Pisang Bakar ala Mbah Di Makin Eksis Sejak 1963

Bagi anda yang bukan orang jawa pasti aneh mendengar kata `plenet. Dalam bahasa Jawa, plenet berarti penyet.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Des 2013, 14:19 WIB
Diterbitkan 18 Des 2013, 14:19 WIB
18122013-pisangmbahdi.jpg
Citizen6, Jakarta: Bagi anda yang bukan orang jawa pasti aneh mendengar kata `plenet. Dalam bahasa Jawa, plenet berarti penyet, diplenet berarti dipenyet atau ditekan.

Pisang plenet merupakan makanan khas Semarang. Pisang plenet yang terkenal berada di Jalan Pemuda, tepatnya milik Mbah Di yang sudah berdiri sejak 50 tahun yang lalu. Pisang Plenet Mbah Di buka dari pukul 16.00 hingga pukul 23.00. Walaupun hanya gerobak kecil dan beberapa bangku, pisang plenet Mbah Di ramai dikunjungi.

Pisang yang digunakan untuk membuat kudapan ini adalah pisang kepok raja yang berwarna kuning. Ini berbeda dengan pisang kepok putih yang terasa sepat dan biasa dijadikan pakan burung. Cara membuat pisang plenet ini sangat mudah, pisang dibakar diatas bara api hingga layu dan berwarna kecoklatan, lalu diplenet menggunakan papan kecil seperti talenan.

Setelah berbentuk pipih, pisang diolesi margarin. Pisang Plenet ini disajikan dengan tiga pilihan rasa, ada coklat, selai nanas, dan gula putih bubuk. Cara penyajian pisang plenet ini sangat unik, yaitu pisang yang sudah diolesi margarin lalu ditaburi dengan pilihan rasa sesuai selera, kemudian ditutup oleh pisang yang sudah diplenet, seperti layaknya sandwich.

Satu porsi pisang plenet ini dibandrol dengan harga Rp 4.000 rupiah. Pisang plenet ini nikmat jika dimakan selagi panas. Jika anda sedang berada di Semarang, anda harus singgah sebentar menikmati kelezatan makanan khas Semarang yaitu Pisang Plenet Mbah Di yang berada di Jalan Pemuda. Dijamin ketagihan!

Penulis:
Suzka Adiratna Novitha
Semarang, suzkaXXX@gmail.com

Baca Juga:
Menikmati Masakan Meksiko di Semarang
Lezatnya Soto Ayam Pak No Semarang
Krantz, Mulai Makanan Semarang Sampai Eropa


Disclaimer

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 16 Desember sampai 27 Desember 2013 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Resolusi 2014". Ada kado akhir tahun dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya