Liputan6.com, Jakarta - Bekerja sama dengan Forum Ta'aruf Indonesia (Fortais) DIY, Kantor Urusan Agama (KUA) Sewon, Bantul, Yogyakarta, bakal menggelar program nikah massal gratis pada 2--10 Januari 2025. Penyelenggara menawarkan berbagai fasilitas tanpa biaya, seperti mahar, cincin kawin, busana dan riasan pengantin, serta dekorasi pelaminan.
Kasubdit Bina Kepenghuluan Direktorat Bina KUA dan Keluarga Sakinah Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), M. Afief Mundzir menyambut baik inisiatif ini. "Program ini diharapkan dapat membantu pasangan yang kurang mampu untuk melangsungkan pernikahan yang layak, serta mendorong terciptanya keluarga yang harmonis," ujar Afief, melansir laman Kemenag, Sabtu (28/12/2024).
Advertisement
Menurut dia, acara nikah gratis ini juga mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial dalam memperkuat keluarga di tengah masyarakat. "Tapi harus mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku. Kepatuhan terhadap ketentuan dan pemenuhan syarat jadi kunci utama keberhasilannya," ujar dia.
Advertisement
Ia mengatakan bahwa pencatatan perkawinan untuk legalitas dan perlindungan hukum bagi pasangan suami istri perlu disosialisasikan. Afief berharap, program ini bisa berlanjut dan jadi contoh untuk KUA lain, serta tidak hanya berdampak pada peningkatan kesadaran hukum, tapi juga membantu membangun masyarakat yang lebih tertib administrasi.
Terpisah, Kepala KUA Sewon, Mustafied Amna, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag ke-79, sekaligus menyambut Tahun Baru 2025. "Mengusung tema 'Sinergi dan Kolaborasi 18 Ribu Pengantin Menuju Indonesia Emas,' program ini bertujuan membantu pasangan merayakan momen sakral pernikahan tanpa beban biaya besar," ujarnya.
Bisa Cari Pasangan Juga
Program nikah massal gratis ini terbuka untuk umum dan dapat dilakukan di KUA se-Kabupaten Bantul dengan kata sandi "Nikah Bareng." Mustafied mengatakan, informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui hotline 0815 7908 232 atas nama Ryan.
"Kuota peserta terbatas, sehingga calon peserta diimbau segera menghubungi nomor kontak tersebut," imbaunya.
Sementara itu, Ketua Fortais Ryan Budi Nuryanto mengatakan, bagi peserta yang belum memiliki pasangan, acara ini juga menyediakan program bertajuk "Golek Garwo" alias cari jodoh. Golek Garwo akan digelar di Aula Kapanewon Sewon, Minggu, 5 Januari 2025 pukul 09.30--12.00 WIB.
Bagi yang ingin ambil bagian sebagai peserta, Ryan meminta mereka datang langsung atau menghubungi narahubung di nomor 08157908232. "Saat ini," kata dia. "Sudah ada ratusan (orang) yang mendaftar untuk ajang cari jodoh dari berbagai kota."
"Soal nanti mereka yang berjodoh ingin dinikahkan gratis di acara kami di KUA Sewon, kami persilakan. Jika mau nikah sendiri juga enggak apa-apa," ia menambahkan.
Advertisement
Angka Pernikahan di Indonesia
Sebelumnya dilaporkan bahwa angka pernikahan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, hal ini dipicu perubahan persepsi tentang menikah.
"Dulu pernikahan setahun 2 juta lebih, sekarang meski jumlah usia nikahnya masih cukup besar, hanya sekitar 1,5 sampai 1,7 juta," kata dr. Hasto saat menyambangi Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada Rabu, 26 Juni 2024, lapor kanal Health Liputan6.com.
Dia memaparkan, tujuan pernikahan di Indonesia, mayoritas untuk prokreasi, yang artinya mendapat keturunan. "Ada juga yang rekreasi, supaya hubungan suami-istri sah, ada yang 'security,' yaitu supaya bisa mendapat perlindungan," menurut dia.
Sementara, saat ini terdapat perubahan persepsi tentang pernikahan. Kini, sebut dr. Hasto, pernikahan dianggap sebagai tradisi yang tidak harus dilakukan. Ada beberapa penelitian menemukan bahwa keinginan menikah mengalami penurunan, sehingga Total Fertility Rate (TFR) ada di angka 2,18.
"Di Jawa Tengah, Angka Kelahiran Total sebanyak 2,04. Secara nasional, saya memiliki tanggung jawab agar penduduk tumbuh seimbang. Saya berharap adik-adik perempuan nanti punya anak rata-rata satu perempuan," ujar dia.
Jangan Menikah Muda
Dokter Hasto melanjutkan, "Kalau di desa ada seribu perempuan, harus ada seribu bayi perempuan lahir. Hal itu diperlukan agar suatu desa tidak zero growth, bahkan minus growth. Lama-lama habis orangnya."
Ia turut menghimbau remaja agar jangan menikah terlalu muda. Pasalnya, ada berbagai potensi masalah yang dapat terjadi pada kehamilan usia dini. Lebih lanjut, ia juga memberi penyuluhan mengenai organ reproduksi dan proses perkembangan bayi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Siap nikah itu memiliki makna yang dalam, artinya menyiapkan kehamilan," ucapnya.
Kehamilan yang baik, ideal, dan aman adalah yang terjadi pada usia 21 hingga tidak melebihi 35 seperti disampaikan Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional, Wahidin. "Kampanye kita itu sekarang hamil yang ideal," kata Wahidin secara terpisah, Kamis, 27 Juni 2024.
Hadir mewakili Rektor UNNES, Wakil Rektor III Bid. Riset, Inovasi dan Sistem Informasi Prof. Dr. Ngabiyanto, M.Si, menyampaikan hal senada. "Siap nikah tidak hanya secara fisik, ada pengelolaan rumah tangga, kemudian mentalitas," ucapnya.
Advertisement