Tato Mentawai, Warisan Seni Rajah Tertua di Dunia yang Tetap Lestari

Berbeda dengan tato kontemporer yang bersifat dekoratif, titi bagi suku Mentawai adalah identitas spiritual dan sosial yang melekat seumur hidup. Pembuatan tato Mentawai tidak dilakukan sembarangan.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 19 Apr 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2025, 00:00 WIB
Tato Mentawai
Titi, tato Mentawai, berawal dari konsep kosmologi. (Liputan6.com/Gempur M. Surya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Padang - Seni tato tradisional Mentawai, atau titi, tercatat sebagai salah satu praktik merajah tubuh tertua di dunia. Hal ini merupakan jejak sejarah yang membentang sejak 1.500 tahun sebelum Masehi.

Mengutip dari laman Kemenparekraf, seni tato Mentawai telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat suku Mentawai selama ribuan tahun. Praktik ini telah ada sejak zaman megalitikum, jauh sebelum budaya tato modern berkembang di belahan dunia lain.

Berbeda dengan tato kontemporer yang bersifat dekoratif, titi bagi suku Mentawai adalah identitas spiritual dan sosial yang melekat seumur hidup. Pembuatan tato Mentawai tidak dilakukan sembarangan.

Sebelum proses dimulai, sipatiti (seniman tato) dan sikerei (dukun) harus melakukan upacara adat untuk meminta izin dari roh leluhur. Alat yang digunakan pun masih tradisional.

Meluputi jarum dari kayu atau tulang hewan, dipukul perlahan dengan tongkat kayu untuk menorehkan tinta alami. Pewarna berasal dari campuran arang tempurung kelapa dan getah tanaman yang menghasilkan warna hitam pekat yang tahan lama.

Setiap garis dan pola dalam tato Mentawai memiliki makna tersendiri. Tato untuk laki-laki umumnya bergambar garis melengkung seperti anak panah atau binatang buruan (babi, rusa, atau buaya), melambangkan keahlian berburu.

Tato untuk perempuan didominasi motif subba (tangguk ikan) atau geometris yang mencerminkan peran mereka sebagai pencari ikan dan penjaga keseimbangan alam. Sedangkan tato Sikerei (Dukun), memiliki motif sibalu-balu (bintang) sebagai simbol kekuatan spiritual dan penghubung dengan dunia roh.

Bagi suku Mentawai, tato memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar hiasan tubuh. Tato berfungsi sebagai penanda identitas yang menunjukkan asal-usul, status sosial, dan pencapaian individu dalam masyarakat.

Tato juga dipercaya sebagai pelindung spiritual yang mampu menjaga pemakainya dari gangguan roh jahat dan berbagai penyakit. Selain itu, tato Mentawai merupakan simbol keseimbangan alam, yang mengabadikan jiwa hewan, tumbuhan, atau benda alam sebagai bentuk penghormatan terhadap lingkungan sekitar mereka.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya