Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin sempat menembus level USD 70.000 atau setara Rp 1,10 miliar (asumsi kurs Rp 15.753 per dolar AS) untuk pertama kalinya sejak Juni. Kenaikan ini didukung oleh arus masuk ke dana khusus yang diperdagangkan di bursa serta spekulasi tentang hasil potensial dari pemilu AS minggu depan.
Bitcoin naik sekitar 1 persen sebelum memangkas kenaikan dan diperdagangkan di kisaran USD 69.840 pada Selasa pagi. Token kripto yang lebih kecil termasuk Ether yang berada di peringkat kedua juga membukukan kenaikan yang moderat.
Baca Juga
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (29/10/2024), bitcoin dipandang oleh sebagian orang sebagai apa yang disebut perdagangan Trump karena calon presiden dari Partai Republik Donald Trump menggunakan aset digital selama kampanye. Trump unggul dalam pasar prediksi, sementara jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat melawan kandidat Demokrat Wakil Presiden Kamala Harris.
Advertisement
Analis pasar di IG Australia Pty Tony Sycamore mengatakan token tersebut mendapat dukungan dari reli saham dan terus memperkirakan kemenangan pemilihan Donald Trump.
Trump telah berjanji untuk menjadikan AS sebagai ibu kota kripto di dunia. Harris telah mengadopsi pendekatan yang lebih terukur, berjanji untuk mendukung kerangka regulasi bagi industri tersebut. Posisi mereka kontras dengan tindakan keras terhadap sektor tersebut di bawah Presiden Joe Biden. Bitcoin telah melonjak 66 persen pada 2024.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Standard Chartered: Bitcoin Tembus USD 73.000 saat Hari Pilpres AS 2024
Sebelumnya, Kepala Riset Aset Digital Global Standard Chartered, Geoff Kendrick membeberkan proyeksi pergerakan harga Bitcoin (BTC) berdasarkan hasil potensial dari pemilihan presiden AS, pada November mendatang.
Laporan yang disusun Kendrick memberikan skenario terperinci tentang bagaimana Bitcoin dapat merespons perbedaan hasil pilpres AS 2024.
"Kami menggunakan level volume BTC harian dan level strike populer untuk memperkirakan pergerakan harga pasca pemilihan," kata Kendrick, dikutip dari News.bitcoin.com, Senin (28/10/2024).
"Kami pikir harga BTC kemungkinan akan berada di sekitar USD 73.000 pada Hari Pemilihan, 5 November," ungkapnya.
Kendrick selanjutnya menganalisis dampak kemenangan kandidat Presiden dari Partai Republik, Donald Trump pada harga Bitcoin. Prediksinya menunjukkan, awalnya Bitcoin dapat naik sebesar 4% setelah hasil pemilihan, dengan total kenaikan sekitar 10% pada hari-hari berikutnya.
"Dengan asumsi kemenangan Trump, titik impas opsi menyiratkan kenaikan harga lebih lanjut sekitar 4% ketika hasil pemilihan presiden diketahui, dan sekitar 10% secara total dalam beberapa hari lagi,"Â papar Kendrick.
"Jika Partai Republik menang telak di Kongres, target akhir tahun kami (harga Bitcoin) sebesar USD 125.000," lanjut dia.
Â
Advertisement
Skenario Lain
Dalam skenario yang berbeda, Kendrick mengatakan, jika Wakil Presiden Kamala Harris memenangkan kursi kepresidenan, harga Bitcoin mungkin akan mengalami penurunan awal.
Namun, ia mengantisipasi mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar itu masih dapat mencapai rekor tertinggi pada akhir tahun 2024.
“Jika Harris menang, kami melihat BTC awalnya diperdagangkan lebih rendah tetapi tetap berakhir pada tahun 2024 pada level tertinggi baru sekitar USD 75.000," ia mencatat, yang menunjukkan prospek yang tangguh untuk Bitcoin dalam jangka panjang di bawah kepemimpinan Demokrat.