Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara Bitcoin Policy Institute, pengusaha, politisi, serta mantan Capres AS, Vivek Ramaswamy menyampaikan pandangan berani tentang Bitcoin.
Dia menuturkan, Bitcoin bukan sekadar aset investasi, tetapi juga simbol kebebasan, inovasi, dan ketahanan bagi Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Ia mendorong pemerintah AS untuk mempertimbangkan Bitcoin sebagai cadangan strategis, dengan alasan bahwa langkah ini akan membantu mempertahankan dominasi Amerika dalam ekonomi global dan sektor teknologi. Menurut Vivek Ramaswamy, Bitcoin sejalan dengan nilai-nilai inti yang membentuk identitas Amerika.
Advertisement
"Kita mungkin berbeda dalam ras dan agama, tetapi kita memiliki keyakinan bersama fondasi kebebasan individu dan hak untuk menentukan nasib kita sendiri," ujar Ramaswamy, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (13/3/2025).
Ramaswamy menambahkan, Bitcoin mencerminkan etos yang sama: kedaulatan, kemandirian, dan sistem keuangan yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak mana pun.
Sektor Swasta Akan Memimpin Adopsi Bitcoin
Ramaswamy meyakini sektor swasta akan lebih dulu mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan sebelum akhirnya negara-negara ikut mengikuti langkah tersebut.
"Ini bukan sekadar jargon Bitcoin ke bulan ini adalah analisis berdasarkan prinsip ekonomi dasar. Lembaga-lembaga keuangan harus membuat keputusan dalam kondisi kelangkaan modal dan memastikan pengembalian investasi yang optimal,” jelasnya.
Ramaswamy memprediksi sektor swasta akan lebih dulu bergerak mengadopsi Bitcoin, sebelum akhirnya negara-negara berdaulat menyusul. Hal yang tampaknya mustahil hari ini akan menjadi sesuatu yang jelas di masa depan.
Bakal Jadi Fondasi
Ramaswamy juga memperingatkan agar pemerintah tidak menggunakan regulasi sebagai alat untuk menekan industri kripto. Sebaliknya, ia mendukung kebijakan yang memungkinkan persaingan dan inovasi berkembang secara alami tanpa hambatan birokrasi yang berlebihan.
Regulasi seharusnya menjaga persaingan, bukan menghambatnya. Jika Bitcoin benar-benar mencerminkan semangat kebebasan Amerika, maka kebijakan harus mencerminkan prinsip yang sama.
“Kita sedang memasuki era keemasan baru dalam inovasi, dan Bitcoin akan menjadi fondasi masa depan itu,” pungkasnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Bitcoin Diprediksi Anjlok ke USD 70.000, Setelah Itu Reli Besar
Sebelumnya, Arthur Hayes, mantan CEO bursa kripto Bitmex, memprediksi bahwa Bitcoin (BTC) kemungkinan akan turun hingga USD 70.000 atau setara Rp 1,15 miliar (asumsi kurs Rp 16.440 per dolar AS) sebelum mengalami reli besar.
Ia mengingatkan para investor untuk tetap sabar di tengah volatilitas yang tinggi dan menyoroti peran bank sentral dalam menentukan arah pasar selanjutnya.
Dalam analisisnya, Hayes menilai bahwa koreksi hingga 36% dari harga tertinggi sepanjang masa (ATH) Bitcoin di UD 110.000 merupakan hal yang normal dalam pasar bullish. Melalui platform media sosial X pada 10 Maret.
"BTC kemungkinan mencapai titik terendah di sekitar USD 70.000. Koreksi ini bukanlah hal yang aneh dalam tren naik jangka panjang," kata Hayes, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (12/3/2025).
Namun, ia menambahkan sebelum Bitcoin mengalami reli besar, pasar keuangan tradisional seperti S&P 500 (SPX) dan Nasdaq (NDX) perlu mengalami penurunan signifikan, yang dapat memicu krisis di lembaga keuangan utama.
Jika hal ini terjadi, bank sentral seperti Federal Reserve, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC), Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Jepang (BOJ) kemungkinan akan mengambil langkah pelonggaran moneter untuk menstabilkan ekonomi.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Masuk ke Pasar?
Menurut Hayes, investor harus berhati-hati dalam mengelola volatilitas pasar dan menunggu waktu yang tepat sebelum melakukan pembelian besar.
"Pedagang mungkin mencoba membeli saat harga turun, tetapi bagi mereka yang lebih menghindari risiko, lebih baik menunggu bank sentral melakukan pelonggaran moneter sebelum masuk dengan modal besar. Anda mungkin tidak mendapatkan harga paling rendah, tetapi Anda juga tidak perlu mengalami stres akibat periode panjang kerugian yang belum terealisasi," ujarnya.
Ia juga mengingatkan kemungkinan turbulensi dalam jangka pendek, dengan Bitcoin bisa menguji ulang level USD 78.000, dan jika gagal bertahan, turun hingga USD 75.000. Hayes mencatat banyak kontrak opsi Bitcoin berkisar antara USD 70.000 hingga USD 75.000, yang dapat memicu volatilitas tinggi.
Advertisement
