Overhype hingga Regulasi Jadi Penyebab Runtuhnya Proyek Kripto Buatan Artis Tanah Air

Fenomena publik figur meluncurkan token kripto sempat ramai di tanah air pada 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 29 Nov 2024, 16:19 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2024, 16:16 WIB
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Fenomena publik figur meluncurkan token kripto sempat ramai di tanah air pada 2022. Fenomena ini tak bertahan lama karena sejumlah kripto milik para artis kini sudah tidak bernilai lagi, bahkan tidak ada informasi terbaru terkait kelanjutan proyek kripto tersebut.

Pengamat sekaligus anais kripto, Afid Sugiono menjelaskan penyebab keruntuhan kripto para artis adalah Overhype dan kejenuhan pasar.

Afid menturkan pada puncaknya, banyak token artis yang dikeluarkan dalam waktu yang bersamaan, sehingga pasar menjadi jenuh dengan berbagai proyek yang kurang berkualitas. 

“Setelah kejenuhan ini terjadi, banyak orang akhirnya kehilangan minat atau berpindah ke proyek lain yang lebih memiliki nilai dan potensi jangka panjang,” kata Afid kepada Liputan6.com, Jumat (29/11/2024). 

Faktor Tren

Afid menambahkan, spekulasi dan Fear of Missing Out (FOMO) juga mempengaruhi hal tersebut. Menurut Afid, pada awalnya, banyak orang membeli token tersebut karena tren dan pengaruh sosial media, serta FOMO yang dipicu oleh popularitas artis. 

Namun, setelah beberapa waktu, banyak investor yang menyadari token tersebut tidak memiliki fundamental yang kuat, sehingga nilai token anjlok dan minat pun menghilang.

 

Regulasi

Ilustrasi tambang Kripto. (Foto By AI)
Ilustrasi tambang Kripto. (Foto By AI)

Regulasi yang belum jelas juga menjadi penyebab token artis tidak diminati investor. Afid menjelaskan dunia kripto masih sangat terfragmentasi dan kurang diatur, termasuk dalam hal token yang terkait dengan selebritis atau artis. 

“Jika sebuah proyek tidak mendapatkan dukungan hukum yang kuat atau jika ada isu terkait penipuan atau ketidaksesuaian dengan regulasi, ini bisa membuat investor dan pasar ragu dan akhirnya meninggalkan token tersebut,” jelasnya. 

Selain itu, kurangnya Fundamental dan Use Case yang jelas jadi penyebab runtuhnya aset kripto para artis. 

“Banyak token artis yang diciptakan hanya karena hype atau tren semata, tanpa didukung oleh tujuan atau utilitas yang jelas. Token-token ini sering kali kurang memberikan nilai lebih bagi penggunanya selain nama besar artis yang ada di belakangnya,” ujarnya.

Afid menambahkan, tanpa ada penggunaan nyata atau manfaat bagi ekosistem, token tersebut sulit bertahan dalam jangka panjang.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya