Liputan6.com, Jakarta Nasib malang menimpa seorang anak 13 tahun di India. Namanya Mahendra Ahirwar. Bocah laki-laki ini lahir dari sebuah keluarga miskin di sebuah desa di wilayah Madhya Pradesh, India tengah. Mahendra mengidap kelainan langka yang disebut congenital myopathy yang membuat lehernya tidak bisa tegak. Sehinggamahendra sejak bayi memandang dunia dengan cara terbalik.
Baca Juga
Dengan kondisi yang seperti itu, ia tak bisa mengurus dirinya. Semua kebutuhan dan perawatan kesehariannya tergantung sepenuhnya pada keluarga dan teman-temannya. Orang tuanya berharap kematian Mahendra adalah salah satu cara untuk mengakhiri penderitaanya.
Advertisement
Seperti dilansir weirdasianews.com sejak lahir, Mahendra telah memiliki banyak masalah. Kedua orangtuanya Mukesh Ahirwar 41 tahun dan Sumitra Ahirwar 36 tahun telah berkeliling membawa anaknya ke dokter seluruh India. Namun setelah mencapai kira-kira 50 dokter ia menyerah. Tak ada dokter yang bisa membantu kesembuhan Mahendra yang malang.
Selama dua tahun terakhir, Mahendra ditinggal di rumah sendirian dan bertanya-tanya kapan ajal menjemputnya. Sementara orang tuanya berusaha melakukan hal terbaik untuknya. Namun aktivitas keseharian seperti bekerja dan sekolah memaksanya meninggalkannya.Â
Mahendra menghabiskan hari-harinya yang terasa panjang. Keluarganya nyaris menyerah.
Informasi mengenai penderitaan Mahendra tersebut ternyata di dengar oleh seseorang yang berada di ribuan kilometer jauhnya. Seorang perempuan di Inggris mengangkat kisah Mahendra dan melakukan crowd funding ( urun dana). Perempuan itu menggalang dana di internet untuk membantu kesembuhan Mahendra.
Setelah terkumpul 17 ribu US dolar, Mahendra melakukan operasi pertamanya oleh dokter bedah tulang yang terkenal di dunia, Rajagopalan Krishnan. Mahendra dan keluarganya pergi dengan kereta api ke Rumah Sakit Apollo di New Delhi.
Dr. Krishnan yang melakukan operasi leher Mahendra selama 10 jam. Melalui cangkok tulang panggul, leher anak itu dibuat lurus dengan bantuan plat logam.Â
Setelah dua minggu di rumah sakit, kesehatan Mahendra membaik. Namun ia harus memakai penyangga leher selama enam bulan. Pelan-pelan, suaranya menguat. Kini ia bisa bernafas lebih mudah dan bisa makan dan minum sendiri.
Dengan bantuan kursi roda listrik, ia mampu berkeliling di sekitar desanya. Anak itu kini bisa bermain dengan teman-temannya dan mulai belajar menulis. Dengan kondisi yang semakin membaik, diharapkan Mahendra bisa bersekolah dan mengejar pendidikan.
Kini masa depan Mahendra telah berubah.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6