Apa Itu Penyakit Hernia? Ini Penjelasan Lengkap Gejala dan Penyebabnya

Penyakit hernia atau turun berok adalah kondisi saat organ dalam tubuh menonjol keluar melalui jaringan yang melemah. Kenali gejala, penyebab dan pengobatannya.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2024, 12:03 WIB
Diterbitkan 15 Des 2024, 12:02 WIB
penyakit hernia itu apa
penyakit hernia itu apa ©Ilustrasi dibuat AI

Pengertian Penyakit Hernia

Liputan6.com, Jakarta Penyakit hernia, yang juga dikenal sebagai turun berok, merupakan kondisi medis di mana organ internal atau jaringan tubuh menonjol keluar melalui area yang lemah pada otot atau jaringan ikat di sekitarnya. Kondisi ini terjadi ketika tekanan dalam rongga tubuh melebihi kekuatan jaringan penahan, sehingga menyebabkan penonjolan abnormal.

Hernia dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, namun paling umum ditemukan di area perut dan selangkangan. Beberapa jenis hernia yang sering dijumpai antara lain:

  • Hernia inguinalis: Terjadi di area selangkangan
  • Hernia femoralis: Muncul di bagian atas paha
  • Hernia umbilikalis: Timbul di sekitar pusar
  • Hernia hiatus: Terjadi pada diafragma
  • Hernia insisional: Muncul di bekas luka operasi

Penyakit hernia dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada kasus yang parah, hernia berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti penjepitan usus atau gangguan aliran darah ke jaringan yang terperangkap.

Pemahaman yang baik tentang penyakit hernia sangat penting agar dapat mengenali gejalanya sejak dini dan mendapatkan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai berbagai aspek penyakit hernia, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga pilihan pengobatan yang tersedia.

Penyebab Terjadinya Hernia

Penyakit hernia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meningkatkan tekanan pada dinding otot atau jaringan ikat tubuh. Beberapa penyebab umum terjadinya hernia antara lain:

  • Kelemahan bawaan pada dinding otot perut
  • Penuaan yang menyebabkan melemahnya jaringan ikat
  • Cedera atau trauma pada area perut
  • Mengangkat beban berat secara berlebihan
  • Peningkatan tekanan intra-abdomen akibat batuk kronis, sembelit, atau kehamilan
  • Obesitas yang memberikan beban berlebih pada dinding perut
  • Riwayat operasi perut sebelumnya

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hernia meliputi:

  • Jenis kelamin laki-laki (lebih rentan terhadap hernia inguinalis)
  • Usia lanjut
  • Riwayat keluarga dengan hernia
  • Kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah
  • Penyakit paru-paru kronis
  • Merokok
  • Malnutrisi

Penting untuk memahami bahwa hernia dapat terjadi pada siapa saja, termasuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Namun, dengan mengenali faktor risiko dan melakukan langkah-langkah pencegahan, kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hernia atau mencegah perburukan kondisi yang sudah ada.

Gejala dan Tanda Penyakit Hernia

Gejala penyakit hernia dapat bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi terjadinya. Beberapa tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Benjolan atau tonjolan yang dapat dilihat atau diraba, terutama saat berdiri, batuk, atau mengejan
  • Rasa tidak nyaman atau nyeri di area sekitar benjolan
  • Sensasi berat atau tarikan di perut atau selangkangan
  • Nyeri yang meningkat saat mengangkat benda berat atau saat aktivitas fisik
  • Kesulitan buang air besar atau kencing
  • Refluks asam atau heartburn (pada hernia hiatus)

Gejala spesifik berdasarkan jenis hernia:

1. Hernia Inguinalis

  • Benjolan di area selangkangan yang dapat hilang saat berbaring
  • Rasa berat atau tarikan di selangkangan
  • Nyeri atau ketidaknyamanan saat batuk, membungkuk, atau mengangkat beban

2. Hernia Femoralis

  • Benjolan di bagian atas paha dekat lipatan paha
  • Nyeri yang menjalar ke paha
  • Mual dan muntah jika terjadi penjepitan usus

3. Hernia Umbilikalis

  • Benjolan di sekitar pusar yang membesar saat menangis atau mengejan (pada bayi)
  • Nyeri perut
  • Mual dan muntah jika terjadi komplikasi

4. Hernia Hiatus

  • Refluks asam (heartburn)
  • Kesulitan menelan
  • Nyeri dada atau perut bagian atas
  • Sendawa berlebihan

5. Hernia Insisional

  • Benjolan di sekitar bekas luka operasi
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di area bekas operasi
  • Mual dan muntah jika terjadi penjepitan usus

Penting untuk diingat bahwa tidak semua hernia menimbulkan gejala yang jelas. Beberapa kasus hernia mungkin hanya terdeteksi saat pemeriksaan fisik rutin. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan berkala sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.

Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika disertai dengan nyeri yang hebat, mual, muntah, atau demam, segera konsultasikan dengan dokter. Gejala tersebut bisa mengindikasikan adanya komplikasi hernia yang memerlukan penanganan medis segera.

Diagnosis Penyakit Hernia

Diagnosis penyakit hernia umumnya dimulai dengan pemeriksaan fisik dan evaluasi riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan tentang gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan faktor risiko yang mungkin dimiliki. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam proses diagnosis hernia:

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan inspeksi visual dan palpasi (perabaan) pada area yang dicurigai terkena hernia. Pasien mungkin diminta untuk batuk atau mengejan untuk melihat apakah ada tonjolan yang muncul. Pemeriksaan ini biasanya cukup untuk mendiagnosis hernia yang jelas terlihat.

2. Pemeriksaan Penunjang

Jika hasil pemeriksaan fisik tidak konklusif atau dokter ingin melihat lebih detail, beberapa pemeriksaan penunjang mungkin direkomendasikan:

  • Ultrasonografi (USG): Metode pencitraan non-invasif yang dapat menunjukkan struktur jaringan lunak dan membantu mengidentifikasi hernia.
  • CT Scan: Memberikan gambaran detail tentang anatomi internal dan dapat membantu mendiagnosis hernia yang sulit terdeteksi.
  • MRI: Berguna untuk melihat jaringan lunak dengan detail tinggi, terutama untuk kasus hernia yang kompleks.
  • Herniografi: Prosedur khusus di mana zat kontras disuntikkan ke dalam rongga perut untuk memvisualisasikan hernia pada foto rontgen.
  • Endoskopi: Digunakan terutama untuk mendiagnosis hernia hiatus, dengan memasukkan kamera kecil melalui kerongkongan.

3. Evaluasi Gejala

Dokter akan mengevaluasi gejala yang dialami pasien, seperti nyeri, ketidaknyamanan, atau gangguan fungsi organ terkait. Ini penting untuk menentukan tingkat keparahan hernia dan urgensi pengobatan.

4. Pemeriksaan Laboratorium

Meskipun tidak spesifik untuk diagnosis hernia, pemeriksaan darah mungkin dilakukan untuk menilai kondisi kesehatan umum pasien dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengobatan.

5. Diagnosis Banding

Dokter juga akan mempertimbangkan kondisi lain yang mungkin menyerupai gejala hernia, seperti limfadenopati, lipoma, atau abses, untuk memastikan diagnosis yang akurat.

Proses diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan jenis hernia, tingkat keparahannya, dan rencana pengobatan yang paling sesuai. Dalam beberapa kasus, terutama untuk hernia yang kecil atau tanpa gejala, dokter mungkin merekomendasikan pendekatan "watchful waiting" dengan pemantauan berkala.

Jika Anda mencurigai adanya hernia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dapat mencegah komplikasi dan memungkinkan penanganan yang lebih efektif.

Pengobatan dan Penanganan Hernia

Pengobatan penyakit hernia tergantung pada jenis, ukuran, lokasi, dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa hernia mungkin hanya memerlukan pemantauan, sementara yang lain mungkin membutuhkan intervensi bedah. Berikut adalah berbagai pilihan penanganan untuk penyakit hernia:

1. Watchful Waiting

Untuk hernia kecil yang tidak menimbulkan gejala atau komplikasi, dokter mungkin merekomendasikan pendekatan "watchful waiting". Ini melibatkan:

  • Pemantauan rutin untuk melihat apakah hernia membesar atau menimbulkan gejala
  • Menghindari aktivitas yang dapat memperburuk hernia
  • Menjaga berat badan ideal
  • Menghindari mengangkat beban berat

2. Penggunaan Alat Bantu

Dalam beberapa kasus, terutama untuk pasien yang tidak dapat menjalani operasi, penggunaan alat bantu seperti truss (sabuk hernia) mungkin direkomendasikan. Namun, ini bukan solusi jangka panjang dan harus digunakan di bawah pengawasan dokter.

3. Operasi

Operasi adalah pengobatan definitif untuk kebanyakan kasus hernia. Ada dua pendekatan utama dalam operasi hernia:

a. Operasi Terbuka

  • Melibatkan sayatan besar di area hernia
  • Jaringan yang menonjol dikembalikan ke posisi normal
  • Dinding otot yang lemah diperkuat dengan jahitan atau mesh sintetis

b. Laparoskopi

  • Prosedur minimal invasif dengan beberapa sayatan kecil
  • Menggunakan kamera dan instrumen khusus untuk memperbaiki hernia
  • Waktu pemulihan umumnya lebih cepat dibanding operasi terbuka

4. Penanganan Gejala

Untuk mengatasi gejala yang menyertai hernia, dokter mungkin meresepkan:

  • Obat pereda nyeri
  • Obat anti-inflamasi
  • Obat untuk mengatasi refluks asam (pada hernia hiatus)

5. Perubahan Gaya Hidup

Sebagai bagian dari penanganan hernia, pasien mungkin disarankan untuk:

  • Menurunkan berat badan jika obesitas
  • Berhenti merokok
  • Memodifikasi diet untuk mengurangi refluks asam
  • Melakukan latihan penguatan otot perut secara hati-hati

6. Penanganan Darurat

Dalam kasus hernia yang terjepit (inkarserata) atau strangulasi, diperlukan operasi darurat untuk mencegah komplikasi serius seperti kematian jaringan atau sepsis.

Pemilihan metode pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi individual pasien. Faktor-faktor seperti usia, kesehatan umum, risiko operasi, dan preferensi pasien akan dipertimbangkan dalam menentukan rencana pengobatan yang optimal.

Penting untuk diingat bahwa meskipun operasi adalah pengobatan yang efektif untuk kebanyakan hernia, ada risiko dan komplikasi potensial yang perlu dipertimbangkan. Diskusikan secara menyeluruh dengan dokter Anda tentang pro dan kontra dari setiap pilihan pengobatan sebelum membuat keputusan.

Pencegahan Penyakit Hernia

Meskipun tidak semua kasus hernia dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh faktor genetik atau kelemahan bawaan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya hernia atau mencegah perburukan kondisi yang sudah ada. Berikut adalah beberapa strategi pencegahan penyakit hernia:

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Kelebihan berat badan meningkatkan tekanan pada dinding perut dan area rentan lainnya. Upayakan untuk:

  • Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang
  • Melakukan olahraga teratur
  • Menghindari makanan tinggi lemak dan gula

2. Teknik Mengangkat Beban yang Benar

Mengangkat beban dengan cara yang salah dapat meningkatkan risiko hernia. Praktikkan teknik berikut:

  • Gunakan otot kaki, bukan punggung, saat mengangkat
  • Jaga punggung tetap lurus
  • Hindari memutar tubuh saat mengangkat
  • Minta bantuan untuk beban yang terlalu berat

3. Penguatan Otot Perut

Otot perut yang kuat dapat membantu mencegah hernia. Lakukan latihan penguatan otot core seperti:

  • Plank
  • Crunch
  • Leg raises
  • Latihan stabilitas core lainnya

4. Menghindari Peningkatan Tekanan Intra-abdomen

Beberapa kebiasaan dapat meningkatkan tekanan dalam perut:

  • Hindari menahan buang air besar atau kencing
  • Atasi konstipasi dengan diet tinggi serat dan hidrasi yang cukup
  • Kurangi atau berhenti merokok untuk mengurangi batuk kronis

5. Pola Makan Sehat

Diet yang tepat dapat membantu mencegah kondisi yang meningkatkan risiko hernia:

  • Konsumsi makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit
  • Hindari makanan yang memicu refluks asam (untuk mencegah hernia hiatus)
  • Makan dalam porsi kecil tapi sering

6. Manajemen Kondisi Medis

Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko hernia:

  • Kelola penyakit paru-paru kronis untuk mengurangi batuk
  • Atasi alergi yang menyebabkan bersin berlebihan
  • Kontrol tekanan darah tinggi

7. Perawatan Pasca Operasi yang Tepat

Jika Anda pernah menjalani operasi perut:

  • Ikuti instruksi dokter tentang pembatasan aktivitas
  • Gunakan teknik yang benar saat batuk atau bersin untuk mengurangi tekanan pada luka
  • Hindari mengangkat beban berat selama masa pemulihan

8. Pemeriksaan Rutin

Terutama jika Anda memiliki faktor risiko tinggi:

  • Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin
  • Diskusikan dengan dokter tentang risiko hernia dan cara pencegahannya

Meskipun tidak ada jaminan 100% dalam mencegah hernia, menerapkan langkah-langkah di atas dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya kondisi ini. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus atau faktor risiko tinggi, konsultasikan dengan dokter Anda untuk strategi pencegahan yang lebih personal.

Komplikasi Penyakit Hernia

Meskipun banyak kasus hernia dapat ditangani dengan baik, kondisi ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius jika dibiarkan tanpa pengobatan atau penanganan yang tepat. Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada penyakit hernia:

1. Inkarserasi

Inkarserasi terjadi ketika bagian usus atau jaringan yang menonjol terjepit dan tidak dapat didorong kembali ke posisi normal. Komplikasi ini dapat menyebabkan:

  • Nyeri yang intens dan menetap
  • Pembengkakan pada area hernia
  • Mual dan muntah
  • Kesulitan buang air besar

2. Strangulasi

Strangulasi adalah komplikasi paling serius dari hernia. Ini terjadi ketika suplai darah ke bagian usus atau jaringan yang terjepit terhambat, menyebabkan:

  • Kematian jaringan (nekrosis)
  • Nyeri yang sangat hebat
  • Demam
  • Mual dan muntah parah
  • Perubahan warna kulit di area hernia (menjadi merah gelap atau keunguan)

3. Obstruksi Usus

Hernia dapat menyebabkan penyumbatan pada usus, mengakibatkan:

  • Konstipasi parah
  • Kembung dan nyeri perut
  • Mual dan muntah
  • Ketidakmampuan untuk buang gas

4. Kerusakan Organ

Pada kasus yang parah, hernia dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ di sekitarnya, termasuk:

  • Kerusakan pada kandung kemih (pada hernia inguinalis)
  • Gangguan fungsi testis (pada hernia skrotalis)
  • Kerusakan pada usus besar atau kecil

5. Komplikasi Pasca Operasi

Meskipun operasi adalah pengobatan utama untuk hernia, prosedur ini juga memiliki risiko komplikasi seperti:

  • Infeksi luka operasi
  • Pembentukan seroma (akumulasi cairan)
  • Nyeri kronis
  • Kerusakan saraf
  • Kambuhnya hernia (rekurensi)

6. Gangguan Kualitas Hidup

Hernia yang tidak ditangani dapat menyebabkan:

  • Nyeri kronis yang mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan atau olahraga
  • Masalah psikologis seperti kecemasan atau depresi

7. Komplikasi pada Kehamilan

Pada wanita hamil, hernia dapat menyebabkan:

  • Peningkatan risiko komplikasi kehamilan
  • Kesulitan dalam persalinan normal

Penting untuk diingat bahwa risiko komplikasi meningkat seiring waktu jika hernia dibiarkan tanpa pengobatan. Oleh karena itu, diagnosis dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi serius.

Jika Anda mengalami gejala yang menunjukkan adanya komplikasi hernia, seperti nyeri yang tiba-tiba meningkat, mual dan muntah yang parah, atau demam, segera cari bantuan medis. Komplikasi seperti strangulasi hernia merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah konsekuensi yang mengancam jiwa.

Kesimpulan

Penyakit hernia atau turun berok merupakan kondisi medis yang cukup umum namun berpotensi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan hernia sangat penting untuk penanganan yang efektif dan pencegahan komplikasi.

Beberapa poin kunci yang perlu diingat tentang penyakit hernia:

  • Hernia terjadi ketika organ atau jaringan menonjol melalui area lemah pada otot atau jaringan ikat.
  • Gejala utama hernia adalah benjolan yang dapat dilihat atau diraba, sering disertai rasa tidak nyaman atau nyeri.
  • Faktor risiko hernia meliputi kelemahan otot bawaan, penuaan, obesitas, dan aktivitas yang meningkatkan tekanan intra-abdomen.
  • Diagnosis hernia umumnya melibatkan pemeriksaan fisik dan dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan pencitraan seperti USG atau CT scan.
  • Pengobatan hernia bervariasi dari pemantauan hingga operasi, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi.
  • Pencegahan hernia meliputi menjaga berat badan ideal, teknik mengangkat beban yang benar, dan penguatan otot perut.
  • Komplikasi serius seperti inkarserasi dan strangulasi dapat terjadi jika hernia tidak ditangani dengan baik.

Jika Anda mencurigai adanya hernia atau mengalami gejala yang mengarah pada kondisi ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan prognosis jangka panjang.

Ingatlah bahwa setiap kasus hernia bersifat unik dan memerlukan pendekatan pengobatan yang disesuaikan. Diskusikan secara terbuka dengan tim medis Anda tentang pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

Dengan pengetahuan yang cukup dan penanganan yang tepat, mayoritas kasus hernia dapat dikelola dengan baik, memungkinkan pasien untuk kembali menjalani kehidupan normal dan bebas dari ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kondisi ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya