Liputan6.com, Jakarta - Stres merupakan salah satu faktor yang sering kali diabaikan dalam kesehatan lambung. Banyak orang tidak menyadari bahwa stres dapat memperburuk gejala asam lambung yang sudah ada.
Penyakit asam lambung atau yang dikenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan.
Hal ini terjadi akibat melemahnya sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang seharusnya berfungsi untuk mencegah asam lambung naik. Ketika LES tidak berfungsi dengan baik, gejala seperti nyeri dada, mulas, dan rasa terbakar di tenggorokan dapat muncul.
Advertisement
Stres dapat menjadi salah satu pemicu utama terjadinya gejala asam lambung. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri lambung stres agar kita bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Oleh karena itu, katahui tanda-tanda lambung stres, bagaimana stres mempengaruhi kesehatan lambung, serta cara-cara untuk mengelola stres agar gejala asam lambung tidak semakin parah.
Tanda-Tanda Lambung Stres
Salah satu tanda utama lambung stres adalah peningkatan frekuensi gejala asam lambung. Jika Anda mulai merasakan gejala seperti:
- Nyeri atau sensasi terbakar di dada.
- Kesulitan menelan.
- Mulas yang terjadi lebih dari dua kali seminggu.
- Rasa tidak nyaman di perut.
Gejala-gejala tersebut bisa jadi tanda bahwa lambung Anda sedang mengalami stres. Selain itu, perubahan pola makan dan kebiasaan tidur juga dapat menjadi indikator.
Misalnya, jika Anda mulai mengabaikan pola makan sehat atau mengalami kesulitan tidur, itu bisa jadi pertanda bahwa stres mempengaruhi kesehatan lambung Anda.
Faktor Penyebab Stres dan Asam Lambung
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit asam lambung, di antaranya:
1. Obesitas atau kelebihan berat badan
Berat badan berlebih dapat memberikan tekanan tambahan pada lambung.
2. Kehamilan
Perubahan hormonal dan tekanan dari janin dapat mempengaruhi fungsi LES.
3. Merokok
Kebiasaan ini dapat mengganggu fungsi normal pencernaan.
Advertisement
4. Konsumsi alkohol berlebihan
Alkohol dapat merusak lapisan lambung dan meningkatkan produksi asam.
5. Pola makan yang tidak sehat
Makanan pedas, berlemak, atau asam dapat memicu gejala asam lambung.
6. Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan masalah lambung dapat meningkatkan risiko.
Memahami berbagai faktor ini dapat membantumu mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk menghindari atau mengurangi gejala asam lambung yang naik.
Selain itu, penting untuk melakukan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis?
Meskipun banyak kasus asam lambung dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah, ada kalanya Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami:
- Gejala asam lambung yang terjadi lebih dari dua kali seminggu.
- Gejala yang tidak membaik setelah menggunakan obat bebas selama dua minggu.
- Kesulitan menelan yang parah atau rasa sakit saat menelan.
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja.
- Muntah darah atau feses berwarna hitam.
- Nyeri dada yang parah, terutama jika disertai dengan sesak napas atau nyeri lengan.
Gejala-gejala ini mungkin menunjukkan kondisi yang lebih serius dan memerlukan evaluasi medis segera. Jangan ragu untuk mencari pertolongan jika Anda merasa khawatir dengan gejala yang Anda alami.
Dengan memahami ciri-ciri lambung stres dan cara mengelola stres, Anda dapat menjaga kesehatan lambung dan mencegah gejala asam lambung yang tidak diinginkan.Â
Advertisement
