Liputan6.com, Jakarta Konferensi Interdisipliner Global BTS ke-3, yang mengumpulkan penggemar BTS yang disebut ARMY dan pembicara dari 25 negara, telah berlangsung di Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) di Seoul timur sejak Kamis (14 Juli 2022).
Acara ini menandai tahun ketiga sejak dimulai di Kingston University, London, pada tahun 2020 dan mengadakan konferensi kedua tahun lalu di California State University Northridge.
Baca Juga
Dilansir dari Korea JoongAng Daily, sebanyak 167 pembicara akan memberikan 86 presentasi online dan offline tentang berbagai topik yang berkaitan dengan boy band, mulai dari inklusi disabilitas hingga perlindungan lingkungan, yang merupakan nilai-nilai yang telah diperjuangkan BTS.
Advertisement
Sebanyak 350 orang, banyak dari mereka adalah anggota fandom BTS ARMY, diperkirakan akan menghadiri konferensi yang berlangsung hingga Sabtu.
Presiden HUFS Park Jeong-woon membuka acara dengan pidato sambutan. Presiden Park mengatakan BTS lebih dari sekadar musisi pop yang sukses, tetapi subjek akademis. “Boy Band ini (BTS) adalah fenomena budaya yang layak untuk dianalisa kritis secara mendalam. Saya berharap konferensi ini bisa menjadi ajang diskusi kritis. HUFS berharap dapat menumbuhkan lingkungan akademik di mana fenomena budaya Korea dapat dipelajari, diteliti, dan didiskusikan secara mendalam,” katanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tanggapan ahli
Lee Ji-young, seorang profesor filsafat dan saat ini menjadi profesor riset di Pusat Penelitian Semiosis HUFS, menunjukkan pentingnya BTS dalam konteks budaya global selama pidato utamanya.
“BTS menghadapi diskriminasi karena fakta bahwa mereka adalah orang Asia dan prasangka bahwa hanya gadis kecil yang menyukai mereka. Diskriminasi semacam itu masih berlangsung sampai sekarang, jadi bayangkan bagaimana bertahun-tahun yang lalu sebelum BTS sebesar sekarang. Saya percaya ARMY telah menyebabkan retakan dalam masyarakat global yang berpusat di sekitar pria kulit putih berbahasa Inggris selama bertahun-tahun. Berdasarkan fanhood mereka, mereka telah menunjukkan solidaritas dan kosmopolitanisme,” katanya.
Advertisement
Banyak penggemar tunarungu
Pembawa acara hari pertama, salah satunya adalah Presiden An Jung Sun dari Korean Deaf Child Education Research Institute. Ia mengucapkan terima kasih atas sumbangan pemimpin BTS RM ke sekolah untuk siswa tunarungu serta penyertaan bahasa isyarat internasional mereka dalam hit band tahun 2021 “Permission to Dance,” An Jung Sun berbagi bahwa banyak penggemar tunarungu seperti dirinya merasa terwakili dan menjadi yakin bahwa musik adalah sesuatu yang bisa dinikmati semua orang.
An Jung Sun juga mengomentari kekuatan ARMY, karena fandom telah secara aktif menyuarakan tuntutannya untuk penerjemah bahasa isyarat untuk hadir di konser BTS, yang dipatuhi oleh agensi boy band BigHit Agency. Acara berlangsung di kampus HUFS hingga hari Sabtu dan juga menerima walk-in bagi yang ingin menonton. Interpretasi simultan dalam bahasa Inggris dan Korea, serta interpretasi bahasa isyarat, tersedia.
Siapa BTS?
BTS atau Bangtan Sonyeodan merupakan idol grup asal Korea Selatan yang dapat dibilang paling populer dan sukses, baik di Korea Selatan maupun di kancah internasional.
BTS dibentuk pada 2010 dan memulai debutnya pada 2013 di bawah Big Hit Entertainment. Anggotanya terdiri dari Jin, Suga, J-Hope, RM, Jimin, V, dan Jungkook—bersama-sama mereka menulis dan memproduksi banyak musik.
Sejak awal, BTS kerap membahas kesehatan mental, masalah remaja usia sekolah dan kedewasaan, kehilangan, perjalanan menuju cinta diri, dan individualisme. Karya mereka juga sering merujuk pada sastra, filsafat, dan konsep psikologis, dan mencakup alur cerita alam semesta alternatif.
Video klip Permission to Dance banyak dipuji karena mengangkat bahasa isyarat dan dianggap mendukung inklusivitas disabilitas.
Advertisement