Pengertian

Rhinitis alergi adalah peradangan membran hidung yang muncul sebagai reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap alergen (pemicu alergi). Alergen yang dimaksud antara lain debu, tungau, lumut, atau serpihan sel kulit mati binatang. Gejala yang muncul umumnya berupa hidung tersumbat, bersin-bersin, mata merah dan berair, serta bengkak di sekitar mata.

Rhinitis alergi adalah jenis alergi yang paling banyak ditemukan kasusnya. Di negara-negara barat, 10-30 persen populasi memiliki kondisi ini. Kasus rhinitis alergi banyak ditemukan pada kelompok usia 20-40 tahun.

Komplikasi Rhinitis Alergi

Pada kasus tertentu, rhinitis alergi dapat memicu terjadinya komplikasi, di antaranya:

  • Polip hidung, kantung berisi cairan yang terbentuk di dalam rongga hidung dan sinus akibat radang lapisan dinding rongga hidung
  • Sinusitis, infeksi yang terjadi karena cairan tidak dapat mengalir dari sinus disebabkan oleh radang dan bengkak pada rongga hidung
  • Infeksi telinga bagian tengah, infeksi yang terjadi pada bagian belakang gendang telinga
    Biasanya ketiga kondisi di atas dapat diatasi dengan obat-obatan. Pada kasus yang parah atau berkepanjangan dibutuhkan tindakan operasi.

Diagnosis

Umumnya, diagnosis rhinitis alergi dipastikan lewat pemeriksaan fisik. Selai itu dokter juga akan melakukan pengumpulan informasi seputar gejala yang muncul, aktivitas harian, dan kondisi lingkungan. Jika dokter sudah bisa memastikan diagnosis dan penderita tidak mengalami komplikasi, maka pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan.
Anda memerlukan pemeriksaan lanjutan apabila:

  • Ingin mengetahui pasti alergen yang memicu rhinitis alergi Anda agar dapat dilakukan langkah-langkah untuk menghindarinya
  • Pengobatan yang sudah dilakukan tidak efektif
  • Anda mengalami gejala yang cukupparah
  • Anda ingin menjalani perawatan imunoterapi, seperti suntikan anti-alergi
    Pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan dokter antara lain:
  • Tes cukit kulit. Tes dilakukan dengan menusukkan jarum yang sudah diberikan alergen tertentu ke kulit untuk mengetahui reaksinya.
  • Tes darah. Untuk mengetahui kadar antibodi immunoglobulin E (IgE) yang diproduksi tubuh sebagai reaksi terhadap alergen tertentu.

Kedua jenis pemeriksaan tersebut akan membantu dokter untuk memastikan apakah rhinitis alergi yang menyebabkan Anda mengalami gejala-gejala serta untuk menentukan perawatan yang tepat. Pemeriksaan juga dapat digunakan untuk memeriksa komplikasi yang mungkin muncul, seperti sinusitis atau asma.

Pemeriksaan lain untuk alergi

Umumnya, pemeriksaan berkelanjutan tidak perlu dilakukan. Namun, dokter mungkin akan menyarankannya untuk memastikan bahwa gejala bukan disebabkan oleh penyakit lain. Pemeriksaan yang dimaksud adalah:

  • Tes citra gambar, misalnya X-ray, CT scan, dan MRI. Pemeriksaan ini akan memerlihatkan jika Anda mengalami infeksi sinus, radang lapisan sinus kronis, bentuk struktur hidung yang tidak normal, atau kanker.
  • Rinoskopi atau endoskopi hidung. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi polip hidung atau hal lain yang menyumbat rongga hidung.
  • Pemeriksaan waktu bersihan mukosiliar. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari silia (rambut halus) yang tumbuh tidak normal dalam rongga hidung. Beberapa penyakit langka dapat menyebabkan masalah pada silia, yang berakibat pada produksi cairan berlebih.

Rhinitis Alergi

Gejala

Gejala-gejala rhinitis alergi dapat muncul dalam hitungan menit atau jam setelah Anda menghirup alergen. Dan gejala-gejala tersebut dapat berlangsung beberapa hari.

Beberapa gejala yang dapat langsung muncul saat Anda menghirup alergen:

  • Berulang kali bersin, terutama pada saat bangun tidur di pagi hari
  • Hidung meler
  • Tenggorokan gatal atau batuk, disebabkan oleh cairan yang didistribusi dari hidung
  • Mata gatal dan berair
  • Telinga dan hidung gatal

Gejala-gejala lain yang mungkin timbul beberapa waktu setelah terpapar alergen, antara lain:

  • Hidung tersumbat, ini akan berakibat pada penderita harus bernapas lewat mulut
  • Mata sensitif terhadap cahaya
  • Merasa lelah
  • Batuk kronis
  • Mengalami tekanan di dalam telinga atau sulit mendengar
  • Rasa tidak nyaman pada wajah
  • Lingkar hitam terbentuk di bawah mata

Waspadai juga penyakit lain dengan gejala-gejala mirip rhinitis alergi seperti infeksi saluran pernapasan.
Pada waktu tertentu, gejala-gejala yang dialami mungkin menjadi lebih ringan atau sebaliknya. Faktor-faktor yang bisa memengaruhi gejala rhinitis alergi:

  • Perubahan cuaca. Apablia Anda alergi terhadap tungau atau ruangan lembap, gejala bisa jadi menjadi lebih parah pada saat musim hujan karena Anda lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan.
  • Kehamilan. Pada wanita hamil, biasanya gejala rhinitis alergi akan menjadi lebih parah. Ini juga akan berimbas pada penyakit asma atau sinusitis.
  • Usia. Semakin bertambahnya usia, umumnya alergen tidak akan terlalu memengaruhi Anda.

Pengobatan

Umumnya, kasus rhinitis alergi dapat ditangani di rumah dengan penggunaan obat-obatan yang dijual bebas di apotek –seperti antihistamin atau dekongestan. Jika gejala bertambah parah dan mengganggu aktivitas harian, segera periksakan diri ke dokter.

Pengobatan rhinitis alergi orang dewasa berbeda dengan anak-anak. Sebelum memberikan anak-anak obat pereda gejala, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Beberapa pengobatan yang bisa digunakan untuk meredakan rhinitis alergi:

  • Membersihkan saluran pernapasan
    Untuk membantu menjaga kebersihan serta mencegah iritasi rongga hidung, Anda bisa membersihkan saluran pernapasan secara rutin.Hal ini bisa dilakukan dengan menghirup larutan air garam yang bisa dibeli di apotek atau dibuat sendiri di rumah.
    Cara membuat larutan garam cukup mudah yaitu dengan mencampurkan satu sendok teh natrium bikarbonat dan satu sendok teh garam ke dalam 500 ml air hangat.Tunggu sampai suhu air bisa ditoleransi.Kemudian, Anda dapat menghirup cairan tersebut untuk membersihkan saluran pernapasan.Lakukan sesering mungkin.Selalu gunakan larutan baru untuk tiap sesi pembersihan.Jangan takut apabila cairan tertelan karena tidak berbahaya, namun sebaiknya dikeluarkan sebanyak mungkin.
    Obat-obatan
    Alergi tidak dapat disembuhkan, tetapi obat-obatan dapat digunakan untuk meredakan gejala yang timbul akibat alergi. Sebaiknya, Anda berkonsultasi ke dokter apabila setelah dua minggu tidak ada respons positif terhadap pemakaian obat-obatan.
    Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk meredakan gejala rhinitis alergi, antara lain:
    Antihistamin
    Antihistamin meredakan gejala rhinitis alergi dengan menghalangi kinerja histamin.Obat ini dijual bebas, namun untuk obat antihistamin dalam bentuk semprotan hidung hanya bisa dibeli dengan resep dokter.Efek samping antihistamin adalah mengantuk.
    Kortikosteroid
    Apabila Anda memiliki kondisi penyumbatan hidung, seperti polip hidung, ini akan membuat gejala sering muncul dan biasanya cukup parah. Dokter akan memberikan semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid.
    Kortikosteroid membantu mengurangi radang dan bengkak.Waktu bekerjanya lebih lama dibandingkan antihistamin tetapi efeknya jangka panjang. Efek samping dari pengobatan ini antara lain iritasi hidung dan mimisan.
    Jika Anda mengalami gejala cukup parah dan membutuhkan pereda yang cepat bekerja, dokter bisa saja memberikan kortikosteroid dalam bentuk tablet yang dapat dikonsumsi selama 5-10 hari.
  • Pengobatan Tambahan
    Apabila tidak rhinitis alergi tidak merespons terhadap pengobatan yang sedang dijalankan, dokter mungkin akan memberikan pengobatan tambahan, antara lain:
  • Meningkatkan dosis obat semprot kortikosteroid
  • Pengobatan menggunakan obat semprot dekongestan
  • Mengombinasi tablet antihistamin dengan penggunaan obat semprot hidung kortikosteroid dan dekongestan
  • Menggunakan obat semprot ipratropium yang akan membantu mengurangi ingus berlebih
  • Suntik Alergi (Imunoterapi)

Imunoterapi dilakukan dengan menyuntikkan alergen pada lengan atas penderita secara bertahap.Ini dilakukan untuk mengenalkan dan membiasakan tubuh pada alergen.Harapannya, penderita tidak lagi bergantung pada obat pereda alergi.Efek samping terapi ini adalah kemungkinan timbulnya reaksi alergi serius.Ini alasannya mengapa terapi ini harus dilakukan oleh dokter spesialis yang terlatih.

Penyebab

Apabila Anda memiliki kondisi rhinitis alergi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap alergen secara berlebihan. Sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi untuk menghalau alergen.

Reaksi alergi tidak akan muncul pada saat Anda pertama kali kontak dengan alergen. Sistem kekebalan tubuh harus mengenali dan mengingatnya terlebih dahulu sebelum memproduksi antibodi untuk melawannya. Setelah itu barulah Anda mulai sensitif terhadap alergen.

Immunoglobulin E (IgE) akan mendeteksi alergen yang terhirup. Antibodi tersebut akan melepas beragam zat kimiawi, termasuk histamin. Pelepasan histamin berakibat pada peradangan lapisan dalam hidung (membran mukosa) dan memproduksi banyak lendir. Inilah yang membuat Anda mengalami bersin-bersin dan hidung meler atau malah tersumbat.

Di bawah ini adalah alergen yang umumnya memicu rhinitis alergi:

Tungau

Tungau adalah serangga kecil yang makan sel kulit mati manusia.Tungau biasanya ditemukan di kasur, karpet, dan bantal.Rhinitis biasanya disebabkan oleh zat kimia yang terkandung di dalam kotoran tungau.

Binatang

Sebenarnya reaksi alergi tidak disebabkan oleh bulu binatang, tetapi oleh serpihan sel kulit mati binatang, air liur, dan urinenya. Banyak orang alergi terhadap anjing dan kucing.

Serbuk sari dan spora

Pepohonan dan rerumputan memproduksi serbuk sari, jika terhirup dapat menyebabkan rhinitis alergi. Sedangkan jamur memproduksi spora yang dapat mengakibatkan hal sama.

Umumnya, rhinitis alergi dipengaruhi faktor keturunan.Anak yang tumbuh di lingkungan dengan banyak anggota keluarga merokok atau memiliki binatang peliharaan memiliki risiko lebih tinggi mengidap rhinitis alergi.

Tampilkan foto, video, dan topik terkait