Pengertian Kelenjar Getah Bening
Liputan6.com, Jakarta Kelenjar getah bening merupakan bagian penting dari sistem limfatik tubuh yang berperan dalam sistem kekebalan. Kelenjar-kelenjar kecil ini tersebar di seluruh tubuh dan berfungsi menyaring cairan limfa serta menangkap kuman, virus dan sel-sel abnormal sebelum menyebar lebih luas. Kelenjar getah bening terdapat di beberapa area tubuh seperti leher, ketiak, selangkangan, dada dan perut.
Sistem limfatik terdiri dari jaringan dan organ yang menghasilkan, menyimpan, dan mengangkut sel darah putih yang melawan infeksi. Selain kelenjar getah bening, sistem ini juga mencakup sumsum tulang, limpa, timus, dan pembuluh limfatik. Cairan limfa yang mengandung sel-sel kekebalan tubuh mengalir melalui pembuluh limfatik dan disaring oleh kelenjar getah bening.
Dalam kondisi normal, kelenjar getah bening berukuran kecil dan sulit teraba. Namun ketika tubuh melawan infeksi atau terjadi gangguan pada sistem limfatik, kelenjar ini dapat membengkak dan terasa seperti benjolan di bawah kulit. Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan respon alami tubuh terhadap adanya infeksi atau gangguan, namun juga bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius seperti kanker limfoma.
Advertisement
Ciri-Ciri Kelenjar Getah Bening Normal
Kelenjar getah bening yang sehat dan normal memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
- Berukuran kecil, sekitar 0,5-1 cm
- Sulit teraba atau terlihat dari luar
- Berbentuk bulat atau lonjong
- Terasa kenyal saat ditekan
- Tidak menimbulkan rasa nyeri
- Dapat bergerak sedikit saat ditekan
- Tersebar di beberapa area tubuh
- Tidak terlihat membengkak
Kelenjar getah bening normal biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Keberadaannya baru akan terasa ketika terjadi pembengkakan akibat infeksi atau gangguan lainnya. Meski demikian, kelenjar yang normal tetap aktif melakukan fungsinya menyaring cairan limfa dan menangkap kuman.
Jumlah kelenjar getah bening pada tubuh manusia cukup banyak, diperkirakan sekitar 600 buah yang tersebar di seluruh tubuh. Namun hanya beberapa area saja yang kelenjarnya dapat teraba dari luar, seperti di leher, ketiak, dan lipatan paha. Kelenjar di area lain seperti dada dan perut letaknya lebih dalam sehingga sulit terdeteksi dari luar.
Advertisement
Ciri-Ciri Kelenjar Getah Bening Bermasalah
Ketika terjadi gangguan pada sistem limfatik atau kelenjar getah bening, akan muncul beberapa ciri yang menandakan adanya masalah. Berikut ini adalah ciri-ciri kelenjar getah bening yang bermasalah:
- Pembengkakan kelenjar yang terlihat atau teraba
- Ukuran kelenjar membesar melebihi 1-2 cm
- Terasa nyeri atau sakit saat ditekan
- Konsistensi kelenjar menjadi lebih keras
- Kelenjar terasa menggumpal
- Pembengkakan terjadi di beberapa area sekaligus
- Pembengkakan tidak kunjung reda dalam beberapa minggu
- Disertai gejala lain seperti demam, penurunan berat badan, keringat malam
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda yang paling umum dari adanya gangguan. Pembengkakan ini bisa terjadi di satu area atau beberapa area sekaligus. Kelenjar yang membengkak biasanya terasa lebih keras dan menggumpal dibandingkan kelenjar normal.
Selain pembengkakan, rasa nyeri saat kelenjar ditekan juga menjadi indikasi adanya masalah. Kelenjar normal seharusnya tidak menimbulkan rasa sakit saat disentuh. Nyeri yang muncul menandakan adanya peradangan pada kelenjar tersebut. Durasi pembengkakan juga perlu diperhatikan. Pembengkakan kelenjar akibat infeksi ringan biasanya akan reda dalam 1-2 minggu. Namun jika pembengkakan berlangsung lebih lama dari itu, bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius seperti infeksi kronis atau kanker limfoma.
