Cek Fakta: Tidak Benar Anggota KAMI se-Jawa akan Bunuh Diri Jika Jokowi Tak Mundur dari Kursi Presiden

Beredar kabar anggota KAMI se-Jawa akan bunuh diri jika Jokowi tidak mundur dari kursi presiden. Benarkah?

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 09 Jul 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2021, 18:00 WIB
Gambar Tangkapan Layar Kabar tentang Anggota KAMI se-Jawa akan Bunuh Diri Jika Jokowi Tak Mundur dari Kursi Presiden (sumber: Facebook)
Gambar Tangkapan Layar Kabar tentang Anggota KAMI se-Jawa akan Bunuh Diri Jika Jokowi Tak Mundur dari Kursi Presiden (sumber: Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa akan bunuh diri jika Jokowi tidak mundur dari kursi presiden beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Hadi Sangkan Paran Dhumadi pada 6 Juli 2021.

Akun Facebook Hadi Sangkan Paran Dhumadi mengunggah gambar sejumlah anggota KAMI yang tengah duduk sambil mengepalkan tangan. Dalam gambar tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"KAFHAN ??????

Pernyataan KAMI Se Jawa jika Jokowi tak mundur Kami Satu komando Bunuh diri"

"5721. Yuk. ...kita sumbang kain. .kafan yuk .....," tulis akun Facebook Hadi Sangkan Paran Dhumadi.

Konten yang disebarkan akun Facebook Hadi Sangkan Paran Dhumadi telah 10 kali dibagikan dan mendapat 46 komentar warganet.

Benarkah anggota KAMI se-Jawa akan bunuh diri jika Jokowi tidak mundur dari kursi presiden? Berikut penelusurannya.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa akan bunuh diri jika Jokowi tidak mundur dari kursi presiden. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "kami se-jawa bunuh diri jokowi" di kolom pencarian Google Search.

Hasilnya tidak ditemukan informasi valid terkait kabar tersebut. Liputan6.com justru menemukan artikel yang memuat pernyataan KAMI se-Jawa terkait kritik terhadap Jokowi.

Artikel tersebut berjudul "KAMI se-Jawa Kritik Kerumunan Warga saat Jokowi di Maumere" yang dimuat situs detik.com pada 26 Februari 2021.

Bandung - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa mengkritisi soal kerumunan yang muncul dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Maumere, Ibu Kota Kabupaten Sikki, Nusa Tenggara Timur pada 23 Februari 2021.Dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh empat presidium KAMI, AP-KAMI DKI Jakarta dan Sekretaris KAMI disebutkan bahwa di negara hukum tidak mengenal adanya diskriminasi dan standar ganda.

"Negara Indonesia sebagai negara hukum (recht staat), tidak mengenal adanya diskriminasi dan double standard demi hukum dan keadilan, yang berlaku sama (equality before the law) untuk semua warga negara," tulis KAMI se-Jawa dalam pernyataan yang diterima detikcom, Jumat (26/2/2021).

Dalam rekaman yang beredar, terlihat Jokowi menyapa masyarakat dari atap kendaraannya yang disambut antusias warga NTT. Dalam video yang beredar, sejumlah warga tampak berkerumun mendekat ke arah mobil Presiden Jokowi. Mereka tampak ingin mengabadikan kedatangan Jokowi di NTT.

Dari atas mobil, Jokowi juga sempat menyapa warga dengan melambaikan tangan. Jokowi juga terlihat mengingatkan warga untuk menggunakan masker. Selain itu, Jokowi membagikan suvenir ke warga yang berkerumun.

"Padahal perbuatan Presiden tersebut sangat disadari akan menimbulkan kerumunan massa, seperti yang terlihat pada beberapa video. Dengan jumlah massa yang sangat banyak, dengan jarak yang sangat rapat, bahkan terlihat kerumunan masyarakat tersebut ada yang tidak menggunakan masker," tulis KAMI se-Jawa.

KAMI se-Jawa pun menyatakan demi tegaknya hukum, keadilann dan pengendalian COVID-19 presiden pun harus diproses hukum. "Bahwa demi tegaknya hukum dan keadilan, dan suksesnya Pengendalian COVID-19 Presiden harus menerima kenyataan untuk di proses hukum sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," tulis KAMI.

Selama menjalani proses hukum tersebut, KAMI se-Jawa meminta agar Jokowi mengundurkan diri selama menjalani proses hukum. "Presiden dengan kesadaran, kebesaran jiwanya dan atas kemauannya sendiri, untuk sementara waktu mengundurkan diri sebagai presiden Republik Indonesia, apabila penegakkan hukum akan dan/ atau selama proses hukum berlangsung (due process of law)," pungkasnya.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin membenarkan peristiwa itu terjadi di Maumere. Bey menjelaskan masyarakat saat itu sudah menunggu rombongan Presiden Jokowi di pinggir jalan.

"Benar itu video di Maumere. Setibanya di Maumere, Presiden dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Bendungan Napun Gete. Saat dalam perjalanan, masyarakat sudah menunggu rangkaian di pinggir jalan, saat rangkaian melambat masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Selasa (23/2/2021).

Bey mengatakan masyarakat Maumere spontan menyambut kedatangan Jokowi. Jokowi pun, kata Bey, menyapa masyarakat dari atap mobil.

"Dan kebetulan mobil yang digunakan Presiden atapnya dapat dibuka, sehingga Presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker. Karena kalau diperhatikan, dalam video tampak saat menyapa pun Presiden mengingatkan warga untuk menggunakan masker dengan menunjukkan masker yang digunakannya," ujar Bey.

Mengenai suvenir yang diberikan kepada warga, Bey menjelaskan hal itu sebagai bentuk respons spontan Jokowi. Suvenir itu juga berisi masker hingga kaus.

 

Referensi:

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5473150/kami-se-jawa-kritik-kerumunan-warga-saat-jokowi-di-maumere

 

Kesimpulan

Kabar anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) se-Jawa akan bunuh diri jika Jokowi tidak mundur dari kursi presiden ternyata tidak benar.

Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai kabar tersebut. Gambar yang diunggah akun Facebook Hadi Sangkan Paran Dhumadi diduga hasil manipulasi digital.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya