Liputan6.com, Jakarta - Seydou Toure bekerja keras mengumpulkan garam sejak pagi hari. Pria asal Gambia itu memegang keranjang berisi butiran "emas putih" asin dari kerak dasar Danau Retba di Senegal.
Baca Juga
Advertisement
Danau Retba dalam bahasa lokal disebut Lac Rose lantaran warna merah jambunya atau merah muda. Kerap disebut juga sebagai Danau Pink.
Pemandangan nan artistik ini memperlihatkan deretan perahu yang dipakai memanen garam di Danau Retba. Kandungan garam Danau Reba sangat tinggi, yakni 40 persen. Bersaing dengan Laut Mati, bahkan dapat melampauinya saat musim kering.
Saat memanen garam, Toure tak jauh berada di samping perahu kayunya. Adapun warna merah jambu danau yang mencolok ini disebabkan bakteri Dunaliella salina, yang tertarik dengan tingginya kadar garam.
Seorang pria berdiri di samping gundukan garam yang dipanen di tepi Danau Retba. Bukan hanya terkenal dengan keindahannya, Danau Retba juga menjadi sumber penghasilan warga Afrika Barat itu dengan cara menambang garamnya.
Toure memegang keranjang penuh berisi garam dan dimasukkan ke dalam perahu. Danau pink ini dipisahkan sejumlah bukit bercelah sempit dari Samudra Atlantik. Tepatnya di tepi Semenanjung Cap Vert, tak jauh dari ibu kota Senegal, Dakar.
Seorang pemandu wisata mendorong tongkangnya melewati perairan merah jambu Danau Retba. Selayaknya air dengan kandungan garam pekat, orang-orang tidak akan bisa berenang di sana, karena akan mengambang di permukaan danau.