Â
Penyebab Kelenjar Getah Bening Bermasalah
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar getah bening, di antaranya:
- Infeksi bakteri atau virus
- Inflamasi atau peradangan
- Kanker limfoma
- Metastasis kanker dari organ lain
- Penyakit autoimun
- Reaksi alergi
- Cedera atau trauma
- Efek samping obat-obatan tertentu
Infeksi merupakan penyebab paling umum dari pembengkakan kelenjar getah bening. Ketika tubuh melawan kuman penyebab infeksi, kelenjar akan membesar untuk menangkap dan menghancurkan kuman tersebut. Infeksi yang sering menyebabkan pembengkakan kelenjar antara lain flu, radang tenggorokan, infeksi gigi, atau infeksi kulit.
Kanker limfoma juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Pada kondisi ini, sel-sel kanker berkembang di dalam kelenjar sehingga ukurannya membesar. Selain itu, kanker dari organ lain yang telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening juga bisa menyebabkan pembengkakan.
Penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis terkadang memicu pembengkakan kelenjar sebagai bagian dari respon imun yang berlebihan. Reaksi alergi juga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar di area yang terkena alergen. Cedera atau trauma fisik pada area tertentu juga berpotensi menyebabkan pembengkakan kelenjar di sekitarnya. Beberapa jenis obat seperti antibiotik atau obat antikejang juga dilaporkan dapat memicu pembengkakan kelenjar sebagai efek samping.
Advertisement
Gejala Kelenjar Getah Bening Bermasalah
Selain pembengkakan kelenjar, beberapa gejala lain yang mungkin muncul saat terjadi gangguan pada kelenjar getah bening antara lain:
- Demam
- Menggigil
- Keringat berlebih terutama di malam hari
- Penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Kelelahan yang berkepanjangan
- Nafsu makan menurun
- Gatal-gatal pada kulit
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Batuk yang tidak kunjung sembuh
Demam sering menyertai pembengkakan kelenjar akibat infeksi. Suhu tubuh yang meningkat merupakan respon alami tubuh saat melawan kuman penyebab infeksi. Demam biasanya disertai dengan menggigil dan berkeringat berlebih terutama di malam hari.
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas serta kelelahan berkepanjangan juga perlu diwaspadai, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Gejala ini bisa mengindikasikan adanya gangguan sistemik yang lebih serius seperti kanker limfoma.
Gatal-gatal pada kulit terkadang muncul sebagai reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap gangguan pada kelenjar getah bening. Sesak napas dan nyeri dada bisa terjadi jika pembengkakan kelenjar di area dada cukup besar sehingga menekan saluran pernapasan atau pembuluh darah.
Â
Diagnosis Gangguan Kelenjar Getah Bening
Untuk mendiagnosis gangguan pada kelenjar getah bening, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan darah lengkap
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan radiologi (USG, CT Scan, MRI)
- Biopsi kelenjar getah bening
- Aspirasi jarum halus
- Pemeriksaan sumsum tulang
Langkah awal diagnosis adalah anamnesis atau wawancara medis untuk menggali riwayat kesehatan pasien serta gejala yang dialami. Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik terutama pada area kelenjar yang membengkak untuk menilai ukuran, konsistensi, dan mobilitas kelenjar.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi atau kelainan sel darah. Tes fungsi hati dan ginjal juga diperlukan untuk menilai kondisi organ-organ tersebut. Pemeriksaan radiologi seperti USG, CT Scan, atau MRI dapat membantu melihat struktur kelenjar getah bening secara lebih detail.
Biopsi kelenjar getah bening merupakan gold standard untuk mendiagnosis kanker limfoma. Pada prosedur ini, sebagian jaringan kelenjar diambil untuk diperiksa di bawah mikroskop. Aspirasi jarum halus juga dapat dilakukan untuk mengambil sampel cairan atau sel dari kelenjar yang membengkak. Pada kasus tertentu, pemeriksaan sumsum tulang juga diperlukan untuk menilai apakah ada penyebaran sel kanker ke sumsum tulang. Kombinasi dari berbagai pemeriksaan tersebut akan membantu dokter menentukan diagnosis yang tepat.
