Liputan6.com, Jakarta Korea Utara mengumumkan kesuksesannya dalam melakukan uji coba bom hidrogen pada Minggu 3 September waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh media pemerintah negara Korut.
Sebelumnya, pejabat Jepang dan Korea Selatan telah lebih dulu mengungkapkan hal tersebut setelah otoritas terkait mendeteksi gempa buatan yang terjadi di dekat situs uji coba nuklir Korut.
Seperti dikutip dari sciencing.com pada Senin (4/9/2017), bom hidrogen adalah senjata penghancur tunggal paling mengerikan yang pernah diciptakan manusia.
Advertisement
Baca Juga
Bom itu juga menjadi satu-satunya upaya yang berhasil meniru proses dasar tenaga nuklir yang berlangsung jauh di dalam badan Matahari untuk menghasilkan energi.
Dampak bom hidrogen pada hakekatnya sama dengan bom nuklir lainnya, yaitu panas, ledakan, dan radiasi, tapi pada skala yang jauh lebih besar.
Berikut ini adalah 5 fakta menarik tentang bom hidrogen:
1. Identifikasi
Bom hidrogen merupakan perangkat nuklir yang mengkombinasikan proses fisi (fission, yaitu pemisahan) dan fusi (fusion, yaitu penggabungan) materi-materi radioaktif.
Ada beberapa jenis rancangan, termasuk beberapa yang tidak ada hubungan dengan hidrogen. Walaupun ada perbedaan, ada kesamaan secara umum.
Senjata termonuklir jenis ini menggunakan bom nuklir normal yang menggunakan fisi (pembelahan atom) untuk menghasilkan energi penghasil panas dan tekanan yang menciptakan reaksi fusi nuklir.
2. Daya dan Ukuran
Bom-bom hidrogen merupakan bagian dari upaya lazim pengembangan senjata-senjata nuklir yang digdaya. Ini adalah senjata nuklir paling kuat yang pernah dibuat dari jenis fusi.
Misalnya Tsar Bomba, suatu bom hidrogen yang diuji ledakannya oleh pihak Soviet. Hingga sekarang bom itu menjadi senjata nuklir tunggal paling kuat yang pernah diledakkan.
Kekuatannya mencapai 50 megaton. Namun demikian, rancangannya juga memungkinkan hulu ledak nuklir untuk dijejalkan dalam paket yang mungil.
Pada 1960, pihak Amerika Serikat (AS) memiliki hulu ledak W-47 yang kemudian dipakai dalam rudal-rudal nuklir pada kapal selam.
Dengan kekuatan 1,2 megaton, beratnya hanya 329 kilogram dan cukup kecil untuk dimuat dalam kepala rudal Polaris.
Sebagai perbandingan, bom fisi yang dijatuhkan di Hiroshima memiliki daya ledak 15 kiloton.
Tiga Dampak Utama Ledakan Termonuklir
3. Panas
Lebih dari sepertiga energi bom hidrogen dilepaskan dalam bentuk panas, cahaya, dan beberapa radiasi ringan semisal ungu ultra (ultraviolet, UV) dan sinar-X.
Dampak pertama yang paling langsung adalah kebutaan temporer ataupun permanen pada setiap orang yang menatapnya atau berada di arah ledakan tanpa perlindungan memadai pada mata.
Energi yang dilepaskan juga menghasilkan suhu yang luar biasa, terutama dalam kasus bom hidrogen yang digdaya. Sebuah bom hidrogen bisa menghasilkan suhu yang 6.300 kali lebih panas daripada suhu permukaan matahari.
Panas setinggi itu langsung melelehkan materi-materi yang ada di sekitar pusat ledakan (ground zero), melengketkan tanah dan pasir menjadi kaca, dan menghasilkan bola api berukuran raksasa.
4. Ledakan
Selain bom neutron, ketika senjata nuklir normal diledakkan maka sekitar setengah energi yang dilepasnya adalah dalam bentuk ledakan concussive.
Ledakan penghancur terjadi karena panas yang dilepaskan menciptakan tekanan atau gelombang berlebih yang menaikkan tekanan atmosferik yang memancar dari ledakan.
Perbedaan ledakan bom hidrogen dibandingkan dengan jenis ledakan lain – bahkan ledakan nuklir lain – adalah energi ledak yang jauh lebih besar.
Menarik untuk diketahui bahwa ledakan nuklir bergantung kepada atmosfer untuk merambatkan ledakan.
Tidak seperti fiksi ilmiah yang banyak beredar, ruang hampa yang tercipta malah meniadakan ledakan concussive ini sehingga hanya menyisakan 2 dampak nuklir lainnya.
5. Radiasi
Sekitar 15 persen energi bom hidrogen berbentuk sebagai radiasi. Sekitar 5 persen sebagai radiasi yang menyebabkan ionisasi.
Radiasi ioniasi adalah partikel bermuatan tinggi ataupun sinar-sinar gamma yang terpancar sebagai bagian dari reaksi berantai fisi dan fusi dalam sebuah bom hidrogen.
Sisa energi berbentuk tebaran (fallout) nuklir, yaitu penyebaran bahan-bahan radioaktif yang merambah atmosfer akibat ledakan.
Ampas yang tersebar termasuk produk-produk sampingan atau bahan bakar sisa dari bom.
Zat-zat tersebut terus memancarkan radioaktif berbahaya ketika zat-zat sedang meluruh.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement