Nottingham Forest Turun ke Zona Degradasi Akibat Sanksi Pengurangan Poin

Nottingham Forest harus berada di Zona Degradasi setelah diberikan sanksi pengurangan poin akibat melanggar aturan Liga Premier.

oleh Rossa Izza Amalia diperbarui 19 Mar 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2024, 12:00 WIB
Nottingham Forest vs Tottenham Hotspur
Sepasang gol kemenangan Spurs disarangkan Richarlison pada menit ke-45+2 dan Dejan Kulusevski menit ke-65. (AP Photo/Rui Vieira)

Liputan6.com, Jakarta- Nottingham Forest mendapat pengurangan empat poin setelah dinyatakan melanggar aturan Profit dan Keberlanjutan Liga Premier (PSR). Pengumuman ini datang dari Liga Premier pada hari Senin (18/3/2024), yang mengakibatkan tim tersebut masuk ke zona degradasi.

Sebelum sanksi diberlakukan, Forest telah berhasil mengumpulkan 25 poin dari 29 pertandingan musim ini. Namun, setelah penalti diterapkan pada hari Senin, mereka harus rela berkurang menjadi 21 poin.

Perubahan ini secara langsung mempengaruhi peringkat mereka di klasemen Liga Inggris, dengan Forest tergeser ke posisi 18, hanya berjarak satu poin dari Luton Town yang berada di peringkat di atasnya.

Ini merupakan sanksi kedua pengurangan poin dalam Liga Premier musim ini, setelah sebelumnya Everton juga mengalami pengurangan sebanyak 10 poin.

Namun, sanksi ini kemudian dikurangi menjadi enam poin setelah klub tersebut mengajukan banding.

Everton dikenai sanksi ini karena pelanggaran PSR, dan mereka juga tengah menghadapi hukuman tambahan untuk pelanggaran lain yang terjadi dalam periode yang sama dengan kasus yang menimpa Nottingham Forest.

Komisi Independen Potong Sanksi untuk Forest

Foto: Aksi Pemain Nottingham Forest Saat Mempermalukan Chelsea di Liga Inggris
Pemain Nottingham Forest, Anthony Elanga, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Chelsea pada pertandingan pekan keempat Premier League 2023/2024 di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (2/9/2023). Chelsea takluk 0-1 dari sang tamu. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Komisi independen akhirnya mengambil keputusan mengenai sanksi yang akan diberikan kepada Nottingham Forest setelah sidang selama dua hari dan memberikan kesempatan bagi klub untuk memaparkan sejumlah faktor yang dapat meringankan kasus mereka.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Liga Premier menyatakan bahwa klub telah menunjukkan kerja sama yang baik sepanjang proses penyelidikan. Ini merupakan poin penting yang diperhitungkan oleh Komisi independen dalam membuat keputusan mereka.

Menurut laporan dari komisi independen, awalnya Forest dihadapkan pada tuntutan pengurangan enam poin. Namun, setelah mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk permohonan awal dari klub dan kerja sama yang signifikan selama penyelidikan, sanksi tersebut dikurangi menjadi empat poin.

Nottingham Forest Kecewa dengan Sanksi yang Diajukan

Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan pada Senin malam, Nottingham Forest mengekspresikan rasa kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil. Mereka menyatakan bahwa mereka merasa sangat kecewa dengan pendekatan dan substansi dari pengajuan yang diajukan oleh Liga Premier kepada Komisi independen.

"Kami merasa sangat kecewa dengan pendekatan yang diambil oleh Liga Premier dalam menghadapi kasus ini," ujar pernyataan dari klub tersebut.

"Selama berbulan-bulan kami menjalin hubungan yang kuat dengan Premier League, dan kami telah menunjukkan kerja sama yang luar biasa sepanjang proses ini. Keputusan ini benar-benar tak terduga bagi kami dan telah menggoyahkan kepercayaan serta keyakinan yang kami miliki terhadap Liga Premier."

Mereka juga menyoroti ketidakproporsionalan dari sanksi yang diajukan, khususnya karena permintaan untuk pengurangan delapan poin sebagai titik awal. Menurut mereka, hal ini tidak sebanding dengan aturan kebangkrutan yang hanya menetapkan kerugian maksimum sebesar £105 juta dalam tiga tahun bagi klub Liga Premier.

Keseluruhan pernyataan tersebut mencerminkan kekecewaan dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh Nottingham Forest terhadap pengurangan poin yang diberlakukan dan proses yang mengiringinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya