Jakarta - Warna Eropa Timur kian mengental di sepak bola Indonesia. Umumnya, mereka bernilai lebih murah dibanding legiun asing dari Amerika Selatan, khususnya Brasil dan Argentina.
Ilija Spasojevic dan Marko Simic menjadi dua pemain Eropa Timur yang paling populer di Indonesia saat ini. Meski nama pertama telah berganti kewarganegaraan dari Montenegro menjadi Indonesia pada 2017.
Makin melejitnya pamor pemain Eropa Timur di Indonesia berbanding lurus dengan lunturnya tradisi mendatangkan pemain Afrika oleh klub Indonesia. Faktornya bermacam-macam. Mulai dari tingkah pemain Afrika yang kerap indisipliner hingga verifikasi ketat dan daftar hitam dari imigrasi kepada sejumlah negara Afrika.
Advertisement
Kedatangkan Ilija Spasojevic ke Indonesia pada 2011 membangkitkan gairah Eropa Timur di Liga Indonesia. Setelah membela Bali Devata pada musim pertamanya di Tanah Air, pemain berusia 32 tahun itu pindah ke PSM Makassar pada 2011-2013, Mitra Kukar pada 2013, Putra Samarinda pada 2014, dan Persib Bandung pada 2015.
Spaso, panggilannya, turut mengantar Persib menjuarai turnamen pramusim paling bergengsi di Indonesia, Piala Presiden pada 2015.
Merasa cukup sukses di Indonesia, Spaso merantau ke Malaysia untuk memperkuat Melaka United, klub kasta kedua di Negeri Jiran. Selama dua musim hingga 2017, pemain bernomor punggung sembilan ini sukses meraih gelar juara Liga Primer Malaysia sekaligus top scorer kompetisi dengan 24 gol.
Punya keinginan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Spaso kembali ke Tanah Air pada 2017 untuk membela Bhayangkara FC. Dia bergabung pada pertengahan musim. Waktu setengah kompetisi sudah cukup untuknya mengantar tim milik kepolisian ini ke tangga juara Liga 1.
Spaso lalu hijrah ke Bali United pada 2018 dan menghadiahi tim berjulukan Serdadu Tridatu itu sebuah gelar juara Liga 1 pada musim lalu.
Selama kariernya di Indonesia, Ilija Spasojevic tercatat telah mengemas 81 gol untuk lima klub dalam kurun waktu tujuh tahun. Untuk ukuran ketajaman, pemain kelahiran Bar, Montenegro ini masih unggul dibandingkan Simic karena rentang waktu bermain yang lebih lama.
Marko Simic, Raja Gol Baru Sepak Bola Indonesia
Kepopuleran Simic langsung meningkat drastis setelah membawa Persija menjuarai Piala Presiden 2018 sekaligus pemain tersubur turnamen pramusim itu dengan 11 gol.
Pada musim pertamanya bersama Persija di Liga 1 2018 setelah melanglang buana di Vietnam dan Malaysia, Simic berhasil mengantar tim ibu kota menjuarai kompetisi dan menorehkan 18 gol dari 30 laga.
Memasuki tahun keduanya, Simic gagal mempertahankan gelar bagi Persija. Namun, eks Melaka United ini berhasil merebut penghargaan top scorer Liga 1 2019 dengan mencetak 28 gol dari 32 laga.
Hingga pekan ketiga Shopee Liga 1 2020, total Simic telah mengemas 62 gol bersama Persija di kompetisi resmi, termasuk Piala Indonesia, Piala AFC, dan Kualifikasi Liga Champions Asia.
Selain karena ketajamannya, kebekenan Simic juga dipengaruhi oleh perawakannya yang tinggi besar khas pemain Eropa Timur. Bumbu-bumbu masalah di luar lapangan, seperti dugaan pelecehan terhadap pedangdut Via Vallen pada 2018, meningkatkan popularitasnya.
Selain Simic di pentas Shopee Liga 1 2020, ada Aleksandar Rakic dab Danilo Sekulic pesepak bola asal Serbia yang membela Barito Putera. Persita Tangerang punya sosok Eldar Hasanovic (Bosnia) dan Yevhen Budnik (Ukraina). Persela Lamongan sempat meminang Jasmin Mecinovic asal Macedonia.
Kehadiran mereka membuat persaingan kompetisi kasta elite kian seru. Anggapan kalau pemain asal Eropa Timur tak bisa berkembang di Indonesia pelan-pelan hilang.
Advertisement
Karier Ilija Spasojevic dan Marko Simic di Indonesia
Ilija Spasojevic
- Bali Devata (2011) 8 Gol
- PSM Makassar (2011-2013) 15 Gol
- Mitra Kukar (2013) 10 Gol
- Putra Samarinda (2014) 10 Gol
- Bhayangkara FC (2017) 13 Gol
- Bali United (2018-2020) 25 Gol
Marko Simic
- Persija Jakarta (2018-2020) 47 Gol
Disadur dari Bola.com (Penulis Muhammad Adiyaksa / Editor Benediktus Gerendo Pradigdo, Published 9/5/2020)