Arti Matur Nuwun: Memahami Ungkapan Terima Kasih dalam Bahasa Jawa

Pelajari arti matur nuwun, ungkapan terima kasih dalam bahasa Jawa. Ketahui penggunaan, variasi, dan etika yang tepat dalam mengucapkannya.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 20 Feb 2025, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 12:00 WIB
arti matur nuwun
arti matur nuwun ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia dengan jumlah penutur yang sangat banyak. Dalam berkomunikasi sehari-hari, orang Jawa memiliki berbagai ungkapan khas, salah satunya adalah ungkapan terima kasih "matur nuwun".

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti, penggunaan, dan berbagai aspek penting terkait ungkapan "matur nuwun" dalam bahasa dan budaya Jawa.

Definisi dan Arti Matur Nuwun

Ungkapan "matur nuwun" merupakan frasa dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk menyatakan rasa terima kasih. Secara harfiah, "matur" berarti "berkata" atau "mengucapkan", sementara "nuwun" memiliki arti "terima kasih" atau "penghormatan". Jadi, "matur nuwun" dapat diartikan sebagai "mengucapkan terima kasih" atau "menyampaikan penghormatan".

Dalam konteks budaya Jawa, ungkapan ini tidak hanya sekadar ucapan formal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kesopanan, penghargaan, dan rasa syukur yang mendalam. Penggunaan "matur nuwun" menunjukkan bahwa seseorang memiliki tata krama dan unggah-ungguh (sopan santun) yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain.

Penting untuk dipahami bahwa "matur nuwun" termasuk dalam tingkat bahasa Jawa yang lebih halus atau krama. Ini berarti ungkapan ini umumnya digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, memiliki status sosial lebih tinggi, atau dalam situasi formal.

Penggunaan Matur Nuwun dalam Kehidupan Sehari-hari

Ungkapan "matur nuwun" memiliki berbagai konteks penggunaan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Berikut beberapa situasi umum di mana ungkapan ini sering digunakan:

  1. Ketika menerima pemberian atau bantuan dari orang lain
  2. Setelah seseorang melakukan sesuatu untuk kita
  3. Sebagai respon atas pujian atau ucapan selamat
  4. Saat akan mengakhiri percakapan atau pertemuan
  5. Ketika meminta izin atau pamit

Dalam penggunaannya, "matur nuwun" sering kali diikuti dengan kata-kata tambahan untuk menunjukkan tingkat penghormatan atau konteks situasi. Misalnya:

  1. "Matur nuwun sanget" - Terima kasih banyak
  2. "Matur nuwun awit sedaya pitulunganipun" - Terima kasih atas semua bantuannya
  3. "Matur nuwun sampun kersa rawuh" - Terima kasih sudah berkenan hadir

Penggunaan "matur nuwun" yang tepat tidak hanya menunjukkan kesopanan, tetapi juga membantu membangun hubungan yang harmonis dalam masyarakat Jawa.

Variasi dan Bentuk Lain dari Matur Nuwun

Selain "matur nuwun", terdapat beberapa variasi dan bentuk lain dari ungkapan terima kasih dalam bahasa Jawa. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Nuwun sewu: Ungkapan ini sebenarnya lebih tepat diartikan sebagai "permisi" atau "maaf", tetapi terkadang juga digunakan sebagai bentuk terima kasih yang sangat sopan.
  2. Matur sembah nuwun: Ini adalah bentuk yang lebih formal dan hormat dari "matur nuwun", sering digunakan dalam situasi yang sangat resmi atau kepada orang yang sangat dihormati.
  3. Suwun: Bentuk singkat dan informal dari "matur nuwun", biasanya digunakan di antara teman sebaya atau dalam situasi santai.
  4. Maturnuwun: Variasi penulisan dari "matur nuwun" yang sering digunakan dalam bahasa tulis informal.

Pemilihan variasi ungkapan terima kasih ini tergantung pada konteks, hubungan antara pembicara dan lawan bicara, serta tingkat formalitas situasi. Penting untuk memahami nuansa penggunaan masing-masing variasi untuk berkomunikasi secara efektif dan sopan dalam budaya Jawa.

Etika dan Tata Cara Mengucapkan Matur Nuwun

Dalam budaya Jawa, cara mengucapkan "matur nuwun" sama pentingnya dengan ungkapan itu sendiri. Berikut beberapa etika dan tata cara yang perlu diperhatikan:

  1. Intonasi dan nada suara: Ucapkan dengan nada yang lembut dan penuh penghormatan. Hindari nada yang terlalu keras atau terkesan terburu-buru.
  2. Bahasa tubuh: Sertai ucapan dengan sedikit menundukkan kepala atau membungkukkan badan, terutama jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
  3. Kontak mata: Dalam budaya Jawa, kontak mata langsung yang terlalu lama bisa dianggap kurang sopan. Berikan kontak mata sewajarnya, lalu alihkan pandangan dengan sopan.
  4. Timing: Ucapkan "matur nuwun" pada saat yang tepat, biasanya segera setelah menerima bantuan atau di akhir interaksi.
  5. Pengulangan: Dalam beberapa situasi, mengucapkan "matur nuwun" lebih dari sekali bisa menunjukkan ketulusan dan penghargaan yang lebih dalam.

Memahami dan menerapkan etika ini akan membantu Anda berkomunikasi dengan lebih baik dan dihargai dalam lingkungan masyarakat Jawa.

Perbedaan Matur Nuwun dan Matur Suwun

Seringkali terjadi kebingungan antara penggunaan "matur nuwun" dan "matur suwun". Meskipun keduanya sering digunakan untuk mengucapkan terima kasih, terdapat perbedaan penting yang perlu dipahami:

  1. Matur Nuwun:
    • Merupakan bentuk yang lebih tepat dan formal untuk mengucapkan terima kasih
    • "Nuwun" berarti terima kasih atau penghormatan
    • Umumnya digunakan dalam situasi formal atau kepada orang yang lebih tua/dihormati
  2. Matur Suwun:
    • Sebenarnya kurang tepat jika digunakan sebagai ungkapan terima kasih
    • "Suwun" lebih tepat diartikan sebagai "meminta"
    • Penggunaan "matur suwun" sebagai terima kasih lebih umum di beberapa dialek Jawa tertentu, seperti di daerah Jawa Timur

Meskipun "matur suwun" sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di beberapa daerah, dari segi bahasa yang baku, "matur nuwun" dianggap lebih tepat untuk mengungkapkan rasa terima kasih.

Pentingnya Matur Nuwun dalam Budaya Jawa

Ungkapan "matur nuwun" memiliki peran penting dalam budaya Jawa yang melampaui sekadar ucapan terima kasih. Beberapa aspek pentingnya meliputi:

  1. Menjaga Keharmonisan Sosial: Penggunaan "matur nuwun" membantu memelihara hubungan baik antar individu dalam masyarakat Jawa.
  2. Cerminan Nilai Budaya: Ungkapan ini mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa seperti kesopanan, penghargaan, dan kerendahan hati.
  3. Pendidikan Karakter: Mengajarkan penggunaan "matur nuwun" sejak dini merupakan bagian dari pendidikan karakter dalam budaya Jawa.
  4. Pelestarian Bahasa: Penggunaan ungkapan ini membantu melestarikan bahasa Jawa di tengah arus modernisasi.
  5. Identitas Budaya: "Matur nuwun" menjadi salah satu identitas khas budaya Jawa yang dikenal luas.

Memahami dan menggunakan "matur nuwun" dengan tepat tidak hanya menunjukkan kemahiran berbahasa, tetapi juga penghayatan terhadap nilai-nilai budaya Jawa yang luhur.

Tips Menggunakan Matur Nuwun dengan Tepat

Untuk menggunakan "matur nuwun" dengan tepat dan efektif, perhatikan tips-tips berikut:

  1. Pahami Konteks: Sesuaikan penggunaan "matur nuwun" dengan situasi dan lawan bicara. Gunakan bentuk yang lebih formal untuk orang yang lebih tua atau dalam situasi resmi.
  2. Praktikkan Pengucapan: Latih pengucapan yang benar agar terdengar alami dan sopan. Perhatikan intonasi dan penekanan kata.
  3. Kombinasikan dengan Bahasa Tubuh: Sertai ucapan dengan gestur sopan seperti anggukan kepala atau senyuman.
  4. Gunakan Variasi: Pelajari dan gunakan variasi ungkapan terima kasih sesuai dengan tingkat formalitas situasi.
  5. Jangan Berlebihan: Hindari penggunaan yang terlalu sering atau berlebihan, karena bisa terkesan tidak tulus.
  6. Respon yang Tepat: Ketika seseorang mengucapkan "matur nuwun" kepada Anda, responlah dengan sopan, misalnya dengan "sami-sami" (sama-sama).

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat menggunakan "matur nuwun" secara lebih efektif dan sesuai dengan norma budaya Jawa.

Matur Nuwun dalam Konteks Modern

Meskipun "matur nuwun" berakar pada tradisi Jawa kuno, ungkapan ini tetap relevan dan penting dalam konteks modern. Beberapa aspek penggunaan "matur nuwun" dalam kehidupan kontemporer meliputi:

  1. Media Sosial: Penggunaan "matur nuwun" dalam interaksi online menunjukkan kesopanan dan penghargaan dalam komunikasi digital.
  2. Bisnis dan Profesional: Dalam lingkungan kerja, "matur nuwun" dapat digunakan untuk menunjukkan profesionalisme dan penghargaan terhadap rekan kerja atau klien.
  3. Pendidikan: Sekolah-sekolah di daerah Jawa sering mengajarkan penggunaan "matur nuwun" sebagai bagian dari pendidikan karakter dan pelestarian budaya.
  4. Pariwisata: Wisatawan yang mengunjungi daerah Jawa dapat menggunakan "matur nuwun" untuk menghormati budaya lokal dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.
  5. Diplomasi Budaya: Penggunaan "matur nuwun" dalam acara-acara resmi dapat menjadi bentuk diplomasi budaya yang efektif.

Dalam era globalisasi, mempertahankan dan menggunakan ungkapan seperti "matur nuwun" menjadi cara untuk melestarikan kekayaan budaya sekaligus beradaptasi dengan tuntutan zaman modern.

Perbandingan Matur Nuwun dengan Ungkapan Terima Kasih dalam Bahasa Lain

Untuk memahami keunikan "matur nuwun", menarik untuk membandingkannya dengan ungkapan terima kasih dalam bahasa lain di Indonesia dan sekitarnya:

  1. Bahasa Indonesia: "Terima kasih" - Lebih umum dan netral dalam penggunaannya.
  2. Bahasa Sunda: "Hatur nuhun" - Memiliki nuansa yang mirip dengan "matur nuwun" dalam hal kesopanan.
  3. Bahasa Bali: "Suksma" - Singkat namun tetap mengandung unsur penghormatan.
  4. Bahasa Madura: "Sakalangkong" - Memiliki pengucapan yang khas dan unik.
  5. Bahasa Melayu: "Terima kasih" - Mirip dengan bahasa Indonesia, namun dengan aksen yang berbeda.

Dibandingkan dengan ungkapan terima kasih dalam bahasa-bahasa tersebut, "matur nuwun" memiliki beberapa keunikan:

  1. Lebih formal dan menunjukkan tingkat kesopanan yang tinggi
  2. Mencerminkan struktur sosial dan hierarki dalam budaya Jawa
  3. Memiliki variasi yang lebih banyak sesuai dengan tingkat formalitas dan hubungan sosial

Pemahaman akan perbedaan ini dapat membantu dalam berkomunikasi lintas budaya dengan lebih efektif, terutama di wilayah Indonesia yang kaya akan keragaman bahasa dan budaya.

Kesalahpahaman Umum tentang Matur Nuwun

Meskipun "matur nuwun" adalah ungkapan yang umum digunakan, masih terdapat beberapa kesalahpahaman yang perlu diklarifikasi:

  1. Matur Nuwun vs Matur Suwun: Banyak yang menganggap keduanya sama, padahal "matur suwun" kurang tepat sebagai ungkapan terima kasih.
  2. Penggunaan yang Terlalu Formal: Beberapa orang menganggap "matur nuwun" terlalu formal untuk percakapan sehari-hari, padahal bisa disesuaikan dengan konteks.
  3. Hanya untuk Orang Tua: Ada anggapan bahwa "matur nuwun" hanya digunakan kepada orang yang lebih tua, padahal bisa digunakan dalam berbagai situasi dengan penyesuaian.
  4. Penulisan yang Salah: Sering terjadi kesalahan penulisan seperti "matur nuun" atau "matur nuwon".
  5. Pengucapan yang Kurang Tepat: Beberapa orang mengucapkan dengan intonasi yang kurang tepat, yang bisa mengubah makna atau kesan yang ditimbulkan.

Memahami dan menghindari kesalahpahaman ini penting untuk menggunakan "matur nuwun" dengan tepat dan efektif dalam komunikasi sehari-hari.

Cara Merespon Matur Nuwun

Ketika seseorang mengucapkan "matur nuwun" kepada Anda, penting untuk merespon dengan tepat. Berikut beberapa cara merespon yang umum digunakan:

  1. Sami-sami: Ini adalah respon paling umum, setara dengan "sama-sama" dalam bahasa Indonesia.
  2. Inggih: Artinya "ya", digunakan sebagai respon singkat yang sopan.
  3. Nggih sami-sami: Kombinasi dari "ya" dan "sama-sama", menunjukkan kesopanan yang lebih tinggi.
  4. Mboten menapa: Artinya "tidak apa-apa", digunakan untuk menunjukkan bahwa apa yang Anda lakukan bukanlah hal besar.
  5. Matur nuwun kembali: Mengucapkan terima kasih kembali, biasanya dalam situasi di mana kedua pihak saling membantu.

Pemilihan respon tergantung pada konteks situasi dan hubungan Anda dengan orang yang mengucapkan "matur nuwun". Penting untuk merespon dengan nada dan gestur yang sesuai untuk menunjukkan penghargaan dan kesopanan yang setara.

Matur Nuwun dalam Sastra dan Budaya Jawa

Ungkapan "matur nuwun" tidak hanya digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi juga memiliki tempat khusus dalam sastra dan budaya Jawa. Beberapa aspek pentingnya meliputi:

  1. Dalam Tembang (Lagu Tradisional): "Matur nuwun" sering muncul dalam lirik tembang Jawa, menggambarkan rasa syukur atau penghargaan.
  2. Peribahasa dan Ungkapan: Terdapat berbagai peribahasa Jawa yang menggunakan konsep terima kasih, mencerminkan pentingnya ungkapan ini dalam filosofi hidup Jawa.
  3. Cerita Rakyat: Banyak cerita rakyat Jawa yang mengajarkan pentingnya mengucapkan terima kasih, dengan "matur nuwun" sebagai ungkapan kuncinya.
  4. Seni Pertunjukan: Dalam wayang kulit atau ketoprak, penggunaan "matur nuwun" oleh karakter-karakter tertentu menunjukkan tingkat kesopanan dan status sosial mereka.
  5. Upacara Adat: Dalam berbagai upacara adat Jawa, "matur nuwun" diucapkan sebagai bagian dari ritual dan etika sosial.

Memahami peran "matur nuwun" dalam konteks sastra dan budaya ini memberikan wawasan yang lebih dalam tentang nilai-nilai dan norma-norma masyarakat Jawa.

Kesimpulan

Ungkapan "matur nuwun" merupakan cerminan kekayaan bahasa dan budaya Jawa yang mendalam. Lebih dari sekadar ucapan terima kasih, "matur nuwun" mencerminkan nilai-nilai kesopanan, penghargaan, dan harmoni sosial yang dijunjung tinggi dalam masyarakat Jawa. Penggunaannya yang tepat tidak hanya menunjukkan kemahiran berbahasa, tetapi juga pemahaman dan penghayatan terhadap etika dan norma sosial Jawa.

Dalam era modern, mempertahankan dan menggunakan ungkapan seperti "matur nuwun" menjadi salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya sekaligus beradaptasi dengan tuntutan zaman. Penting bagi generasi muda, baik yang berasal dari Jawa maupun tidak, untuk memahami dan mengapresiasi kekayaan bahasa ini.

Matur nuwun bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang sikap dan nilai yang dibawanya. Dengan memahami dan menggunakan ungkapan ini dengan tepat, kita tidak hanya berkomunikasi dengan lebih baik, tetapi juga turut menjaga dan merawat warisan budaya yang tak ternilai harganya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya