Liputan6.com, Jakarta Miom adalah tumor jinak yang tumbuh pada dinding rahim (uterus) wanita. Tumor ini terbentuk dari jaringan otot dan jaringan ikat yang tumbuh berlebihan. Miom juga dikenal dengan istilah fibroid, leiomioma, atau fibromioma uteri.
Ukuran miom sangat bervariasi, mulai dari yang sangat kecil (sebesar biji padi) hingga yang sangat besar (sebesar semangka). Seorang wanita bisa memiliki satu atau beberapa miom sekaligus. Miom umumnya ditemukan pada wanita usia reproduktif, yaitu antara 30-50 tahun.
Berdasarkan lokasi pertumbuhannya, miom dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
Advertisement
- Miom subserosa: tumbuh di bagian luar dinding rahim
- Miom intramural: tumbuh di dalam dinding otot rahim
- Miom submukosa: tumbuh ke arah rongga rahim
- Miom pedunkulata: tumbuh menggantung dan terhubung ke dinding rahim melalui tangkai
Meskipun termasuk tumor, miom bersifat jinak dan hampir tidak pernah berkembang menjadi kanker. Namun miom yang berukuran besar dapat menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup wanita.
Gejala Miom
Sebagian besar wanita dengan miom tidak mengalami gejala apapun. Miom seringkali ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan panggul rutin atau USG. Namun pada beberapa kasus, miom dapat menimbulkan gejala yang mengganggu. Gejala yang muncul tergantung pada ukuran, jumlah dan lokasi miom.
Beberapa gejala umum yang dapat timbul akibat miom antara lain:
- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak dan lama (lebih dari 7 hari)
- Nyeri atau kram hebat saat menstruasi
- Perdarahan di luar masa menstruasi
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah
- Pembesaran perut sehingga terlihat seperti hamil
- Sering buang air kecil
- Sulit buang air besar (konstipasi)
- Nyeri punggung atau nyeri panggul
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Anemia akibat perdarahan yang berlebihan
- Kelelahan dan lemas
Pada beberapa kasus, miom juga dapat menyebabkan masalah kesuburan dan komplikasi kehamilan seperti keguguran atau persalinan prematur. Jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Penyebab Miom
Hingga saat ini, penyebab pasti timbulnya miom belum diketahui secara pasti. Namun para ahli menduga ada beberapa faktor yang berperan dalam pertumbuhan miom, antara lain:
1. Faktor Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron diduga berperan penting dalam pertumbuhan miom. Miom cenderung tumbuh pesat saat kadar estrogen tinggi, misalnya selama masa kehamilan. Sebaliknya, miom akan menyusut saat kadar estrogen menurun seperti setelah menopause.
2. Faktor Genetik
Miom cenderung diturunkan dalam keluarga. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan dengan riwayat miom berisiko 2-3 kali lebih tinggi untuk mengalami miom.
3. Faktor Pertumbuhan
Beberapa zat seperti insulin-like growth factor (IGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) diduga berperan dalam merangsang pertumbuhan miom.
4. Perubahan Extracellular Matrix (ECM)
ECM adalah jaringan yang menghubungkan sel-sel. Pada miom, terjadi peningkatan produksi ECM yang menyebabkan jaringan menjadi lebih padat dan fibrosis.
5. Mutasi Genetik
Beberapa penelitian menemukan adanya mutasi gen tertentu pada sel-sel miom yang menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
Meskipun faktor-faktor di atas berperan dalam pertumbuhan miom, mekanisme pastinya masih belum sepenuhnya dipahami. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti timbulnya miom.
Faktor Risiko Miom
Meskipun penyebab pasti miom belum diketahui, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita mengalami miom. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:
- Usia: Miom paling sering terjadi pada wanita usia 30-50 tahun
- Ras: Wanita kulit hitam memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi dibanding ras lain
- Riwayat keluarga: Risiko meningkat jika ibu atau saudara perempuan memiliki miom
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko miom
- Menstruasi dini: Wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 10 tahun berisiko lebih tinggi
- Nullipara: Wanita yang belum pernah melahirkan berisiko lebih tinggi
- Diet tinggi daging merah dan rendah sayuran hijau
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Kekurangan vitamin D
- Penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang
Memahami faktor-faktor risiko ini penting untuk melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini miom. Wanita dengan faktor risiko tinggi sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi adanya miom sedini mungkin.
Advertisement
Diagnosis Miom
Diagnosis miom biasanya dilakukan melalui beberapa tahapan pemeriksaan, antara lain:
1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan panggul untuk merasakan adanya pembesaran atau benjolan pada rahim.
2. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti:
- USG (ultrasonografi): Metode pencitraan yang paling umum digunakan untuk mendeteksi miom. USG dapat dilakukan melalui perut (transabdominal) atau vagina (transvaginal).
- MRI (Magnetic Resonance Imaging): Memberikan gambaran yang lebih detail tentang ukuran, lokasi dan jumlah miom.
- Histeroskopi: Memasukkan kamera kecil melalui vagina untuk melihat bagian dalam rahim.
- Histerosalpingografi: Rontgen rahim dan tuba falopi dengan menggunakan zat kontras.
- Sonohisterografi: USG dengan memasukkan cairan ke dalam rahim untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Dokter mungkin akan memeriksa kadar hormon dan melakukan tes darah lengkap untuk mendeteksi adanya anemia akibat perdarahan berlebihan.
4. Biopsi
Dalam kasus tertentu, dokter mungkin mengambil sampel jaringan untuk memastikan bahwa tumor tersebut bukan kanker.
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan penanganan yang sesuai. Jika Anda diduga mengalami miom, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai anjuran dokter.
Pengobatan Miom
Penanganan miom tergantung pada beberapa faktor seperti usia pasien, ukuran dan lokasi miom, gejala yang dialami, serta keinginan untuk mempertahankan kesuburan. Beberapa pilihan pengobatan miom antara lain:
1. Observasi (Watch and Wait)
Untuk miom kecil yang tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan pemantauan berkala tanpa pengobatan khusus. Miom seringkali mengecil sendiri setelah menopause.
2. Pengobatan Medis
Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala miom antara lain:
- Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri
- Pil KB atau IUD hormonal untuk mengontrol perdarahan
- GnRH agonis untuk menyusutkan miom sementara
- Tranexamic acid untuk mengurangi perdarahan berat
- Ulipristal acetate untuk mengecilkan miom
3. Prosedur Non-Bedah
Beberapa prosedur non-invasif atau minimal invasif yang dapat dilakukan antara lain:
- Embolisasi arteri uterina (UAE): Memblokir aliran darah ke miom
- MRI-guided focused ultrasound surgery (MRgFUS): Menghancurkan miom dengan gelombang ultrasonik
- Myolisis: Menghancurkan miom dengan energi listrik atau laser
4. Prosedur Bedah
Jika diperlukan, dokter mungkin menyarankan tindakan operasi seperti:
- Miomektomi: Pengangkatan miom dengan mempertahankan rahim
- Histerektomi: Pengangkatan seluruh rahim (pilihan terakhir jika metode lain tidak berhasil)
Pemilihan metode pengobatan harus didiskusikan secara menyeluruh dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Advertisement
Pencegahan Miom
Meskipun penyebab pasti miom belum diketahui, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko timbulnya miom:
- Menjaga berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan sehat kaya buah dan sayuran
- Mengurangi konsumsi daging merah dan makanan olahan
- Berolahraga secara teratur
- Menghindari konsumsi alkohol berlebihan
- Memastikan asupan vitamin D yang cukup
- Mengelola stres dengan baik
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin
Meski langkah-langkah di atas tidak menjamin seseorang terbebas dari miom, namun dapat membantu menjaga kesehatan reproduksi secara umum.
Perbedaan Miom dan Kista
Miom dan kista ovarium seringkali dianggap sama karena keduanya merupakan tumor jinak pada organ reproduksi wanita. Namun sebenarnya kedua kondisi ini memiliki perbedaan mendasar:
Lokasi
- Miom: Tumbuh pada dinding rahim (uterus)
- Kista: Tumbuh pada ovarium (indung telur)
Komposisi
- Miom: Terdiri dari jaringan otot dan jaringan ikat
- Kista: Berupa kantung berisi cairan
Gejala
- Miom: Perdarahan menstruasi berat, nyeri panggul, pembesaran perut
- Kista: Nyeri panggul, gangguan menstruasi, rasa penuh pada perut
Penanganan
- Miom: Observasi, obat-obatan, prosedur non-bedah, operasi
- Kista: Observasi, obat-obatan, operasi jika diperlukan
Penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter untuk membedakan antara miom dan kista, karena penanganannya dapat berbeda.
Advertisement
Rekomendasi Makanan untuk Mengecilkan Miom
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, beberapa jenis makanan dipercaya dapat membantu mengurangi pertumbuhan miom:
1. Sayuran Hijau
Sayuran hijau seperti bayam, kale, dan brokoli kaya akan antioksidan yang dapat membantu menekan pertumbuhan miom.
2. Buah-buahan Kaya Vitamin C
Jeruk, stroberi, dan kiwi mengandung vitamin C yang dapat membantu mengurangi peradangan.
3. Makanan Tinggi Serat
Serat membantu mengeluarkan estrogen berlebih dari tubuh. Contohnya biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan buah berry.
4. Ikan Berlemak
Ikan seperti salmon dan sarden kaya akan asam lemak omega-3 yang bersifat anti-inflamasi.
5. Makanan Fermentasi
Yogurt, kefir, dan kimchi mengandung probiotik yang baik untuk kesehatan hormonal.
6. Teh Hijau
Mengandung EGCG yang dapat membantu menghambat pertumbuhan miom.
Selain mengonsumsi makanan-makanan di atas, penting juga untuk menghindari makanan yang dapat memicu pertumbuhan miom seperti daging merah, makanan olahan, dan minuman beralkohol.
FAQ Seputar Miom
Apakah miom berbahaya?
Miom umumnya bersifat jinak dan jarang berkembang menjadi kanker. Namun miom berukuran besar dapat menimbulkan gejala yang mengganggu dan komplikasi seperti anemia atau masalah kesuburan.
Apakah miom bisa hilang dengan sendirinya?
Miom dapat mengecil sendiri setelah menopause karena penurunan kadar estrogen. Namun pada wanita usia reproduktif, miom cenderung bertumbuh seiring waktu.
Apakah miom mempengaruhi kesuburan?
Miom dapat mempengaruhi kesuburan tergantung ukuran dan lokasinya. Miom yang tumbuh di dekat atau di dalam rongga rahim dapat mengganggu implantasi embrio atau menyebabkan keguguran.
Apakah wanita dengan miom bisa hamil?
Banyak wanita dengan miom bisa hamil dan melahirkan normal. Namun pada beberapa kasus, miom dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan seperti keguguran atau persalinan prematur.
Kapan sebaiknya operasi miom dilakukan?
Operasi miom biasanya dipertimbangkan jika miom menimbulkan gejala berat yang tidak membaik dengan pengobatan konservatif, atau jika ukuran miom sangat besar.
Apakah miom bisa kambuh setelah operasi?
Miom dapat tumbuh kembali setelah operasi miomektomi. Sekitar 15-30% wanita mengalami pertumbuhan miom baru dalam 5 tahun pasca operasi.
Bagaimana cara mencegah miom?
Meski tidak ada cara pasti untuk mencegah miom, menerapkan pola hidup sehat seperti menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan sehat, dan berolahraga teratur dapat membantu mengurangi risiko.
Advertisement
Kesimpulan
Miom adalah tumor jinak pada rahim yang umum dialami wanita usia reproduktif. Meski sebagian besar miom tidak menimbulkan gejala, beberapa kasus dapat menyebabkan masalah seperti perdarahan berlebihan, nyeri, dan gangguan kesuburan.
Pemahaman yang baik tentang gejala, faktor risiko, dan pilihan pengobatan miom sangat penting agar wanita dapat mengenali tanda-tanda awal dan mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan diagnosis dini dan penanganan yang sesuai, sebagian besar wanita dengan miom dapat menjalani hidup normal dan sehat. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
