Liputan6.com, Jakarta Ibu rumah tangga sangat mungkin mengalami gangguan kesehatan jiwa seperti housewife syndrome.
Pasalnya, para ibu memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan semua anggota keluarga terurus dengan baik.
Selain membutuhkan waktu dan tenaga yang besar, pekerjaan ibu rumah tangga juga menyita pikiran. Tidak heran jika tingkat stres ibu rumah tangga sangat tinggi.
Advertisement
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa ibu rumah tangga cenderung mengalami tingkat kelelahan yang lebih tinggi dan lebih sering mengalami gejala stres dan kecemasan dibandingkan dengan ibu yang bekerja di luar rumah.
Hal ini karena tugas-tugas yang berulang dan kurangnya variasi dalam kegiatan sehari-hari, serta kurangnya dukungan sosial yang bisa memperparah kondisi kelelahan yang dirasakan.
Salah satunya diungkap oleh studi American Psychological Association pada 2010. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.300 responden perempuan, termasuk ibu rumah tangga dan perempuan yang bekerja di luar rumah.
Penelitian ini menemukan bahwa ibu rumah tangga mengalami tingkat stres yang lebih tinggi daripada perempuan yang bekerja di luar rumah.
“Housewife syndrome sendiri mengacu pada suatu kondisi di mana seorang ibu rumah tangga merasa kurang dihargai, tidak bahagia, dan terisolasi akibat perannya sebagai ibu rumah tangga,” melansir Tentang Anak, Kamis (6/4/2023).
Contohnya, ibu rumah tangga sudah menjalankan semua tugas yang tak mudah tapi hal tersebut tidak dihargai oleh keluarga atau tetangga. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan penurunan kesehatan mental dan fisik.
Ciri-Ciri Housewife Syndrome
Housewife syndrome sering kali terjadi pada ibu rumah tangga yang merasa tidak memiliki otonomi atau kebebasan untuk mengejar minat atau karier mereka sendiri. Serta merasa terjebak dalam peran yang dianggap kurang bergengsi oleh masyarakat. Berikut ini sejumlah ciri yang sering terlihat pada perempuan dengan housewife syndrome:
Kecemasan Berlebih
Ibu rumah tangga sering memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjalankan tugas-tugas rumah tangga. Seperti merawat anak-anak dan mengurus keluarga. Hal ini dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan.
Depresi
Ibu rumah tangga juga berisiko mengalami depresi karena perasaan kesepian, rasa tidak dihargai, dan kurangnya dukungan sosial.
Gangguan Makan
Stres pada Ibu rumah tangga dapat menyebabkan munculnya gangguan makan, seperti makan berlebihan atau kurang makan. Hal ini merupakan bentuk coping stress.
Merasa Tidak Berguna
Ibu rumah tangga sering kali merasa kurang berguna karena tidak memiliki penghasilan. Hal ini mengakibatkan munculnya perasaan tidak dihargai dan rendah diri.
Advertisement
Peran Suami dalam Cegah Housewife Syndrome
Suami memiliki peran penting sebagai penjaga kesehatan mental ibu rumah tangga. Banyak hal bisa dilakukan suami mulai dari menyediakan kebutuhan ekonomi hingga dukungan emosional. Berikut ini adalah sejumlah contoh dukungan yang bisa diberikan suami:
Beri Dukungan Emosional
Suami dapat memberikan dukungan emosional yang positif. Dukungan emosional bisa dilakukan dengan tindakan sederhana seperti mendengarkan sang istri hingga memberikan pujian untuk pekerjaan rumah tangga yang telah dilakukan. Tindakan-tindakan tersebut dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri dan mengurangi tingkat stres pada ibu rumah tangga.
Membantu Pekerjaan Rumah
Suami dapat membantu mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Seperti memasak, mencuci piring, atau mengurus anak-anak. Hal ini dapat mengurangi beban kerja ibu rumah tangga dan memberi mereka waktu untuk istirahat dan waktu untuk diri sendiri.
Melibatkan Diri dalam Kehidupan Keluarga
Suami juga dapat berperan dalam mempererat ikatan keluarga dan mengurangi beban kerja ibu rumah tangga. Dengan cara melibatkan diri dalam kehidupan keluarga. Seperti bermain dengan anak-anak atau mengatur acara keluarga.
Berikan Waktu untuk Refreshing
Berikan istri waktu untuk pergi ke spa atau berkumpul dengan teman-teman. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan memberikan kesempatan untuk menikmati waktu tanpa beban pekerjaan rumah tangga.
Meskipun menjadi ibu rumah tangga sangat melelahkan, banyak ibu rumah tangga yang merasa bahagia dan puas dengan perannya. Beberapa ibu rumah tangga merasa bahwa menjadi ibu rumah tangga memberi mereka kebebasan untuk mengatur jadwal mereka sendiri dan menikmati waktu dengan keluarga mereka.
Advertisement