Advertisement
Pengobatan Gangguan Kelenjar Getah Bening
Pengobatan gangguan kelenjar getah bening akan disesuaikan dengan penyebab dan kondisi pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:
- Pemberian antibiotik untuk infeksi bakteri
- Obat antivirus untuk infeksi virus
- Obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan
- Kemoterapi untuk kanker limfoma
- Radioterapi untuk kanker limfoma
- Imunoterapi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- Terapi target untuk kanker limfoma
- Transplantasi sel punca untuk kasus limfoma tertentu
- Pembedahan untuk mengangkat kelenjar yang bermasalah
Untuk gangguan kelenjar akibat infeksi, pemberian antibiotik atau antivirus sesuai penyebabnya merupakan pilihan utama. Obat antiinflamasi juga dapat diberikan untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri pada kelenjar yang membengkak.
Pada kasus kanker limfoma, kemoterapi menjadi pilihan utama untuk membunuh sel-sel kanker. Radioterapi juga dapat diberikan untuk menghancurkan sel kanker di area tertentu. Imunoterapi dan terapi target merupakan pendekatan pengobatan yang lebih baru untuk meningkatkan efektivitas terapi kanker limfoma.
Transplantasi sel punca dapat dipertimbangkan untuk kasus limfoma yang tidak responsif terhadap pengobatan lain. Prosedur ini bertujuan mengganti sel-sel sumsum tulang yang rusak dengan sel punca yang sehat. Pembedahan untuk mengangkat kelenjar yang bermasalah terkadang diperlukan, terutama jika kelenjar tersebut menekan organ vital di sekitarnya. Namun prosedur ini jarang dilakukan kecuali dalam kasus-kasus tertentu.
Pencegahan Gangguan Kelenjar Getah Bening
Meski tidak semua gangguan kelenjar getah bening dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko, antara lain:
- Menjaga kebersihan dan higienitas diri
- Menerapkan pola hidup sehat
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
- Berolahraga secara teratur
- Mengelola stres dengan baik
- Menghindari paparan zat berbahaya
- Melakukan vaksinasi sesuai anjuran
- Menghindari perilaku berisiko tinggi
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapat membantu mencegah infeksi yang sering menjadi penyebab pembengkakan kelenjar. Pola hidup sehat seperti makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan manajemen stres yang baik juga penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal.
Menghindari paparan zat berbahaya seperti asap rokok, polusi, atau bahan kimia tertentu juga dapat mengurangi risiko gangguan pada kelenjar getah bening. Vaksinasi sesuai anjuran dokter juga penting untuk mencegah infeksi virus tertentu yang dapat memicu gangguan kelenjar.
Menghindari perilaku berisiko tinggi seperti seks bebas atau penggunaan narkoba juga penting untuk mencegah infeksi HIV yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pemeriksaan kesehatan rutin juga diperlukan untuk deteksi dini jika ada gangguan pada kelenjar getah bening.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter
Meski pembengkakan kelenjar getah bening sering kali tidak berbahaya, ada beberapa kondisi yang mengharuskan seseorang segera memeriksakan diri ke dokter, antara lain:
- Pembengkakan kelenjar yang tidak kunjung reda dalam 2-4 minggu
- Kelenjar membengkak sangat besar (lebih dari 2 cm)
- Pembengkakan disertai demam tinggi yang tidak kunjung turun
- Kelenjar terasa sangat keras dan sulit digerakkan
- Pembengkakan disertai nyeri hebat
- Muncul gejala sistemik seperti penurunan berat badan drastis
- Pembengkakan terjadi di beberapa area tubuh sekaligus
- Ada riwayat kanker sebelumnya
Pembengkakan kelenjar yang berlangsung lebih dari 2-4 minggu perlu diwaspadai karena bisa mengindikasikan adanya infeksi kronis atau kondisi serius lainnya. Demikian juga jika ukuran pembengkakan sangat besar hingga melebihi 2 cm.
Demam tinggi yang menyertai pembengkakan kelenjar dan tidak kunjung turun dengan obat penurun panas juga perlu segera dikonsultasikan ke dokter. Kelenjar yang terasa sangat keras dan sulit digerakkan juga bisa menjadi tanda adanya tumor atau kanker.
Gejala sistemik seperti penurunan berat badan drastis yang muncul bersamaan dengan pembengkakan kelenjar juga perlu diwaspadai. Demikian juga jika pembengkakan terjadi di beberapa area tubuh sekaligus tanpa sebab yang jelas. Bagi seseorang yang memiliki riwayat kanker sebelumnya, pembengkakan kelenjar getah bening perlu segera dikonsultasikan ke dokter untuk memastikan tidak ada kekambuhan atau penyebaran kanker.