berada dalam posisi yang sehat dan mereka telah memenangkan trofi besar. Ada begitu banyak hal positif bagi mereka untuk terus maju dan meraih lebih banyak kesuksesan," ujar Danny Murphy.

So, kekhawatiran Liverpool bakal antiklimaks musim ini terasa berlebihan.

Sumber: BBC

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya