Bakal Menyesal, Ini Alasan Mengapa Orang Tidak Boleh Mengambil Keputusan Besar Saat Lapar

Ahli berpendapat bahwa mengambil keputusan besar saat lapar adalah pilihan buruk.

oleh Fany Triany diperbarui 25 Mei 2022, 19:09 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2022, 19:09 WIB
Lapar - Vania
Ilustrasi Lapar/https://www.shutterstock.com/Roman Samborskyi

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang memiliki kesulitan dalam memilih keputusan. Bahkan tak sedikit orang yang ingin lari saat harus menentukan sebuah pilihan di dalam hidupnya. Padahal untuk perkara makan saja, kita harus memutuskan ‘ingin makan apa hari ini’. Hal itu memperjelas bahwa keputusan adalah bagian dari kehupan sehari-hari yang tidak mungkin Anda hindari.

Orang kerap frustasi karena harus memilih dari hal kecil hingga permasalahan besar. Langkah mana yang harus Anda ambil, benar atau salah, apakah ini keputusan yang tepat dan tidak akan membuatku menyesal. Ini sungguh sangat menjengkelkan.

Mungkin ada beberapa orang di antara kalian yang bisa membuat pilihan kecil dengan sangat mudah. Tapi jika itu urusan besar apakah benar semudah itu?

Nyatanya, banyak orang menyesal karena ia merasa sudah salah langkah, sebab keputusan besar tersebut mereka diambil dalam kondisi tubuh belum siap untuk berpikir, yaitu pada saat lapar.

Lapar merupakan sensasi normal yang membuat orang ingin makan. Namun, sensasi itu terkadang dapat memengaruhi kondisi fisik bahkan psikologis seseorang. Saat lapar, orang mungkin lebih sensitif, lemas, mudah marah dan tidak rasional.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bukti yang menunjukkan, bahwa Anda tidak boleh membuat keputusan besar ketika lapar, sebab itu membuat Anda tidak sabar dan implusif. 

Dilansir dari Phlabs, Selasa (24/5/2022), Berikut informasi selengkapnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Kelaparan dapat memengaruhi pengambilan keputusan

Ilustrasi overthinking, berpikir
Ilustrasi overthinking, berpikir. (Photo by Muhmed El-Bank on Unsplash)

Studi yang dilakukan oleh Dr. Benjamin Vincent dari departemen Psikologi Universitas, menemukan bahwa kelaparan secara signifikan mengubah pengambilan keputusan seseorang.

Hal ini membuat mereka tidak sabar dan lebih cenderung menerima hadiah kecil yang datang lebih cepat daripada yang lebih besar yang mungkin dijanjikan di kemudian hari.

Para peserta lapar  yang terlibat dalam penelitian bahkan tidak mampu berpikir mantap saat diberikan pilihan peluang besar yang didapat satu bulan lagi, dengan hadiah kecil yang bisa ia dapatkan saat itu juga.

Dalam keadaan lapar, orang cenderung ngambil keputusan singkat yang bisa ia raih pada waktu bersamaan. Mereka mungkin hampir tidak bisa melihat adanya peluang besar diantara pilihan lain yang ditawarkan kepadanya.

Dalam keadaan perut kosong, tempramen seseorang mudah memuncak dan tidak terkontrol. Kemarasan pun tidak bisa dikendalikan. Penyebabnya adalah otak mulai mengalami kelelahan namun terus diajak perpikir keras tanpa asupan yang mendukung sedikitpun.

2. Hubungan antara otak dan makanan

10 Kata-kata Lelah Hati dan Pikiran yang Menguatkan
Ilustrasi Ekspresi Lelah Credit: pexels.com/Vin

Sebuah studi yang dilakukan tahun 2016 menunjukkan bahwa hormon ghrelin yang dilepaskan saat lapar bisa mengacak-acak isi otak atau pemikiran seseorang. 

Hormon ghrelin adalah hormon yang diproduksi pertama kali oleh perut kita.

“untuk pertama kalinya, kami mampu menunjukkan bahwa peningkatan ghrelin yang terlihat sebelum makan atau selama puasa dapat menyebabkan otak bertindak implusif dan juga memengaruhi kemampuan untuk membuat keputusan rasional,” jelas Dr. Vincent.

Bahkan beberapa makanan dipercaya mampu meningkatkan konsentrasi dan kinerja organ-organ tubuh menjadi lebih baik. Ini jelas membuktikan tentang seberapa penting menjaga perut tetap kenyang, dan bertapa terikatkan otak dengan sebuah makanan.

Jika Anda ingin menghindari kekacauan pada pikiran, hindarilah rasa lapar. Bahkan kalau Anda diet sekalipun, Anda harus mencari solusi untuk membuat perut dan otak merasakan kenyang lebih lama.

Ada banyak informasi mengenai makanan sehat yang menunjang diet Anda tetapi bisa memuaskan dan mengenyangkan perut.

3. Pengambilan keputusan yang baik ternyata dipengaruhi oleh apa yang kita makan

diet keto
ilustrasi diet makan sayur/Photo by Louis Hansel on Unsplash

Apa yang Anda makan dapat memengaruhi otak. Seperti halnya, saat Anda memilih makan junk food terus-menerus daripada makanan utuh yang padat nutrisi, mungkin ini dapat memengaruhi keputusan buruk dan tidak rasional.

Satu hal yang penting yaitu agar tidak menhindari rasa lapar saja, tetapi juga harus mengisi tubuh dengan makanan yang kaya nutrisi. Jadi disarankan untuk jaga keseimbangan nutrisi untuk kesehatan pikiran dan tubuh. Makan makanan tinggi nutrisi seperti sayuran-sayuran segar, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan atau makanan tinggi protein lainnya. Kalau Anda suka makanan manis, coklat hitam sangat direkomendasikan untuk memelihara kesehatan otak.

Jika diperlukan, Anda bisa melakukan tes yang bisa mendeteksi nutrisi tubuh untuk mengidentifikasi ketidakseimbangan atau kekurangan nutrisi.

Apabila terditeksi adanya kekurangan atau ketidakseimbangan tersebut, temui ahli untuk membuat perubahan pola makan yang diperlukan dan direkomendasikan bagi tubuh Anda. Mungkin dibutuhkan juga suplemen pendukung lainnya.

Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Cuci Tangan Pakai Sabun Bunuh Virus Penyebab Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya