Radja Nasution Prihatin Kondisi Kolam Renang GBK

Dikatakannya, kegiatan latihan renang sering terganggu oleh kegiatan di luar olahraga.

oleh Defri Saefullah diperbarui 23 Nov 2013, 15:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2013, 15:30 WIB
gbk-131123b.jpg
Pelatih dan pimpinan klub renang Pari Sakti, Radja M Nasution menyatakan prihatin dengan tidak adanya perhatian dari pengelola Gelora Bung Karno (GBK) terhadap kondisi kolam renang yang ada di area olahraga yang terletak di dalam kota Jakarta tersebut.

"Dulu, kegiatan olahraga lebih diprioritaskan pihak pengelola GBK. Kini, semua hanya tinggal kenangan. Sudah seminggu, anak-anak berlatih di air kotor berwarna hijau. Kasihan mereka jika terkena penyakit kulit. Saya sudah melapor ke pihak pengelola tapi tak ada perbaikan dilakukan terhadap pompa yang rusak," katanya, Jumat (23/11/2013).

"Yang lebih parah lagi, kegiatan latihan renang sering sekali terganggu. Ini semua akibat kebijakan pengelola yang hampir setiap dua hari sekali menyewakan lahan untuk kegiatan yang tidak ada hubungan dengan olahraga di areal kolam renang," tambahnya.

Pelatih renang kawakan yang mengalirkan darah renang kepada putra dan putrinya yaitu ratu renang nasional Elfira Rosa Nasution serta Akbar Nasution itu, masih berharap prestasi renang dari para atlet nasional bisa lebih meningkat jika prasarana dan sarana latihan yang mereka butuhkan bisa tersedia secara maksimal.

"Kami pikir dengan kondisi kolam yang seperti sekarang ini, tidak mungkin seorang atlet bisa berlatih secara maksimal, dan akibatnya berpengaruh dengan prestasi," katanya.

Radja M Nasution di sisi lain juga mengatakan ia hanya akan bisa berharap kepada pemerintah yaitu Menpora Roy Suryo untuk segera memberikan perhatian.

"Saya hanya bisa berharap Pemerintah bisa mengembalikan kenangan itu. Kegiatan olahraga renang menjadi prioritas utama sehingga bisa lahir atlet renang berkualitas yang mampu membawa harum nama bangsa dan negara," katanya.

Mantan pemain polo air itu telah mengabdikan hidupnya untuk membina perenang. Bukan hanya empat anaknya dijadikan perenang nasional tetapi lewat tangan "dingin" nya banyak lahir perenang nasional yang berprestasi di SEA Games.

Di usia senja, Raja yang berada di kursi roda karena kakinya diamputasi akibat penyakit diabetes tetap saja semangat melatih. Teriakan kerasnya jelas terdengar saat memberikan instruksi.

"Saya itu tidak akan bisa lepas dari renang. Makanya, saya akan terus mengabdi untuk membangun prestasi olahraga renang," tambahnya. (ant/Def)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya