Pasar Kripto Tertekan, Imbas Aksi Pengetatan Regulator AS

Penyebab anjloknya market adalah aksi pengetatan regulasi kepada bursa kripto global

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Mar 2023, 16:39 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 16:39 WIB
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Liputan6.com, Jakarta Pasar kripto memulai awal pekan dengan berat. Setelah datar beberapa hari terakhir. Pasar sempat anjlok pada Senin malam, 27 Maret 2023 dan membawa Bitcoin (BTC) turun kembali ke level USD 26.000 atau setara Rp 392 juta (asumsi kurs Rp 15.078 per dolar AS). Meski begitu, market akhirnya perlahan pulih.

Menurut tim riset Tokocrypto dalam analisis hariannya yang diterima Liputan6.com, Selasa (28/3/2023), penyebab anjloknya market adalah aksi pengetatan dan intervensi berlebih regulator AS terhadap bursa kripto global. 

“Aksi itu membuat tekanan jual meninggi, tapi berhasil tertahan oleh trader dan investor untuk menjaga harga Bitcoin tetap stabil kembali,” kata tim riset.

Salah satu sentimen pendorong kepercayaan investor adalah kabar bank JPMorgan yang mengatakan krisis perbankan AS telah membuka peluang untuk meningkatkan pangsa pasar untuk beberapa bursa kripto dan Deutsche Wertpapier Service Bank AG (dwpbank), yang meluncurkan wpNex, platform perdagangan Bitcoin.

Pasar kripto mengalami kepanikan jual yang dilakukan oleh para trader karena terjadi penolakan kenaikan harga Bitcoin (BTC) jumat. Hal ini disebabkan karena adanya hambatan menuju area resisten yang disebabkan oleh beberapa sentimen. Area resisten ini merupakan titik kritis untuk Bitcoin bisa melanjutkan tren bullish-nya dalam waktu dekat ini.

Selama beberapa hari ke belakang Bitcoin mengalami sideways, namun cenderung mengalami koreksi sedikit sesuai dengan analisa dan sentimen tentang pasar aset kripto. 

Dominasi Bitcoin juga mengalami kenaikan sedikit, yang sebelumnya pada tanggal 24 maret 2023 memiliki dominasi sebesar 45,14 persen, sekarang memiliki dominasi sebesar 45,55 persen. Kenaikan dominasi ini mengakibatkan banyak altcoin mengalami koreksi.

Berdasarkan Bitcoin Fear and Greed Index, saat ini sedang berada pada poin 59 dalam kategori Greed yang artinya Bitcoin saat ini sedang berada pada area FOMO. 

“Ini artinya Bitcoin kemungkinan akan mengalami koreksi dalam beberapa hari mendatang. Ada baiknya saat ini untuk wait and see terlebih dahulu dan melakukan akumulasi secara bertahap dengan strategi dollar cost averaging (DCA),” pungkas tim riset.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya