Disabilitas Down Syndrome Tak Halangi John Berbisnis hingga Hasilkan Miliaran Dollar

Keterbatasan karena disabilitas yang dimiliki John membuat dirinya kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan seperti teman-temannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2019, 15:06 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2019, 15:06 WIB
John Cronin, penyandang disabilitas autis yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan
John Cronin, penyandang disabilitas autis yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Siapapun bisa menjadi sukses tanpa terkecuali. Termasuk seorang penyandang disabilitas autisme yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Dia adalah John Cronin, penyandang disabilitas autisme atau down syndrome berusia 23 tahun yang telah sukses mendirikan bisnis kaus kaki bernama Crazy Socks.

Pendapatan John tak main-main. Ia berhasil meraup jutaan dollar dari bisnis kaus kakinya tersebut. Hebatnya, John mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang.

Bisnis tersebut bermula saat John mencari kesibukan usai lulus sekolah pada 2016 silam. Keterbatasan yang dimiliki John membuat dirinya kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan seperti teman-temannya.

Dia bersama ayahnya, Mark Cronin berencana untuk membuat bisnis food truck. Sayangnya, mereka tidak bisa memasak sehingga harus mencari ide bisnis lain.

Akhirnya, di hari World Down Syndrome Day yang jatuh pada 21 Maret, John menemukan idenya. Secara tradisional orang merayakannya dengan mengenakan kaus kaki dengan pola dan warna yang menyenangkan.

Mark pun mulai mencari kaus kaki untuk merayakan hari tersebut, sayangnya mereka tidak menemukannya.

"Ide saya adalah saya ingin membuat kaus kaki itu," ujar John dilansir CNBC Make It.

John yang merupakan penyandang disabilitas pun mulai mendesain kaus kakinya, berwarna ungu dengan gambar hati, dan logo 3-21 yang menandakan hari down syndrome. Pada saat yang sama, Mark tengah mencari pekerjaan setelah bisnis keluarga telah ditutup.

"Ketika John datang dan berkata kami harus menjual kaus kaki, nampaknya itu ide yang layak untuk dicoba. Dan itulah yang kami lakukan. Kami tidak menyiapkan rencana bisnis. Kami tidak melakukan banyak penelitian. Hanya mencari tahu bagaimana orang-orang merespons," kata Mark.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mulai Berbisnis

John Cronin, penyandang disabilitas autisme yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan
John Cronin, penyandang disabilitas autisme yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan. (Merdeka.com)

Mereka pun mulai melakukan langkah-langkah yang biasanya dilakukan untuk memulai bisnis kecil. Mulai dari mendaftarkan produk hingga membuka rekening bank.

Satu-satunya pemasaran yang mereka miliki adalah halaman Facebook yang menampilkan video promosi dari John tentang kaus kakinya. Sementara, investasi awal dalam bisnis hanya beberapa ribu dolar.

Situs web The John Crazy Socks secara resmi diluncurkan pada bulan Desember 2016, tetapi tidak berjalan tanpa hambatan.

Mark dan John memiliki open store online pukul 10.00, tetapi rencana itu dengan cepat terhenti ketika situs web itu tiba-tiba crash.

Meski banyak rintangan, namun mereka bisa menerima 42 pesanan kaus kaki di hari pertama mereka. Semua pesanan berasal dari Huntington, New York. Tetapi, John memiliki ide untuk pengiriman barangnya.

John membungkus setiap pesanan kaus kaki dengan kertas tisu dan dikemas dalam kotak merah dengan ucapan terima kasih dan permen. Kemudian John mengantarkan pesanannya langsung ke rumah pelanggan.

"Aku mendatangi rumah mereka dan mereka menyukainya. Mereka bahkan berfoto denganku, membawa video bersamaku. Luar biasa," kata John.

Dari situ, bisnis John mulai dikenal banyak orang. Antusiasme John untuk bisnisnya yang sedang berkembang dan penekanannya pada layanan pelanggan dan memberikan pengalaman yang berkualitas, tidak luput dari perhatian.

Video dan foto-foto pengiriman rumah John mulai menyebar di media sosial dan penjualan mulai meroket. Pada bulan pertama, mereka mengirim 452 pesanan dan menghasilkan sekitar USD 13.000.

Dengan tujuan menjadi toko serba ada untuk semua kaus kaki, John Crazy Socks membawa kaus kaki dari lebih dari 20 pemasok yang berbeda, dengan kaus kaki dalam 2.000 gaya yang berbeda.

Menurut Mark, kaus kaki yang mereka desain sendiri adalah yang paling sukses. Dua dolar dari setiap penjualan kaus kaki tersebut disumbangkan ke mitra amal perusahaan dan John Crazy Socks juga menyumbangkan 5 persen dari pendapatannya ke Olimpiade Khusus.

 

Pekerjakan Orang Berbeda-beda

John Cronin, penyandang disabilitas autisme yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan
John Cronin, penyandang disabilitas autisme yang berhasil mendirikan sebuah bisnis dan menyediakan lapangan pekerjaan. (Merdeka.com)

John Crazy Socks juga mempekerjakan orang dengan kemampuan yang berbeda, mulai dari individu yang telah didiagnosis dengan autisme hingga down syndrome.

Sejauh ini, John Crazy Socks telah menciptakan 35 pekerjaan, 18 di antaranya dipegang oleh orang-orang dengan kemampuan berbeda.

"Kami membutuhkan orang yang bekerja di gudang kami. Saya tidak membutuhkan mereka untuk menunjukkan kepada saya semua keterampilan lainnya. Hanya, bisakah Anda melakukan pekerjaan di gudang? Dan saya pikir jika majikan mendekati pekerjaan dengan cara itu, fokus pada apa yang Anda butuhkan dan pada apa yang dapat dilakukan seseorang, Anda akan menemukan kesuksesan," kata Mark.

Mark menilai, mempekerjakan orang dengan kemampuan berbeda tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan karyawan, namun juga bisa meningkatkan bisnis karena memiliki keunggulan dalam persaingan dunia usaha.

"Sebagian besar karyawan kami bekerja paruh waktu karena mereka menghadapi pilihan. Mereka harus memilih antara bekerja dan terapi mereka. Jika mereka bekerja terlalu lama, mereka kehilangan waktu terapi," jelas Mark.

Bisnis kaus kaki ini pun langsung memuncak pada 2017 dengan total pengiriman kaus kaki mencapai 42.000 pesanan senilai USD 1,7 juta atau Rp 25,84 miliar.

Pada 2018, mereka menargetkan pengiriman pesanan mencapai 160.000-180.000 pesanan dan total pendapatan mencapai USD 6 juta atau Rp 91,2 miliar.

Dengan semua kesuksesan tersebut, John tetap tidak melupakan tradisinya. Mengirim pesanan langsung dengan pesanan kaus kaki yang dibungkus rapi di dalam kotak merah.

 

Reporter : Siti Nur Azzura

Sumber : Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya