OpenSea Kembali Rajai Pasar NFT, Ungguli Blur dan Magic Eden

Liputan6.com, Jakarta - Platform pasar token non-fungible (NFT) OpenSea telah kembali merebut posisi terdepan sebagai platform perdagangan koleksi digital terkemuka, meskipun aktivitas pasar secara keseluruhan mengalami penurunan. Menurut data dari pelacak pasar NFT, NFTScan, OpenSea telah menduduki posisi teratas dalam volume perdagangan pasar NFT selama 30 hari terakhir.

Berdasarkan data tersebut, OpenSea menguasai lebih dari 40% dari total volume perdagangan pasar, sementara Blur, pesaing terbesar OpenSea, hanya mencatatkan 23%. Platform NFT Magic Eden memiliki pangsa pasar sebesar 7,69%, sedangkan OKX NFT memiliki pangsa pasar sebesar 5%.

Melansir Cointelegraph, Sabtu (26/4/2025), pelacak data ini juga mengungkapkan bahwa dalam sebulan terakhir, hampir 70% dompet yang bertransaksi dengan NFT terlibat dengan OpenSea. Lebih dari 610.000 dompet menggunakan OpenSea. Dalam tiga bulan terakhir, OpenSea memiliki lebih dari 2,1 juta dompet yang bertransaksi di platformnya.

Sebagai perbandingan, dompet yang bertransaksi dengan Magic Eden, Blur, dan OKX NFT mencapai pangsa pasar gabungan sebesar 17%, yang berarti sekitar 103.000 dompet. Dalam tiga bulan terakhir, platform-platform ini memiliki total 380.000 dompet yang melakukan transaksi NFT di platform mereka.

OpenSea Mengembalikan Dominasi NFT di Tengah Perkembangan Platform

Pada kuartal terakhir 2024, OpenSea mempromosikan peluncuran platform barunya, OS2. Co-founder dan CEO OpenSea, Devin Finzer, mengatakan mereka akan membayangkan ulang segalanya, dengan versi baru platform yang dijadwalkan hadir pada Desember.

Pada 13 Februari, OpenSea meluncurkan versi beta terbuka untuk OS2, memungkinkan publik untuk akhirnya menggunakan platform tersebut setelah periode akses terbatas yang hanya tersedia untuk pengguna beta pribadi.

Pasar NFT ini juga mengungkapkan peluncuran token resmi proyek, SEA. Selain meluncurkan pasar NFT yang diperbarui, proyek ini juga mulai terjun ke perdagangan token kripto.

Pada 19 April, platform ini mengumumkan mereka telah membuka akses perdagangan Solana untuk semua penggunanya, melewati fase beta tertutup yang seharusnya dibatasi hanya untuk 50.000 pengguna. Fitur baru ini memungkinkan pengguna OpenSea untuk berdagang token Solana, termasuk memecoin populer seperti Bonk dan Ai16z.

Selain perkembangan platform, pasar NFT ini juga telah terbebas dari pengawasan regulasi. Pada 22 Februari, Finzer menyatakan bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah menghentikan penyelidikan terhadap pasar koleksi digital ini.

OpenSea kembali mendominasi pasar di tengah penurunan volume penjualan NFT. Data dari CryptoSlam menunjukkan bahwa pada kuartal pertama tahun 2025, volume penjualan NFT hanya mencapai USD 1,5 miliar, yang menunjukkan penurunan sebesar 61% dibandingkan dengan volume USD 4,1 miliar pada periode yang sama pada 2024.

Meskipun volume penjualan menurun, beberapa metrik menunjukkan bahwa NFT masih tetap menarik bagi banyak pedagang. CryptoSlam mencatatkan lebih dari 359.000 pembeli NFT dalam tujuh hari terakhir, yang menunjukkan peningkatan sebesar 52% dibandingkan minggu sebelumnya.

Selain itu, meskipun terjadi penurunan volume, beberapa koleksi NFT masih menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Dalam tujuh hari terakhir, CryptoPunks mencatatkan lonjakan penjualan sebesar 82%. Dalam 30 hari terakhir, koleksi ini mencapai hampir USD 20 juta dalam volume penjualan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.