Pahami Fungsi Obat Loratadine: Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Loratadine adalah obat antihistamin yang efektif meredakan gejala alergi seperti bersin, hidung tersumbat, dan gatal-gatal. Simak fungsi, dosis, dan efek sampingnya.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Des 2024, 13:37 WIB
Diterbitkan 24 Des 2024, 13:37 WIB
fungsi obat loratadine
Mengonsumsi obat loratadine ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap zat-zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Gejala alergi seperti bersin-bersin, hidung tersumbat, mata berair, dan gatal-gatal pada kulit tentu sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu obat yang sering digunakan untuk mengatasi gejala alergi adalah loratadine.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang fungsi obat loratadine, manfaat, dosis, cara penggunaan, serta efek sampingnya.

Apa Itu Loratadine?

Loratadine adalah obat antihistamin generasi kedua yang digunakan untuk meredakan berbagai gejala alergi. Obat ini bekerja dengan cara menghambat efek histamin, yaitu zat kimia alami dalam tubuh yang dilepaskan saat terjadi reaksi alergi. Dengan menghambat histamin, loratadine dapat mengurangi gejala-gejala alergi seperti:

  • Bersin-bersin
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Mata gatal dan berair
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Ruam kulit
  • Biduran (urtikaria)

Berbeda dengan antihistamin generasi pertama seperti chlorpheniramine, loratadine termasuk antihistamin non-sedatif yang tidak menyebabkan kantuk pada kebanyakan orang. Hal ini membuat loratadine lebih nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Loratadine tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, sirup, dan larutan oral. Obat ini dapat diperoleh dengan resep dokter maupun dijual bebas di apotek. Beberapa merek dagang loratadine yang beredar di Indonesia antara lain Claritin, Loratadine, Lorahis, Allohex, Alloris, Inclarin, dan Winatin.

Fungsi dan Manfaat Utama Loratadine

Sebagai obat antihistamin, loratadine memiliki beberapa fungsi dan manfaat utama dalam mengatasi gejala-gejala alergi, yaitu:

1. Meredakan Gejala Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah peradangan pada selaput lendir hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap alergen seperti debu, serbuk sari, atau bulu hewan. Gejala utamanya meliputi bersin-bersin, hidung tersumbat, hidung gatal, dan hidung berair. Loratadine efektif meredakan gejala-gejala rhinitis alergi tersebut dengan cara:

  • Mengurangi produksi lendir berlebih di hidung
  • Melegakan hidung tersumbat
  • Menghentikan bersin-bersin
  • Menghilangkan rasa gatal di hidung

Loratadine dapat digunakan untuk rhinitis alergi musiman (hay fever) maupun rhinitis alergi sepanjang tahun. Efeknya biasanya mulai terasa dalam 1-3 jam setelah konsumsi dan bertahan hingga 24 jam.

2. Mengatasi Gatal dan Ruam Kulit Akibat Alergi

Reaksi alergi pada kulit sering menimbulkan rasa gatal yang sangat mengganggu disertai ruam kemerahan. Loratadine membantu meredakan gatal dan ruam alergi pada kulit dengan cara:

  • Menghambat pelepasan histamin yang memicu gatal
  • Mengurangi peradangan pada kulit
  • Mempercepat penyembuhan ruam alergi

Loratadine efektif mengatasi gatal-gatal akibat berbagai penyebab alergi seperti gigitan serangga, alergi makanan, alergi obat, atau kontak dengan zat iritan. Obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan gatal pada penyakit kulit seperti eksim atau dermatitis atopik.

3. Mengobati Urtikaria (Biduran)

Urtikaria atau biduran adalah kondisi munculnya bentol-bentol merah pada kulit yang terasa gatal. Loratadine merupakan salah satu pilihan utama untuk mengobati urtikaria, baik yang akut maupun kronis. Manfaatnya antara lain:

  • Mengurangi rasa gatal pada bentol-bentol biduran
  • Mempercepat hilangnya bentol-bentol di kulit
  • Mencegah munculnya bentol baru
  • Mengurangi peradangan pada kulit

Loratadine dapat digunakan untuk pengobatan jangka panjang pada urtikaria kronis yang berlangsung lebih dari 6 minggu. Dosis harian loratadine efektif mengendalikan gejala urtikaria tanpa efek samping yang berarti.

4. Meredakan Gejala Alergi Makanan

Alergi makanan dapat menimbulkan berbagai gejala seperti gatal-gatal di mulut, ruam kulit, mual, muntah, atau sesak napas. Loratadine membantu meredakan gejala ringan hingga sedang pada alergi makanan dengan cara:

  • Mengurangi pelepasan histamin akibat reaksi alergi makanan
  • Meredakan gatal dan bengkak di mulut atau tenggorokan
  • Mengatasi ruam atau gatal pada kulit
  • Mengurangi mual dan muntah

Perlu diingat bahwa loratadine tidak dapat mencegah atau mengobati reaksi alergi makanan yang berat seperti anafilaksis. Untuk kasus alergi makanan yang parah, diperlukan penanganan medis darurat.

Dosis dan Cara Penggunaan Loratadine

Dosis loratadine yang dianjurkan dapat berbeda-beda tergantung usia, berat badan, dan kondisi yang dialami. Berikut adalah panduan dosis umum loratadine:

Dosis untuk Dewasa dan Anak Usia >12 Tahun:

  • 10 mg sekali sehari
  • Atau 5 mg dua kali sehari

Dosis untuk Anak Usia 2-12 Tahun:

  • Berat badan >30 kg: 10 mg sekali sehari
  • Berat badan

Dosis untuk Anak Usia

Tidak dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter

Dosis untuk Gangguan Fungsi Hati atau Ginjal:

Dosis awal 5 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 10 mg sehari sesuai respons

Cara penggunaan loratadine yang benar:

  • Loratadine dapat diminum dengan atau tanpa makanan
  • Gunakan sendok takar khusus untuk mengukur dosis sirup
  • Tablet dapat dibelah jika perlu, tapi jangan dikunyah
  • Minum dengan segelas air
  • Usahakan minum di waktu yang sama setiap hari
  • Jangan melebihi dosis yang dianjurkan
  • Jika lupa minum, segera minum begitu ingat. Tapi jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati saja dosis yang terlewat

Konsultasikan ke dokter jika gejala alergi tidak membaik setelah 3 hari penggunaan loratadine atau jika muncul efek samping yang mengganggu.

Efek Samping Loratadine

Sebagai obat antihistamin generasi kedua, loratadine umumnya ditoleransi dengan baik dan jarang menimbulkan efek samping serius. Namun beberapa efek samping ringan mungkin dapat terjadi, antara lain:

Efek Samping Umum:

  • Sakit kepala
  • Mengantuk (jarang)
  • Mulut kering
  • Kelelahan
  • Gugup atau gelisah

Efek Samping yang Jarang Terjadi:

  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Nyeri perut
  • Pusing
  • Nafsu makan berkurang
  • Gangguan tidur

Efek Samping Serius (Segera Hubungi Dokter):

  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Sakit kepala berat
  • Kejang
  • Reaksi alergi seperti ruam, gatal, bengkak, atau sesak napas

Efek samping loratadine biasanya ringan dan akan hilang seiring waktu. Namun jika efek samping tersebut mengganggu atau tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Hentikan penggunaan dan segera dapatkan pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi serius.

Interaksi Obat

Loratadine dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain. Interaksi ini dapat mempengaruhi cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa interaksi penting yang perlu diperhatikan:

Obat yang Dapat Meningkatkan Kadar Loratadine:

  • Ketoconazole
  • Erythromycin
  • Cimetidine
  • Fluconazole
  • Quinidine

Obat yang Efeknya Dapat Meningkat jika Dikombinasi dengan Loratadine:

  • Amitriptyline
  • Alprazolam
  • Diazepam
  • Midazolam

Obat yang Dapat Menurunkan Efektivitas Loratadine:

  • Carbamazepine
  • Phenytoin
  • Rifampicin

Selalu informasikan kepada dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang Anda konsumsi, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen, dan produk herbal. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau Anda secara lebih ketat jika menggunakan loratadine bersama obat-obatan tertentu.

Peringatan dan Perhatian Khusus

Meskipun loratadine tergolong obat yang aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakannya:

Kondisi Medis Tertentu

Beri tahu dokter jika Anda memiliki kondisi medis berikut sebelum menggunakan loratadine:

  • Gangguan fungsi hati
  • Gangguan fungsi ginjal
  • Epilepsi atau riwayat kejang
  • Asma
  • Glaukoma
  • Pembesaran prostat

Kehamilan dan Menyusui

Loratadine termasuk dalam kategori B untuk kehamilan, yang berarti relatif aman digunakan selama hamil. Namun tetap konsultasikan ke dokter sebelum menggunakannya saat hamil. Loratadine dapat masuk ke dalam ASI, jadi sebaiknya hindari penggunaannya saat menyusui kecuali atas saran dokter.

Penggunaan pada Anak-anak

Loratadine tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 2 tahun kecuali atas petunjuk dokter. Untuk anak 2-12 tahun, gunakan dosis sesuai berat badan yang dianjurkan.

Efek pada Kemampuan Mengemudi

Meskipun jarang menyebabkan kantuk, sebaiknya waspadai efek loratadine pada kemampuan mengemudi atau mengoperasikan mesin, terutama pada penggunaan awal.

Konsumsi Alkohol

Hindari atau batasi konsumsi alkohol saat menggunakan loratadine karena dapat meningkatkan efek samping seperti kantuk.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun loratadine tersedia sebagai obat bebas, ada beberapa kondisi yang mengharuskan Anda berkonsultasi ke dokter, antara lain:

  • Gejala alergi tidak membaik setelah 3 hari penggunaan loratadine
  • Gejala alergi semakin memburuk
  • Muncul efek samping yang mengganggu atau tidak kunjung membaik
  • Terjadi reaksi alergi terhadap loratadine
  • Gejala alergi disertai demam tinggi, sesak napas, atau gejala serius lainnya
  • Hendak menggunakan loratadine untuk anak di bawah 2 tahun
  • Memiliki kondisi medis tertentu seperti gangguan hati atau ginjal
  • Sedang hamil atau menyusui
  • Hendak menggunakan loratadine bersama obat-obatan lain

Dokter akan mengevaluasi kondisi Anda dan menentukan apakah loratadine merupakan pilihan yang tepat atau perlu diganti dengan obat lain. Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter jika ada hal-hal yang masih belum jelas terkait penggunaan loratadine.

Alternatif Obat Sejenis Loratadine

Selain loratadine, terdapat beberapa obat antihistamin lain yang memiliki fungsi serupa untuk mengatasi gejala alergi. Beberapa alternatif obat yang bisa menjadi pilihan antara lain:

1. Cetirizine

Cetirizine merupakan antihistamin generasi kedua yang memiliki efek serupa dengan loratadine. Kelebihannya adalah onset kerja yang lebih cepat, sekitar 20-30 menit setelah konsumsi. Namun cetirizine lebih berpotensi menyebabkan kantuk dibanding loratadine.

2. Fexofenadine

Fexofenadine juga termasuk antihistamin non-sedatif dengan efek samping minimal. Obat ini bekerja lebih lama dibanding loratadine, hingga 24 jam. Fexofenadine jarang menyebabkan kantuk sehingga nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

3. Desloratadine

Desloratadine merupakan metabolit aktif dari loratadine dengan efek yang lebih kuat. Obat ini memiliki onset kerja yang lebih cepat dan durasi yang lebih lama dibanding loratadine. Desloratadine juga jarang menyebabkan kantuk.

4. Levocetirizine

Levocetirizine adalah turunan dari cetirizine dengan potensi yang lebih kuat. Obat ini bekerja cepat dan efektif untuk rhinitis alergi dan urtikaria. Efek sampingnya minimal termasuk potensi kantuk yang rendah.

5. Bilastine

Bilastine merupakan antihistamin generasi terbaru dengan efektivitas tinggi dan efek samping minimal. Obat ini tidak menyebabkan kantuk dan aman digunakan jangka panjang. Bilastine efektif untuk rhinitis alergi dan urtikaria.

Pemilihan obat antihistamin sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Setiap obat memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dokter akan mempertimbangkan faktor seperti gejala yang dialami, riwayat medis, serta kemungkinan efek samping dalam meresepkan obat antihistamin.

Kesimpulan

Loratadine merupakan obat antihistamin yang efektif dan aman untuk mengatasi berbagai gejala alergi seperti rhinitis alergi, urtikaria, dan reaksi alergi pada kulit. Kelebihan utamanya adalah efek sedasi yang minimal sehingga tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Loratadine bekerja dengan cara menghambat efek histamin yang memicu gejala alergi.

Meski tergolong obat yang aman, penggunaan loratadine tetap harus sesuai dosis yang dianjurkan dan memperhatikan interaksi dengan obat-obatan lain. Konsultasikan ke dokter jika gejala alergi tidak membaik atau muncul efek samping yang mengganggu. Untuk hasil optimal, kombinasikan penggunaan loratadine dengan upaya menghindari paparan alergen pemicu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya