Emosi Bisa Menular Lewat Interaksi Sosial, Ini Cara Menghindarinya

Emosi bisa menular lewat interaksi sosial. Perilaku dari orang-orang dalam suatu kelompok sosial bisa jadi menumbuhkan pemikiran tertentu pada seseorang.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 12 Okt 2023, 20:04 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 20:04 WIB
Contoh seseorang yang sulit mengatur emosi
Selain kemampuan dalam memahami materi pembelajaran atau kecerdasan akademis, kecerdasan lain yang harus kamu kenali adalah kecerdasan emosional (Foto: Unsplash.com/Julien L)

Liputan6.com, Jakarta - Kamu mungkin pernah mencari musik sedih ketika merasa tidak baik-baik saja atau melampiaskan kesedihanmu kepada orang yang kamu cintai. Ternyata, hal tersebut juga bisa terjadi sebaliknya. Mendengarkan lagu sedih ketika kamu sedang menjalani hari yang menyenangkan dapat dengan cepat mengubah suasana hatimu. 

Apabila kamu adalah pendengar yang baik, kamu mungkin merasa sedih atau ikut tertekan ketika mendengar masalah teman-temanmu. Lantas, bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Iya, itu dikarenakan emosi dapat menyebar atau menular. Para peneliti menyebutnya dengan emotional contagion atau penularan emosi. Untuk mengetahui alasan emosi bisa menular, simak ulasan berikut seperti yang dilansir dari halaman Healthline pada Selasa (10/10/23).

Mengapa Emosi Bisa Menular?

Menurut para ahli, emosi dapat menular karena adanya konsep neuron cermin. Konsep ini bermula ketika para peneliti yang mempelajari otak kera menemukan bahwa neuron tertentu mulai aktif ketika kera melakukan sesuatu dan ketika mereka melihat kera lain melakukan hal yang sama.

Tampaknya, proses serupa mungkin juga terjadi pada manusia. Beberapa ahli percaya bahwa sistem neuron cermin melampui tindakan fisik dan mungkin dapat menjelaskan bagaimana manusia merasakan empati terhadap orang lain.

1. Peniruan

Untuk meniru emosi seseorang, kamu harus mengenali emosinya terlebih dahulu. Isyarat emosional seringkali tidak kentara sehingga mungkin saja kamu tidak selalu menyadari kesadaran ini. Umumnya, peniruan ini terjadi melalui bahasa tubuh. Misalnya, ketika berbicara dengan teman, kamu mungkin secara tidak sadar mulai meniru pose, gerak tubuh, atau ekspresi wajahnya. Apabila kamu memulai percakapan dengan seseorang yang memiliki kecemasan, tetapi bila wajah teman kamu tampak rileks dan terbuka, ekspresi kamu mungkin juga akan rileks.

Peniruan atau dalam bahasa ilmiah disebut mimikri ini dapat membantu kamu berhubungan dengan orang lain dengan memahami pengalaman mereka sehingga ini menjadi aspek penting dalam interaksi sosial. Namun, ini hanyalah salah satu dari bagian proses penularan emosi.

2. Reaksi Timbal-balik

Dr. Mauri Joseph, seorang psikolog di Washhington DC, berpendapat bahwa penularan emosi juga bisa terjadi dengan pengalaman emosional dan suasana hati yang lebih mendalam, seperti depresi.

Seseorang yang memiliki depresi mungkin akan mengungkapkan perasaannya melalui bahasa tubuh, pola bicara, atau ekspresi wajah dan kata-kata. Hal ini dapat memicu reaksi emosional serupa pada orang-orang yang lebih rentan terhadap isyarat tersebut.

3. Penularan

Meniru suatu emosi biasanya membangkitkan emosi tersebut dalam dirimu dan kemudian menjadi bagian dari pengalaman kamu sendiri. Kamu mulai mengungkapkannya atau menghubungkannya dengan orang lain dengan cara yang sama dan proses penularannya selesai.

Bagaimana Pengaruh Lingkungan terhadap Penularan Emosi?

Mudah Emosi Pada Hal Sepele
Ilustrasi Pasangan Credit: pexels.com/pixabay

Fakta uniknya, emosi memang bisa menular lewat interaksi sosial. Perilaku dari orang-orang dalam suatu kelompok sosial bisa jadi menumbuhkan pemikiran tertentu pada seseorang, tidak hanya soal pandangan perihal kehidupan, tetapi juga pandangan terhadap diri sendiri.

Contohnya, ketika kamu bergabung dengan kelompok sosial dengan pemikiran radikal dan negatif, kamu cenderung akan terbawa suasana dan mengikuti cara pandang serta norma kelompok. Hal ini juga disebut sebagai social contagion atau penularan sosial. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memilih-milih lingkungan pergaulan yang baik dan suportif, dan menghindari lingkungan yang toxic.

Apa yang Harus Dilakukan Agar Menularkan Emosi Positif?

Penularan emosi tidak selalu buruk. Siapa yang tidak ingin menebar kebahagiaan? Namun, ada juga sisi negatifnya, seperti emosi negatif yang bisa menyebar dengan mudah.

Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap penularan emosi. Namun, kamu bisa mengamati emosi negatif dan mendukung orang-orang di sekitar kamu tanpa mengetahui kesedihan mereka. 

1. Kelilingi Diri Kamu dengan Hal-hal yang Membuatmu Bahagia

Kecil kemungkinannya kamu akan menyerah pada suasana hati orang lain yang buruk bila kamu menjaga lingkungan sekitarmu penuh dengan hal-hal yang membuat kamu gembira. Jika kamu cenderung menemukan banyak hal negatif di tempat kerja maka jadikan kantor atau meja kamu sebagai tempat yang menyenangkan untuk dirimu sendiri. Sekalipun kamu mulai merasa dihadapkan pada kasus-kasus negatif yang buruk, lingkungan di sekitarmu mungkin membantu kamu merasa lebih baik.

2. Tawarkan Hal Positif

Ilustrasi menolong, membantu orang lain
Ilustrasi menolong, membantu orang lain. (Gambar oleh Michal Jarmoluk dari Pixabay)

Apabila kamu tidak ingin sikap negatif orang lain memengaruhimu, cobalah membalikkan keadaan dengan tersenyum dan berusaha menjaga suasana hati kamu tetap ceria. Bila kamu sudah mulai merasakan dampak suasana hati seseorang yang buruk, kamu mungkin merasa kurang ingin tersenyum, tetapi ada baiknya bila kamu mencoba untuk tetap tersenyum.

Tersenyum mungkin membantu kamu merasa lebih positif, tetapi orang lain mungkin juga meniru bahasa tubuhmu dan menangkap suasana hati kamu sehingga menjadikannya situasi yang saling menguntungkan. Kamu harus percaya bahwa senyum adalah garis lengkung yang dapat meluruskan banyak hal.

3. Kenali Apa yang Terjadi

Apabila kamu sedang mengikuti suasana hati orang lain, kamu mungkin tidak langsung menyadarinya. Kamu mungkin merasa tidak enak tanpa benar-benar memahami alasannya. Sejatinya, dibutuhkan banyak kesadaran diri untuk menyadari bahwa perilaku orang lain membuat kamu merasa kesal.

Menyadari bagaimana perasaan kamu berhubungan dengan pengalaman orang lain dapat memudahkan kamu mengatasinya tanpa mengambil tindakan. Apabila kamu bisa belajar mengenali saat suasana hati negatif seseorang yang memengaruhimu, kamu bisa berlatih menjauhkan diri dari situasi tersebut.

4. Tertawalah

Ilustrasi menonton tv, tertawa, lucu
Ilustrasi menonton tv, tertawa, lucu. (Photo created by tirachardz on www.freepik.com)

Tertawa dapat membantu meningkatkan suasana hati kamu dan menghilangkan stres. Ini juga bisa menyebar kepada orang-orang di sekitarmu. Saat kamu merasakan hal-hal negatif mulai muncul, bagikan video lucu, ceritakan lelucon yang bagus, atau nikmati komedi situasi favorit kamu untuk meningkatkan hal positif.

5. Jangan Mudah Tersinggung

Penularan emosi berkaitan dengan empati. Jika seseorang yang kamu sayangi sedang mengalami kesulitan secara emosional, kamu mungkin meresponsnya dengan secara tidak sadar menyerap pengalamannya dan menjalin hubungan dengannya. Ini hanyalah bagian dari menjadi manusia. Cobalah untuk ingat bahwa kamu tidak bertanggung jawab atas perasaan mereka. 

Hal ini bisa menjadi sangat sulit jika orang yang dicintai sedang menghadapi kondisi kesehatan mental kronis, seperti depresi. Kamu tidak bisa banyak membantu mereka bila kamu juga merasa tidak enak badan. Kamu dapat mempertimbangkan untuk mencari dukungan bagi diri sendiri. 

Infografis Drama Syahrul Yasin Limpo dan Dugaan Pemerasan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Drama Syahrul Yasin Limpo dan Dugaan Pemerasan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya