2013, Tahun Penentu Cita-cita ke Depan

Pada tahun 2013 ini adalah tahun perjuangan dan tahun penentu bagi cita-cita saya ke depan.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2013, 18:48 WIB
Diterbitkan 04 Des 2013, 18:48 WIB
04122013-tya.jpg
Citizen6, Jakarta - 2013. Pada tahun 2013 ini adalah tahun perjuangan dan tahun penentu bagi cita-cita saya ke depan. Mengapa tahun ini saya sebut sebagai tahun penentu cita-cita saya? Karena pada tahun ini saya sudah duduk di bangku kelas 12 atau kelas 3 SMA. Pada tahun ini saya akan mengikuti Ujian Nasional yang menjadi penentu kelulusan saya. Setelah lulus saya sangat berharap saya bisa diterima di Perguruan Tinggi Negeri dengan jurusan Ilmu Komunikasi melalui jalur SNMPTN (Jalur rapot/prestasi). Sejak saya duduk di kelas 11 atau kelas 2 SMA saya sudah bercita-cita dan berharap untuk dapat melanjutkan studi disana. Tetapi untuk mencapainya, saya membutuhkan banyak sekali perjuangan dan pengorbanan. Saya sudah memulai perjuangan saya untuk mendapat nilai rapot yang terbaik pada tiap semesternya dari kelas 10 atau kelas 1 SMA. Tetapi selain berjuang saya juga tidak lupa untuk berdoa dan berharap kepada Tuhan setiap harinya.

Kelas 12 merupakan saat yang paling berat, di mana pikiran, tenaga, dan segala aktifitas saya tertuju untuk persiapan UN. Saya sudah jarang sekali bermain keluar rumah, jarang sekali menonton televisi, bahkan juga sangat jarang untuk pergi ke mall bersama teman-teman untuk hanya sekedar jalan-jalan. Saya benar-benar mengurangi aktifitas yang kurang penting. Bisa dibilang juga itu sebagai masa prihatin saya. Prihatin disini maksudnya adalah saya ingin bersusah-susah terlebih dahulu dan benar-benar fokus untuk mencapai tujuan saya. Setiap hari saya masuk sekolah pada pukul 6 untuk mengikuti jam pelajaran tambahan dan pulang pada pukul 3 sore setelah mengikuti pelajaran tambahan juga. Biasanya setelah pulang sekolah saya juga harus mengikuti les privat agar bisa menunjang pelajaran yang saya belum mengerti di sekolah.

Matematika. Ya saya memang sangat lemah di pelajaran tersebut. Karena pada dasarnya saya bukan tipe orang yang suka dengan menghitung. Saya cenderung lebih suka untuk mengarang ataupun hafalan. Saya sangat takut dan khawatir sekali dengan Matematika, untuk itu saya mengikuti les privat matematika dengan bantuan guru les. 2kali pertemuan dalam seminggu selama masing-masing hampir 3 jam saya les privat matematika. Saya ingin berusaha membuktikan pada diri saya sendiri jika sebenarnya saya mampu untuk menaklukkan soal-soal Matematika ketika UN. Selain itu saya juga sering berlatih dengan soal-soal mata pelajaran UN yang lain. Setiap malam minimal Satu jam saya selalu menyempatkan diri untuk mengerjakan 1 paket latian soal. Hal itu saya lakukan secara terus menerus dan saya lakukan selama hampir 4 bulan.

Dan akhirnya hari UN pun tiba. Dan saya merasa bangga bisa mengerjakan sendiri semua mata pelajaran yang diujikan dengan kemampuan saya pribadi. Saya sudah berusaha mengerjakannya semaksimal dan semampu yang saya bisa. Saya juga mengerjakannya dengan totalitas penuh. Singkat cerita akhirnya hari pengumuman kelulusan pun tiba. Saya menanti hasil pengumuman bersama teman-teman saya dengan was-was. Sampai pada akhirnya kami semua dinyatakan LULUS 100% dari salah satu SMA Favorit di kota Semarang.

Setelah euforia kelulusan tersebut saya masih tetap khawatir akan nilai UN saya dan bagaimana nasib saya untuk dapat masuk ke PTN lewat jalur SNMPTN. Dan saat hasil nilai UN dibagi, saya sangat senang karena nilai Matematika saya mendapat 9. Itu merupakan suatu anugerah, tidak sia-sia perjuangan saya les privat selama ini. Dan saya juga berhasil membuktikan pada diri saya sendiri bahwa saya mampu menaklukkan matematika.

tak berapa lama setelah pengumuman kelulusan, Pengumuman masuk Ptn melalui jalur SNMPTN pun datang. Singkat cerita akhirnya saya diterima di Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro melalui jalur SNMPTN. Saya sungguh gembira dan bersyukur. Apa yang saya cita-citakan selama ini dapat tercapai. Tuhan mengizinkan saya untuk dapat meraih cita-cita saya ke depan. Anugerah Tuhan sungguh luar biasa dalam hidup saya pada tahun ini. Perjuangan akan masa depan saya tidak sia-sia, Tuhan mendengar doa saya. Dan sekarang saya sedang menikmati masa awal kuliah saya di Ilmu Komunikasi Undip. Mulai menikmati dan sangat bersyukur saya dapat kuliah di jurusan ini. Dan saya benar-benar merasa bahwa Komunikasi adalah dunia dan hidup saya.

Intinya adalah berjuanglah dan bercita-citalah setinggi mungkin. Kita tidak akan mendapatkan kesuksesan dengan cara yang instan. Butuh perjuangan panjang dan melelahkan untuk kita dapat mendapatkan buah yang manis atas perjuangan kita selama ini. Jangan lupa juga untuk berdoa dan berserah kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Tuhan mendengar doa orang yang bersungguh-sungguh dalam berusaha dan bekerja. Percayakepada Tuhan bahwa Ia memberikan rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan bagi setiap umatNya. Terimakasih 2013! (Rr. Vashni Euodia Tustasatya/kw)

Rr. Vashni Euodia Tustasatya adalah pewarta warga

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya