Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Andi Mappetahan Fatwa atau lebih dikenal dengan nama AM Fatwa meninggal dunia pada Kamis (14/12/2017), setelah berjuang melawan komplikasi penyakit.
Baca Juga
Advertisement
AM Fatwa menghembuskan napas terakhir pada pukul 06.25 WIB pagi ini. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh putrinya, Dian Islamiati Fatwa.
"Mohon dibukakan pintu maaf dan mudah-mudahan ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," kata Dian.
Publik, khususnya para pengguna jejaring sosial, kaget dengan berita duka tersebut. Lini masa Twitter hingga kini bahkan dibanjiri kicauan ucapan belasungkawa atas berpulangnya pria berumur 78 tahun itu.
Selain dibanjiri kicauan, banyak warganet membagikan potret perjuangan AM Fatwa semasa muda. Pria kelahiran Bone, 12 Februari 1939 itu memang dikenal sebagai ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru. Warganet juga mengenang perjuangan AM Fatwa dengan menggunggah foto-fotonya saat masih muda.
AM Fatwa Semasa Muda
Inilah potret AM Fatwa saat di penjara Orde Baru.
AM Fatwa pernah dijebloskan ke sel setelah unjuk rasa pada 1963 dengan tuduhan menggerakkan demo mahasiswa dan dijerat dengan UU Subversi.
Dalam gambar di bawah ini, AM Fatwa terlihat akan menjalani persidangan atas tuduhan melanggar UU Subversi. Tampak pula tanggal diabadikannya foto tersebut, yakni 23 Desember 1985.
"AM Fatwa mengalami siksaan di penjara orba. Dipapah ketika ke persidangan," keterangan dalam foto tersebut.
AM Fatwa yang mengenakan peci tampak kesulitan berjalan sehingga perlu dibantu dua petugas pengadilan. Terlihat pula, tangan kanannya menggenggam erat Al-Qur'an dan tasbih untuk menemaninya selama persidangan berlangsung.
Advertisement
AM Fatwa Semasa Muda
Foto berikut ini diambil pada 21 Desember 1985. AM Fatwa yang mengenakan kaus putih serta sarung bermotif batik itu tampak lesu dan lemas. Dia tampaknya kesulitan berjalan sehingga perlu dibantu beberapa petugas kepolisian yang mendorong kursi rodanya.
Selama mendekam belasan tahun di sel, pria yang dikenal sebagai seorang aktivis ini mengisi waktu luangnya dengan menulis surat. Melalui surat-surat itu, dia mencoba berkorespondensi dengan berbagai kalangan, mulai dari tokoh politik hingga birokrat.
Selain itu, saat di dalam sel dia bergaul dengan berbagai macam orang, termasuk yang melakukan tindak kriminal. Bergaul lintas politik, lintas ideologi dan lintas kelakuan. Hal itu yang membuat sikap moderatnya makin mengental.
Dikutip dari berbagai sumber.
(Ul)
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: