Liputan6.com, Jakarta Kisah penyandang disabilitas netra Andy Iwan Hermansyah yang kesulitan mencari kerja akhirnya sampai ke pihak Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Beberapa waktu lalu kisah pria yang akrab disapa Andy Saksofone sempat menjadi buah bibir media sosial dan media pemberitaan. Pria dari Surabaya, Jawa Timur ini memiliki potensi baik di bidang musik, meski begitu ia tetap kesulitan mendapat kerja terutama setelah pandemi COVID-19 menyerang.
Baca Juga
Kisah ini awalnya diunggah oleh ketua organisasi disabilitas di Sidoarjo, Lira Disability Care (LDC) Abdul Majid. Menurut Majid, hal tersebut dilakukan sebagai bentuk advokasi media kepada penyandang disabilitas.
Advertisement
Unggahan Instagram ini kemudian menuai permintaan dari beberapa media lokal untuk dikutip. Majid pun membagikan kisah tersebut kepada Disabilitas Liputan6.com.
“Hingga kemudian mendapatkan atensi khusus dari Kementerian Sosial Republik Indonesia,” katanya melalui keterangan tertulis kepada Disabilitas Liputan6.com, Selasa (20/9/2022).
Pekerja sosial pertama Joko Harsanto dari sentra terpadu Prof. Dr. Soeharso Surakarta Kemensos-RI mengatakan, respons cepat diberikan oleh tim command center Kemensos-RI setelah melihat pemberitaan dari kanal Disabilitas Liputan6.com
“Tim command center pusat melihat berita viral terkait mas Andy Saksofone di media online, kemudian tim respons cepat langsung diinstruksikan turun ke lapangan,” kata Joko kepada Majid lewat sambungan telepon pada Senin (19/9/2022).
Lebih rinci Joko menjelaskan, bahwa Kemensos RI mempunyai tiga layanan utama untuk merespons persoalan sosial di tengah masyarakat sebagai bentuk kehadiran negara.
Tiga Layanan Utama
Ketiga layanan tersebut meliputi:
- Pertama, layanan regular (residential) yaitu layanan pelatihan atau pembinaan kemampuan dan rehabilitasi khusus.
- Kedua, respons kasus viral di masyarakat.
- Dan yang ketiga layanan respons cepat darurat dan kebencanaan.
“Untuk Mas Andy Saksofone ini masuk kategori respons kasus viral di masyarakat. Tim sudah melakukan survei lokasi, assessment, verifikasi data, dan interview sebelum memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan,” ungkapnya.
Dari hasil assessment di lapangan, Andy Iwan Hermansyah (Andy Saksofone) mendapatkan atensi dari Kemensos berupa:
- Pertama, alat musik keyboard Yamaha s975 seharga Rp 18 juta.
- Kedua, pemenuhan kebutuhan dasar dan penambahan nutrisi untuk ibunya, berupa beras, susu, minyak goreng, kacang hijau, madu, sebesar Rp. 600 ribu.
- Ketiga, tongkat adaptif untuk disabilitas netra.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, bahwa Kemensos di bawah kepemimpinan ibu Tri Risma Harini meminta semua tim untuk selalu berada di garda terdepan untuk memberikan layanan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan.
Advertisement
Ingin Punya Pekerjaan Tetap
Sementara itu, Andy Saksofon mengucapkan rasa syukurnya atas bantuan yang telah diterimanya dari Kemensos.
“Alhamdulillah Allah SWT mendengarkan doa saya dan Ibu saya, insyaAllah atensi dari Kemensos RI ini akan saya pergunakan secara maksimal untuk mencari nafkah dan mengkampanyekan inklusi sosial,” kata dalam keterangan tertulis Andy.
Andy adalah penyandang disabilitas yang menguasai hampir semua alat musik tiup dan keyboard. Ia ingin berjuang lewat seni musik untuk mengangkat difabel agar dapat dikenal dengan prestasinya.
“Saya sudah bermain musik secara profesional dari hotel ke hotel, dari event ke event sejak puluhan tahun yang lalu. Ya ini bentuk perjuangan saya agar difabel tidak terlihat lemah dan hidup hanya mengandalkan bantuan saja,” kata Andy.
Kepada Kemensos RI Andy juga mengutarakan harapannya untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat menopang kehidupannya bersama Ibunya yang juga berusia lanjut.
“Saya berlomba dengan usia, mau kerja di sektor formal juga terbentur persyaratan usia. Mau mengandalkan job manggung juga masih sepi karena dampak pandemi,” papar dia.
Ingin Jadi Guru Musik
Menurutnya, menjadi guru seni musik adalah impian terbesarnya. Namun jika ada pekerjaan lain yang sesuai dengan bakatnya pasti akan sangat ia syukuri.
Saat ini, Andy bersama tim manajemennya sedang mempersiapkan acara khusus untuk memecahkan rekor MURI untuk kategori bermain saksofon nonstop 12 jam untuk penyandang disabilitas sensorik netra.
Kategori rekor yang ingin didapatkan sudah didaftarkan ke yayasan museum rekor Indonesia (MURI). Jika tidak ada kendala teknis yang besar, acara mendapatkan rekor muri tersebut akan digelar pada 10 November 2022 bertepatan dengan hari pahlawan.
“Saya mohon doa dan dukungan dari semua warga kota Surabaya, pemerintah kota Surabaya, dan instansi lain demi suksesnya mimpi saya mendapatkan rekor MURI,” harap Andy.
Advertisement