Liputan6.com, Jakarta - Uzbekistan telah memperbarui kebijakan terkait biaya yang dikenakan dalam perdagangan atau bursa mata uang kripto di negaranya. Negara tersebut melipatgandakan biaya dari yang berlaku sejak 2022.
Badan Nasional untuk Proyek Prospektif (NAPP) Uzbekistan mengumpukan kenaikan struktur biaya itu pada 19 Maret 2024. Ini dinilai mengikuti penilaian bahwa perusahaan kripto telah mencapai “profitabilitas yang cukup” di pasar.
Baca Juga
Aturan baru itu mengubah mandat sebelumnya yang ditetapkan pada September 2022 oleh Kementerian Kehakiman.
Advertisement
"Struktur biaya baru dijadwalkan mulai berlaku pada 20 Juni 2024 atau tiga bulan setelah diumumkan secara resmi," tulis laporan Yahoo Finance, seperti dikutip, Minggu (24/3/2024).
Dengan pengaturan baru, pertukaran kripto akan mengalami kewajiban bulanan yang meroket hingga 740 basis reference value (BRV), setara dengan 251,6 juta som Uzbekistan (sekitar USD 20.015). Ini menggantikan biaya sebelumnya sebesar 400 BRV atau 136 juta som (USD 10.819).
Pengecer mata uang kripto akan menanggung beban yang jauh lebih tinggi, dengan biaya meningkat dari 20 BRV (sekitar 6,8 juta som atau $540) menjadi 185 BRV (62,9 juta som atau USD 5.003) per bulan.
kenaikan Pendapatan Negara
Otoritas yang mengawasi perdagangan kripto di Uzbekistan membidik adanya kenaikan pendapatan negara dari penerapan kebijakan itu. Upaya ini dinilai bisa meningkatkan pendapatan tanpa membahayakan stabilitas keuangan para pelaku industri.
Perlu diketahui, pada November 2022, Uzbekistan mulai memberikan lisensi kepada perusahaan kripto lokal, menandai pergeseran dari pendekatan garis keras sebelumnya yang menerapkan blokade bursa internasional utama atas tuduhan aktivitas tanpa izin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bos Binance Prediksi Harga Bitcoin Tahun Ini Tembus di Atas Rp 1,3 Miliar
Sebelumnya, CEO Binance, Richard Teng membagikan pandangan bitcoin dan perkiraan harga di sebuah acara di Bangkok pada Minggu, 17 Maret 2024. Teng memprediksi harga Bitcoin bisa melebihi USD 80.000 atau setara Rp 1,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.69 per dolar AS) dolar pada tahun ini.
Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (22/3/2024), Teng mengambil alih sebagai kepala eksekutif Binance setelah Changpeng Zhao (CZ) mengundurkan diri pada November tahun lalu setelah penyelesaian pertukaran kripto senilai USD 4,3 miliar atau setara Rp 67,3 triliun dengan otoritas AS.
Teng menjelaskan ETF bitcoin spot AS telah mengalami arus masuk yang signifikan sejak disetujui pada Januari, dan menambahkan ia mengharapkan lebih banyak dana pribadi dan keluarga untuk meningkatkan alokasi dana ini dalam waktu dekat.
Mengacu pada perkiraan sebelumnya bitcoin akan mencapai USD 80.000 pada akhir tahun ini, Teng menjelaskan dia sekarang melihat harga kripto melebihi perkiraannya dengan berkurangnya pasokan dan permintaan yang terus meningkat.
Sambil mengklarifikasi perkiraan harga BTC adalah pandangan pribadinya, dia menjelaskan reli kripto tidak akan menjadi “garis lurus”, dengan menyatakan naik turunnya akan baik untuk pasar.
Teng juga mengomentari pencapaian bitcoin baru-baru ini yang mencapai titik tertinggi baru sepanjang masa dan arus masuk yang signifikan ke ETF bitcoin spot, dengan menyatakan kenaikan ini baru saja dimulai.
Banyak orang memperkirakan lonjakan harga bitcoin yang besar, didorong oleh permintaan ETF bitcoin spot dan halving.
Advertisement
Pendapat Lainnya
CEO Galaxy Digital Mike Novogratz mengantisipasi BTC mencapai USD 100.000 atau setara Rp 1,5 miliar tahun ini, mengutip momentum yang tak terkendali untuk ETF bitcoin spot. Analis Bernstein sekarang lebih yakin crypto akan mencapai USD 150.000 atau setara Rp 2,3 miliar pada pertengahan 2025.
CIO Bitwise Matt Hougan mengatakan BTC bisa mencapai USD 200.000 atau setara Rp 3,1 miliar tahun ini karena terlalu banyak permintaan dan tidak cukup pasokan. Sementara itu, penulis Rich Dad Poor Dad Robert Kiyosaki memperkirakan BTC akan mencapai USD 300.000 atau setara Rp 4,6 miliar tahun ini.