Perbedaan Purging dan Breakout: Kenali Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Pelajari perbedaan purging dan breakout pada kulit wajah, ciri-cirinya, penyebab, serta cara mengatasi kedua kondisi ini dengan tepat.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jan 2025, 17:10 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 17:10 WIB
perbedaan purging dan breakout
perbedaan purging dan breakout ©Ilustrasi dibuat AI

Pengertian Purging dan Breakout

Liputan6.com, Jakarta Purging dan breakout merupakan dua kondisi kulit yang sering membingungkan banyak orang karena gejalanya yang mirip. Namun sebenarnya, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Purging adalah proses pembersihan kulit yang terjadi ketika menggunakan produk skincare baru, terutama yang mengandung bahan aktif tertentu. Pada proses ini, kulit akan mengalami regenerasi sel yang lebih cepat, sehingga kotoran dan sel kulit mati yang tersumbat di pori-pori akan terangkat ke permukaan kulit. Akibatnya, muncul jerawat atau komedo dalam jumlah lebih banyak dari biasanya.

Sementara itu, breakout adalah kondisi di mana kulit mengalami iritasi dan munculnya jerawat secara tiba-tiba akibat ketidakcocokan dengan produk skincare tertentu. Breakout juga bisa disebabkan oleh faktor lain seperti perubahan hormon, stres, atau pola makan yang tidak sehat.

Meskipun keduanya sama-sama ditandai dengan munculnya jerawat, purging dan breakout memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami agar bisa menanganinya dengan tepat.

Ciri-Ciri Purging

Untuk membedakan purging dengan breakout, perhatikan ciri-ciri berikut ini:

  • Terjadi setelah menggunakan produk skincare baru yang mengandung bahan aktif seperti retinol, AHA, BHA, atau vitamin C
  • Jerawat muncul di area yang biasanya bermasalah atau sering timbul jerawat
  • Proses berlangsung sekitar 4-6 minggu
  • Jerawat cenderung lebih cepat sembuh dibandingkan jerawat biasa
  • Kulit terasa kering dan mengelupas
  • Muncul komedo putih atau hitam dalam jumlah lebih banyak
  • Setelah proses purging selesai, kondisi kulit membaik dan terlihat lebih cerah

Purging merupakan tanda bahwa produk skincare yang digunakan bekerja dengan baik dalam mempercepat regenerasi sel kulit. Meskipun terlihat mengganggu di awal, proses ini sebenarnya bermanfaat untuk kesehatan kulit jangka panjang.

Ciri-Ciri Breakout

Berbeda dengan purging, breakout memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terjadi kapan saja, tidak harus setelah menggunakan produk skincare baru
  • Jerawat muncul di area yang sebelumnya jarang atau tidak pernah berjerawat
  • Berlangsung lebih lama, bisa berbulan-bulan jika tidak ditangani
  • Jerawat terasa nyeri dan meradang
  • Kulit terasa gatal dan iritasi
  • Muncul ruam kemerahan di sekitar jerawat
  • Kondisi kulit memburuk seiring waktu jika terus menggunakan produk penyebab breakout

Breakout menandakan bahwa kulit mengalami reaksi negatif terhadap suatu produk atau faktor pemicu lainnya. Jika dibiarkan, breakout bisa menyebabkan peradangan kulit yang lebih parah.

Penyebab Purging

Purging umumnya disebabkan oleh penggunaan produk skincare yang mengandung bahan aktif tertentu, seperti:

  • Retinoid (retinol, tretinoin, adapalene)
  • Alpha Hydroxy Acid (AHA) seperti glycolic acid dan lactic acid
  • Beta Hydroxy Acid (BHA) seperti salicylic acid
  • Vitamin C
  • Benzoyl peroxide
  • Azelaic acid

Bahan-bahan aktif ini bekerja dengan cara mempercepat proses pergantian sel kulit (cell turnover). Akibatnya, sel-sel kulit mati dan kotoran yang tersumbat di pori-pori akan terangkat ke permukaan kulit lebih cepat, menyebabkan munculnya jerawat atau komedo.

Selain itu, prosedur perawatan kulit tertentu juga bisa memicu terjadinya purging, seperti:

  • Chemical peeling
  • Microdermabrasion
  • Laser treatment

Penting untuk diingat bahwa purging merupakan proses yang normal dan sementara. Setelah kulit beradaptasi dengan bahan aktif tersebut, kondisinya akan membaik dan manfaat produk skincare akan terlihat.

Penyebab Breakout

Berbeda dengan purging, breakout bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  • Ketidakcocokan dengan produk skincare tertentu
  • Penggunaan produk yang mengandung bahan comedogenic (menyumbat pori-pori)
  • Perubahan hormon, terutama saat menstruasi atau kehamilan
  • Stres berlebihan
  • Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan berminyak dan tinggi gula
  • Kurang tidur
  • Paparan polusi udara
  • Kebiasaan menyentuh wajah dengan tangan yang kotor
  • Penggunaan alat makeup yang tidak bersih
  • Efek samping obat-obatan tertentu

Breakout bisa terjadi pada siapa saja, namun beberapa orang mungkin lebih rentan mengalaminya karena faktor genetik atau jenis kulit tertentu. Misalnya, orang dengan kulit berminyak cenderung lebih mudah mengalami breakout dibandingkan mereka yang memiliki kulit kering.

Cara Membedakan Purging dan Breakout

Meskipun gejalanya mirip, ada beberapa cara untuk membedakan antara purging dan breakout:

  1. Lokasi jerawat: Purging biasanya terjadi di area yang memang sering berjerawat, sementara breakout bisa muncul di area yang sebelumnya jarang atau tidak pernah berjerawat.
  2. Durasi: Purging berlangsung sekitar 4-6 minggu, sedangkan breakout bisa berlangsung lebih lama jika tidak ditangani dengan tepat.
  3. Jenis produk pemicu: Purging umumnya terjadi setelah penggunaan produk dengan bahan aktif tertentu (retinol, AHA, BHA, dll), sementara breakout bisa terjadi karena berbagai faktor.
  4. Keparahan gejala: Jerawat akibat purging cenderung lebih cepat sembuh dan tidak terlalu meradang, sedangkan breakout bisa menyebabkan peradangan yang lebih parah.
  5. Kondisi kulit setelahnya: Setelah purging selesai, kondisi kulit akan membaik. Sementara itu, breakout akan terus memburuk jika penyebabnya tidak diatasi.

Dengan memahami perbedaan ini, Anda bisa menentukan langkah penanganan yang tepat untuk masalah kulit yang dialami.

Cara Mengatasi Purging

Jika Anda mengalami purging, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Bersabar: Ingat bahwa purging adalah proses normal dan sementara. Biasanya berlangsung sekitar 4-6 minggu.
  2. Jangan hentikan penggunaan produk: Selama tidak ada reaksi alergi atau iritasi parah, lanjutkan penggunaan produk sesuai petunjuk.
  3. Kurangi frekuensi penggunaan: Jika purging terasa terlalu intens, coba kurangi frekuensi penggunaan produk, misalnya dari setiap hari menjadi 2-3 kali seminggu.
  4. Fokus pada hidrasi: Gunakan pelembap yang ringan dan non-comedogenic untuk menjaga kelembapan kulit.
  5. Hindari eksfoliasi berlebihan: Kurangi penggunaan scrub atau eksfoliator lain selama proses purging berlangsung.
  6. Lindungi kulit dari sinar matahari: Gunakan tabir surya setiap hari, karena bahan aktif bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar UV.
  7. Jangan memencet jerawat: Biarkan jerawat sembuh dengan sendirinya untuk menghindari peradangan dan bekas jerawat.
  8. Gunakan produk penenang kulit: Aplikasikan produk yang mengandung bahan menenangkan seperti aloe vera atau chamomile untuk meredakan iritasi.

Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap produk skincare. Jika purging berlangsung lebih dari 6 minggu atau disertai gejala yang parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit.

Cara Mengatasi Breakout

Untuk mengatasi breakout, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Hentikan penggunaan produk pemicu: Jika breakout terjadi setelah menggunakan produk skincare baru, segera hentikan penggunaannya.
  2. Bersihkan wajah dengan lembut: Gunakan pembersih wajah yang ringan dan non-comedogenic. Hindari menggosok kulit terlalu keras.
  3. Aplikasikan produk anti-jerawat: Gunakan produk yang mengandung bahan aktif seperti salicylic acid, benzoyl peroxide, atau tea tree oil untuk mengatasi jerawat.
  4. Hindari makeup berat: Jika memungkinkan, biarkan kulit "bernafas" tanpa makeup. Jika harus menggunakan makeup, pilih produk non-comedogenic.
  5. Jaga kebersihan: Ganti sarung bantal secara rutin dan hindari menyentuh wajah dengan tangan yang kotor.
  6. Perhatikan pola makan: Kurangi konsumsi makanan berminyak, tinggi gula, dan dairy products yang bisa memicu jerawat.
  7. Kelola stres: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengurangi stres yang bisa memicu breakout.
  8. Gunakan masker clay: Aplikasikan masker clay 1-2 kali seminggu untuk menyerap kelebihan minyak dan membersihkan pori-pori.
  9. Konsultasi dengan dokter kulit: Jika breakout parah atau tidak kunjung membaik, segera konsultasikan dengan dermatolog untuk penanganan lebih lanjut.

Ingat bahwa setiap jenis kulit berbeda, jadi penting untuk menemukan rutinitas perawatan yang cocok untuk kondisi kulit Anda.

Mitos dan Fakta Seputar Purging dan Breakout

Ada beberapa mitos yang beredar seputar purging dan breakout. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:

Mitos 1: Purging dan breakout adalah hal yang sama

Fakta: Meskipun gejalanya mirip, purging dan breakout memiliki penyebab dan proses yang berbeda. Purging adalah proses pembersihan kulit yang sementara, sementara breakout adalah reaksi negatif kulit yang perlu diatasi.

Mitos 2: Semua produk skincare bisa menyebabkan purging

Fakta: Hanya produk yang mengandung bahan aktif tertentu seperti retinol, AHA, atau BHA yang bisa memicu purging. Produk pembersih atau pelembap biasa umumnya tidak menyebabkan purging.

Mitos 3: Purging bisa berlangsung berbulan-bulan

Fakta: Proses purging biasanya berlangsung sekitar 4-6 minggu, sesuai dengan siklus regenerasi sel kulit. Jika masalah kulit berlanjut lebih dari itu, kemungkinan besar itu adalah breakout, bukan purging.

Mitos 4: Breakout selalu disebabkan oleh produk skincare

Fakta: Meskipun produk skincare bisa menjadi penyebab, breakout juga bisa dipicu oleh faktor lain seperti hormon, stres, pola makan, atau lingkungan.

Mitos 5: Memencet jerawat bisa mempercepat proses penyembuhan purging

Fakta: Memencet jerawat justru bisa memperparah peradangan dan meningkatkan risiko timbulnya bekas jerawat. Biarkan proses purging berlangsung secara alami.

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Meskipun purging dan breakout ringan umumnya bisa diatasi sendiri, ada beberapa kondisi di mana Anda perlu berkonsultasi dengan dokter kulit:

  • Gejala purging berlangsung lebih dari 6-8 minggu
  • Breakout yang tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu perawatan mandiri
  • Muncul gejala alergi seperti gatal hebat, bengkak, atau ruam yang meluas
  • Jerawat terasa sangat nyeri atau bernanah
  • Timbul bekas jerawat atau perubahan warna kulit yang signifikan
  • Breakout disertai gejala sistemik seperti demam atau nyeri sendi
  • Masalah kulit mulai mempengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup sehari-hari

Dokter kulit dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan merekomendasikan perawatan yang sesuai, seperti pemberian obat topikal, antibiotik oral, atau prosedur medis tertentu untuk mengatasi masalah kulit Anda.

Tips Mencegah Purging dan Breakout

Meskipun tidak selalu bisa dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya purging dan breakout:

  1. Lakukan patch test: Sebelum menggunakan produk skincare baru, lakukan uji coba pada area kecil di belakang telinga atau lengan bawah selama 24-48 jam untuk melihat reaksi kulit.
  2. Perkenalkan produk baru secara bertahap: Jangan langsung menggunakan produk baru setiap hari. Mulailah dengan frekuensi rendah (1-2 kali seminggu) dan tingkatkan perlahan.
  3. Pahami jenis kulit Anda: Kenali karakteristik dan kebutuhan kulit Anda agar bisa memilih produk yang sesuai.
  4. Jaga kebersihan: Bersihkan wajah secara teratur, terutama setelah berkeringat atau menggunakan makeup.
  5. Hindari touching face: Kurangi kebiasaan menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci untuk mencegah transfer bakteri.
  6. Pilih produk non-comedogenic: Gunakan skincare dan makeup yang tidak menyumbat pori-pori.
  7. Jaga pola hidup sehat: Konsumsi makanan bergizi, minum cukup air, olahraga teratur, dan kelola stres dengan baik.
  8. Lindungi kulit dari sinar matahari: Gunakan tabir surya setiap hari untuk mencegah iritasi dan kerusakan kulit akibat paparan UV.
  9. Bersihkan alat makeup secara rutin: Cuci kuas dan spons makeup minimal seminggu sekali untuk mencegah akumulasi bakteri.
  10. Hindari over-exfoliating: Jangan terlalu sering melakukan eksfoliasi karena bisa merusak barrier kulit dan memicu breakout.

Dengan menerapkan tips-tips di atas, Anda bisa menjaga kesehatan kulit dan meminimalkan risiko terjadinya purging maupun breakout.

Kesimpulan

Memahami perbedaan antara purging dan breakout sangatlah penting dalam merawat kesehatan kulit. Purging merupakan proses normal yang terjadi ketika kulit beradaptasi dengan produk skincare baru, terutama yang mengandung bahan aktif tertentu. Meskipun tidak nyaman, purging bersifat sementara dan biasanya diikuti dengan perbaikan kondisi kulit.

Di sisi lain, breakout adalah reaksi negatif kulit yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketidakcocokan dengan produk skincare. Breakout perlu ditangani dengan hati-hati untuk mencegah peradangan yang lebih parah.

Kunci utama dalam mengatasi kedua kondisi ini adalah kesabaran dan konsistensi. Jika mengalami purging, beri waktu pada kulit untuk beradaptasi. Sementara itu, jika terjadi breakout, segera hentikan penggunaan produk yang dicurigai sebagai pemicu dan fokus pada perawatan yang menenangkan kulit.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki jenis kulit dan kebutuhan yang berbeda. Apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu cocok untuk Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kulit jika mengalami masalah yang berkelanjutan atau membutuhkan saran lebih lanjut.

Dengan pemahaman yang baik tentang purging dan breakout, serta perawatan kulit yang tepat, Anda bisa menjaga kesehatan dan kecantikan kulit wajah dalam jangka panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya