Sambut Hari Kebangkitan Nasional, L'Oreal Indonesia Rayakan 20 Tahun Dukung Perempuan Peneliti di Indonesia

Lewat program L'Oreal-UNESCO For Women in Science yang sudah berjalan selama 20 tahun ini, L'Oreal Indonesia tetap menjaga komitmen untuk mendukung para perempuan peneliti yang melakukan riset di berbagai bidang.

oleh Ditha Kirani diperbarui 24 Mei 2024, 15:34 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2024, 15:34 WIB
L'Oreal-UNESCO For Women in Science.
dok. liputan6/Ditha Kirani

Liputan6.com, Jakarta Sebagai salah satu pelaku terbesar dalam industri kecantikan dalam negeri, L'Oreal Indonesia juga memberikan perhatian khusus kepada para perempuan yang berada di sektor pendidikan dan penelitian. Selama 20 tahun, L'Oreal Indonesia tetap menjaga komitmen ini hingga dapat mendukung para perempuan peneliti untuk melakukan riset di berbagai bidang dalam program L'Oreal-UNESCO For Women in Science.

Hal ini ditegaskan oleh pihak L'Oreal Indonesia pada Rabu (22/5) lalu saat ditemui di kantor L'Oreal Indonesia, Jakarta. L'Oreal Indonesia melakukan perayaan Beauty That Moves: Women in Science dengan visi ‘menciptakan kecantikan yang menggerakan dunia’.

Sejalan dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, mereka mengundang 4 sosok perempuan peneliti dari Indonesia yang sebelumnya pernah menjadi pemenang dalam program tersebut.

“Sains dan perempuan merupakan dua hal yang sangat dekat bagi L'Oreal. Secara global kami sudah memiliki lebih dari 4.000 peneliti yang berhasil menghasilkan 610 paten hanya di tahun 2023 saja, 54% dari paten tersebut dihasilkan oleh perempuan peneliti. Terlebih di Indonesia, kami terus mendukung kemajuan perempuan yang berkarya di bidang sains dan ilmu pengetahuan demi menggerakkan dunia dan kemajuan Indonesia,” ucap Melanie Masrial, Chief of Corporate Affairs, Engagement and Sustainability L'Oreal Indonesia.

L'Oreal Indonesia percaya bahwa pendidikan dan penelitian merupakan sektor yang sangat penting dalam memajukan kualitas suatu bangsa. Hal ini juga tertuang dalam pilar pertama Visi Indonesia Emas 2045 mengenai pentingnya sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan. Oleh sebab itu, program kerja sama antara L'Oreal dengan UNESCO ini sejalan dengan strategi pembangunan nasional.

Lebih Lanjut Tentang Program L'Oreal-UNESCO For Women in Science di Indonesia

L'Oreal-UNESCO For Women in Science.
dok. liputan6/Ditha Kirani

Berdasarkan data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tahun 2021, disebutkan bahwa tingkat partisipasi perempuan peneliti di Indonesia dapat mencapai 45%. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata partisipasi perempuan peneliti global yang hanya 33%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa iklim penelitian Indonesia lebih ramah untuk perempuan.

Muhammad Fikri selaku Corporate Responsibility Director L'Oréal Indonesia juga menjelaskan bahwa melihat dari angka tersebut, L'Oreal Indonesia optimis jumlah persentase perempuan peneliti di Indonesia akan bertambah setiap tahunnya dan L'Oréal akan selalu mendukung hal tersebut.

“Program ini tidak hanya memberikan dana penelitian, tetapi juga menyediakan wadah bagi perempuan peneliti untuk mengekspresikan kreativitas dan inovasi mereka. Selain itu, L'Oreal juga memberikan akses ke berbagai sumber daya yang diperlukan hingga dapat menghasilkan riset yang lebih efektif dan produktif,” tambah Prof. Dr. Herawati Sudoyo, juri program L'Oreal-UNESCO For Women in Science.

Kisah Transformatif Perempuan Peneliti Indonesia

Cerita Sukses Empat Perempuan Peneliti. [Anisha/Fimela]
Cerita Sukses Empat Perempuan Peneliti. [Anisha/Fimela]

Pada kesempatan yang sama, 4 perempuan peneliti yang diundang oleh L'Oréal Indonesia turut membagikan kisah sukses dalam mendorong sesama perempuan untuk mengatasi berbagai rintangan dalam perjalanan transformasinya. 

Pertama, Dr. Ines Irene C. Atmosukarto selaku pemenang pertama dari Indonesia untuk program Women in Science. Dirinya telah berkarier selama 15 tahun di Australia selama peneliti, akademisi, dan CEO dari perusahaan di bidang medis. Dia menyampaikan bahwa penting bagi perempuan peneliti untuk berkontribusi untuk negeri melalui hasil temuan yang tepat guna agar dapat diimplementasikan oleh masyarakat.

Kedua, Prof. Dr. Fenny Martha yang merupakan Guru Besar ITB sekaligus juri L'Oreal-UNESCO For Women in Science yang menyampaikan tentang peneliti perempuan, “Kapasitas perempuan peneliti bisa dikembangkan melalui pelatihan yang dirancang khusus. Selain itu, mentorship dan networking juga dapat memperkuat perempuan peneliti untuk mendapatkan bimbingan dari peneliti senior. Ketiga, hal tersebut harus didukung oleh institusi pemerintah serta lingkungan penelitian.”

Ketiga, Dr. Noryawanti Mulyono selaku alumni L'Oreal-UNESCO For Women in Science yang tidak hanya aktif meneliti dan mendidik, namun juga mengembangkan usaha. Ibu Nory mengungkapkan, “Sebagai peneliti, saya terispirasi dari L'Oreal untuk mengembangkan praktik keberlanjutan energi dan saya merasa bertanggung jawab untuk mewujudkan hal tersebut. Saya pun bekerja sama dengan kaum muda berbakat sebagai tenaga kerja, serta para petani rumput laut untuk penyediaan bahan baku.

Terakhir, seorang peneliti muda Dr. Pietradewi Hartanti yang merupakan pemenang  L'Oreal-UNESCO For Women in Science paling baru. Melalui penelitiannya, dia berupaya menciptakan model jaringan kanker buatan dalam bentuk 3D. Nantinya, hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengujian obat-obatan kanker dengan lebih akurat, efisien, dan efektif.

Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Mekanisme Vaksinasi Covid-19 untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya