Liputan6.com, Jakarta - Seorang passive-aggressive termasuk sebagai seseorang yang agresif, tetapi secara tidak langsung. Perilaku yang ditampilkan seorang passive-aggressive bisa dalam bentuk perlawanan terhadap permintaan orang lain dengan cara menunda-nunda, menunjukkan sikap murung atau bertindak keras kepala.
Orang yang berperilaku pasif-agresif sering membiarkan orang lain mengambil kendali, berbeda dengan orang yang agresif yang lebih konfrontatif atau memaksa secara langsung. Jadi, seseorang dengan perilaku pasif-agresif menggunakan kendali mereka atas situasi dengan cara yang tidak langsung dan sulit untuk dikenali.
Baca Juga
Dilansir Very Well Mind (18/12/2022), perilaku passive-aggressive didefinisikan sebagai perilaku yang tampaknya tidak berbahaya, tidak disengaja, atau netral, tetapi secara tidak langsung menunjukkan motif agresif yang tidak disadari.
Advertisement
Perilaku pasif-agresif bisa muncul dalam berbagai bentuk. Perilaku ini dapat berbentuk ghosting, memberi pujian yang tidak jelas atau penghinaan yang terselubung, mendiamkan orang lain, atau menolak permintaan orang lain secara tidak langsung.
Perilaku lainnya yang tergolong dalam pasif-agresif seperti membuat alasan daripada mengatakan apa yang dipikiran mereka, dan menunda-nunda pekerjaan yang perlu mereka selesaikan.
Seorang pasif-agresif cenderung akan mengaku kalau mereka tidak marah berulang kali, meskipun ternyata mereka kesal dan tidak baik-baik saja. Dalam menyangkal apa yang mereka rasakan, seorang pasif-agresif akan menutup komunikasi lebih lanjut dan menolak untuk mendiskusikan masalahnya.
Karena perilaku pasif-agresif bersifat tidak langsung, hal ini menjadi sulit untuk dikenali. Mengutip Your Tango, untuk membantu mengidentifikasi jenis perilaku pasif-agresif, berikut lima sikap yang biasa ditunjukkan seorang pasif-agresif secara umum.
Â
1. Silent Treatment
Dalam bentuk standarnya, silent treatment terdiri dari sepenuhnya mengabaikan orang lain, menolak untuk menanggapi pertanyaan apa pun dari orang tersebut, dan bahkan mungkin menolah untuk mengakui kehadiran mereka. Silent treatment termasuk sesuatu yang akan dilakukan oleh seorang dengan perilaku passive-aggressive.
Namun, ini tidak membuat semua orang yang melakukan silent treatment alias perilaku mendiamkan adalah seorang passive-aggressive, karena sangat eksplisit.
Ada cara-cara yang lebih halus yang mungkin dilakukan seseorang yang merujuk ke silent treatment. Misalnya, ketika mereka secara sengaja tidak mengenali kita saat berpapasan. Biasanya ini akan mereka lakukan secara acak sehingga kita tidak bisa mengetahui secara pasti.
Â
Advertisement
2. Menghina Secara Halus
Biasanya kita akan langsung menyadari saat seseorang sedang menghina kita secara terang-terangan. Namun, hal ini menjadi sulit untuk diketahui jika penghinaan disampaikan secara halus atau tidak langsung.
Penghinaan ini pun sering kali diselipkan saat seseorang sedang mengucapkan pujian, yang setelah dipikirkan kembali, kita sadar ucapan tersebut bukanlah sebuah pujian yang tulus. Selain itu, hinaan terselubung juga bisa berupa acuan tersembunyi terhadap poin-poin lemah kita.
Â
3. Perilaku Murung
Kita pasti tidak nyaman berada di sekitar orang yang cenderung pemarah, mudah cemberut, murung, atau memiliki energi yang suram. Hal ini sama buruknya dengan berada di sekitar seseorang yang berperilaku seperti ini secara eksplisit.
Untuk seseorang yang sedang murung, mereka mungkin tidak akan tersenyum, saat rekannya menceritakan lelucon di sebuah ruangan.
Namun, seorang yang berperilaku passive-aggressive secara halus akan mengeluh tentang segala sesuatu di sekitar mereka. Ini akan membuat orang di sekitarnya merasa tidak nyaman tanpa mengetahui alasannya.
Â
Advertisement
4. Keras Kepala
Keras kepala bisa menjadi sifat kepribadian yang menguntungkan dalam beberapa situasi tertentu, khususnya dalam situasi ketika kita perlu mengambil sikap dan mempertahankan posisi. Namun, terkadang sikap ini hanya cara seseorang dalam menghukum orang lain.
Orang yang keras kepala secara tidak langsung biasanya akan mempertahankan posisi atau sudut pandangnya secara ketat dan memiliki argumen yang bagus, membuat kita tidak bisa mengatakan hal selain setuju dengan apa yang diucapkannya.
Â
5. Gagal Menyelesaikan Tugas yang Diperlukan
Sebagian besar dari kita sudah tidak asing lagi dengan anak-anak yang keras kepala. Ini biasa terjadi ketika anak-anak mencapai usia tertentu, seperti masa remaja. Namun, agak sulit untuk memahami saat orang dewasa berperilaku demikian.
Kita mungkin pernah memiliki rekan kerja yang selalu menemukan cara untuk menghindari tugas-tugas yang harus diselesaikannya. Mereka akan menyerahkan tanggung jawab penuh kepada orang lain atau sekadar mengambil tugas dan tidak menyelesaikannya tepat waktu.
Jika ini merupakan akibat dari stres akibat pekerjaan, masalah di rumah atau kepribadian prokrastinator, orang tersebut kemungkinan bukan termasuk sebagai passive-aggressive. Akan tetapi, ketika hal ini tidak bisa dijelaskan penyebabnya atau malah disengaja, maka ini bisa disebut sebagai perilaku passive-aggressive.
Advertisement