Pandangan Buya Yahya soal Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi, Emang Boleh?

Dalam kajian Al Bahjah, salah seorang jemaah Buya Yahya bertanya tentang hukum muslim merayakan pergantian tahun Masehi. Apakah dibolehkan dalam Islam?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 28 Des 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2024, 14:30 WIB
KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya
Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif alias Buya Yahya. (Foto: YouTube Al Bahjah TV)

Liputan6.com, Jakarta - Kalender Masehi merupakan penanggalan resmi yang diberlakukan di negara Indonesia. Jika menilik sejarahnya, kalender Masehi dihitung mulai kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih, sehingga sistem penanggalan ini dianggap milik umat Kristiani.

Akan tetapi, penanggalan Masehi juga digunakan oleh umat agama lain, termasuk Islam. Bahkan, sudah menjadi budaya beberapa muslim turut merayakan pergantian tahun baru Masehi.

Dalam kajian Al Bahjah, salah seorang jemaah Buya Yahya bertanya tentang hukum muslim merayakan pergantian tahun Masehi. Apakah dibolehkan dalam Islam?

Ulama yang memiliki nama lengkap KH Yahya Zainul Ma’arif ini tidak secara langsung menyalahkan muslim yang memeriahkan tahun baru Masehi. Buya Yahya menyoroti kebiasaan buruk ketika malam pergantian tahun tersebut.

"Yang dipermasalahkan bukanlah dzatiyah bulan dan hari, akan tetapi kebiasaan dan kebudayaaan yang terjadi di tahun baru tersebut," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Jumat (27/12/2024).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Hentikan Kebiasaan Buruk saat Malam Tahun Baru

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Dalam realitanya sering ditemukan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam turut memeriahkan malam pergantian tahun Masehi dengan cara berhura-hura, berpesta pora, dan juga banyak kemaksiatan di dalamnya.

Oleh karenanya, Buya Yahya mengimbau kepada seluruh masyarakat Islam agar menghentikan perayaan tahun baru karena banyak dampak buruknya.

"Jadi yang kita hentikan adalah kebiasaan- kebiasaan jelek. Jadi mengikuti budaya-budaya kafir itulah yang tidak diperkenankan," tutur Buya Yahya.

"Begitulah keadaan umat Islam yang lemah pendirian. Kerjaannya ngikut-ngikut saja. Dan memang umat Islam itu banyak yang lemah pendirian, heboh dengan merayakan tahun baru Masehi," lanjutnya.

Isi Malam Tahun Baru dengan Kegiatan Islami

buya yahya 222
Buya Yahya (TikTok)

Buya Yahya memberikan opsi khususnya kepada tokoh-tokoh Islam agar mengalihkan perayaan di malam tahun baru dengan cara yang islami.

"Dan ini adalah tradisi para salafus shalih dalam mengubah masyarakat dengan budaya yang salah menjadi budaya yang islami, mengislamkan budaya," terang Buya Yahya.

Mengalihkannya bisa dengan berbagai macam cara, salah satunya ialah dengan menggelar tabligh akbar atau maulid nabi di tempat-tempat ramai pada malam tahun baru Masehi.

"Tapi jangan dikatakan kita merayakan tahun baru Masehi, nggak ada. Kita tidak merayakan tahun baru Masehi. Akan tetapi, di malam itu adalah malamnya orang kumpul. Dan begitulah dakwah Nabi SAW itu melihat kesempatan, keramaian-keramaian," jelas Buya Yahya.

Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya