Liputan6.com, Jakarta Platform intelijen bisnis MicroStrategy menegaskan kembali komitmennya terhadap strategi investasi Bitcoin setelah menghasilkan laba kuartalan pertama sejak 2020.
Perusahaan yang didirikan oleh Michael Saylor kembali ke posisi hijau pada kuartal pertama 2023 dengan laba sebesar USD 94 juta atau setara Rp 1,3 triliun (asumsi kurs Rp 14.670 per dolar AS).
Baca Juga
Perusahaan memiliki 140.000 Bitcoin, yang dibeli secara kolektif dengan biaya rata-rata sekitar 29.803 atau setara Rp 437,5 juta. Keuntungan bitcoin perusahaan datang karena BTC berhasil naik 72 persen selama kuartal pertama menjadi sekitar USD 28.300 atau setara Rp 415,4 juta.
Advertisement
Kepala eksekutif perusahaan, Phong Lee menjelaskan dalam pernyataan 1 Mei soal keyakinan MicroStrategy dalam investasi Bitcoin-nya.
“Keyakinan dalam strategi bitcoin kami tetap kuat karena lingkungan aset digital terus berkembang. Selain manfaat pajak, perusahaan menguangkan pendapatan USD 121,9 juta atau setara Rp 1,7 triliun, naik 2,2 persen dari waktu yang sama tahun lalu,” kata Lee, dikutip Cointelegraph, Selasa (2/5/2023).
Kepala keuangan perusahaan, Andrew Kang menjelaskan perusahaan juga berhasil mengurangi pengaruhnya dengan membayar kembali pinjaman yang didukung Bitcoin senilai USD 161 juta atau setara Rp 2,3 triliun dari Silverage Bank yang sekarang runtuh.
“Di kuartal pertama, kami memperkuat struktur permodalan kami dengan mengurangi leverage dengan melunasi sepenuhnya pinjaman kami yang didukung bitcoin,” jelas Kang.
Sesuai pengajuan SEC sebelumnya,Microstrategy membeli 7.500 BTC di kuartal pertama 2023 dalam dua pembelian pada 23 Maret dan 5 April dengan total USD 179 juta atau setara Rp 2,6 triliun.
Tengok Potensi Pergerakan Pasar Kripto Sepanjang Mei 2023
Pergerakan pasar kripto pada April 2023 cukup menggembirakan. Bitcoin alami kinerja positif selama empat bulan berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya menandakan potensi akhir dari pasar bearish.
Secara historis, tren ini tidak pernah mengarah ke posisi terendah baru, yang menunjukkan pasar bearish Bitcoin mungkin sudah berakhir. Lantas bagaimana proyeksi pasar kripto dan Bitcoin pada Mei 2023.
Trader Eksternal Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, hanya waktu yang akan menentukan apakah pasar bearish Bitcoin berakhir mulai Mei ini, karena makroekonomi kini menghadapi tantangan yang signifikan. Data ekonomi As yang terbaru menunjukan The Fed masih mendukung sikap hawkish
Prediksi suku bunga acuan The Fed akan berada pada 5,25 persen, naik dari 5 persen yang membuat Bitcoin bisa tertekan.
“Jika memang benar suku bunga naik sesuai prediksi, maka Bitcoin akan terkoreksi, namun jika suku bunga tetap atau turun maka BTC kemungkinan akan mengalami kenaikan,” kata Fyqieh dalam analisis bulanan yang diterima Liputan6.com, Selasa (2/5/2023).
Advertisement
Masa Depan Kripto
Inflasi AS telah melambat mengikuti upaya konsisten dari The Fed ini melalui kenaikan suku bunga yang ditargetkan. Meskipun terjadi perlambatan, inflasi masih lebih tinggi dari kisaran yang diproyeksikan. Hal ini yang diperkirakan BTC belum akan lepas dari sentimen bearish ke depannya.
Pergerakan BTC sampai pertengahan Mei diprediksi masih tetap berada di level resisten kuat USD 30.000 atau setara Rp 441,4 juta (asumsi kurs Rp 14.715 per dolar AS). Bila terjadi penurunan target terdekat di harga USD 27.000 atau setara Rp 397,3 juta..
“Namun, masa depan Bitcoin dan kripto lainnya masih ditentukan juga oleh beberapa sentimen seperti situasi sistem perbankan yang mulai terguncang dan perbedaan pendekatan peraturan yang diambil oleh berbagai negara,” pungkas Fyqieh.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.