Liputan6.com, Ethiopia - Mahkota berharga milik Ethiopia akhirnya telah kembali pada Kamis 19 Februari 2020 ke tempat asalnya. Setelah sekian lama menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Pemerintah Belanda mengembalikan mahkota upacara abad ke-18 yang dicuri tersebut ke pemerintah Ethiopia.
Advertisement
Pemerintah Belanda mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mahkota yang memiliki signifikasi keagamaan yang besar telah hilang dari sebuah gereja di Ethiopia 21 tahun yang lalu.
Advertisement
Sirak Asfaw, warga negara Belanda asal Ethiopia yang beremigrasi ke Belanda pada akhir 1970-an, mengatakan dalam rekaman video bahwa mahkota itu "jatuh ke tangannya" pada tahun 1998.
Asfaw mengatakan kepada AFP bahwa ia menemukan mahkota itu di sebuah koper yang ditinggalkan oleh seorang tamu di apartemennya. Namun, ia menyembunyikan benda tak ternilai itu selama 21 tahun. Demikian dilansir dari CNN, Jumat (21/2/2020).
Ia mengaku enggan mengembalikan warisan budaya tersebut. "Itulah sebabnya saya telah menunggu selama 21 tahun dan menjaganya selama bertahun-tahun," seperti yang dikatakannya dalam video yang diunggah pada Oktober 2019.
Pada tahun lalu, Asfaw mendekati Kementerian Luar Negeri Belanda untuk memberi tahu mereka bahwa ia memiliki mahkota tersebut.
Asfaw menambahkan bahwa dirinya khawatir pemerintah Belanda akan menawarkan pinjaman mahkota ke Ethiopia, seperti yang terjadi pada perunggu Nigeria yang ditawarkan British Museum untuk dikembalikan sementara kepada pemiliknya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pemerintah Ethiopia Merasa Terhormat dan Senang
"Tahun lalu Asfaw menghubungi bagian mediasi detektif seni Arthur Brand, untuk membahas cara mengembalikan artefak budaya penting ini ke Ethiopia," kata kementerian itu.
Awal mulai dari serangkaian percakapan yang memuncak dalam upacara penyerahan khusus mahkota itu pada hari Kamis, di mana Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed secara resmi menerima artefak tersebut.
Ia berterima kasih kepada pemerintah Belanda karena membawa pulang "mahkota berharga" di sebuah acara yang juga dihadiri oleh Asfaw dan Sigrid Kaag yang merupakan menteri kerja sama perdagangan luar negeri dan pembangunan Belanda.
Kaag mengatakan pemerintah senang telah mempercepat kembalinya mahkota itu ke Ethiopia. Melalui unggahan di akun Twitter pribadi Kaag, ia menyampaikan perasaan senangnya dan menyertai foto dari penyerahan mahkota.
Delighted to see the return of a precious ancient crown to Ethiopia, after it has been lost for 25 years. The Netherlands promotes the protection of cultural heritage under the UNESCO treaties. #UNESCO #Culturalheritage @NLinEthiopia pic.twitter.com/8FgYS0RcK2
— Sigrid Kaag (@SigridKaag) February 20, 2020
Kaag menyampaikan, “Kami merasa terhormat dan senang bisa memfasilitasi pengembalian yang sah. Ini adalah pencapaian puncak mengembalikan warisan ini ke tempat yang seharusnya.”
Bagaikan belajar dari peristiwa ini, lebih banyak pemerintah barat telah berjanji untuk mengembalikan artefak Afrika curian yang dirampas dari benua berabad-abad lalu.
Contoh kasus dalam konteks yang sama, Prancis menyerahkan pedang bersejarah yang dicuri dari Senegal kepada pemerintah. Negara itu juga mengatakan berencana untuk memulangkan lebih banyak artefak yang dirampas dari Afrika selama masa penjajahannya kepada pemilik aslinya pada November.
Menurut laporan tahun 2018 terkait artefak curian dari Afrika, Prancis menampung setidaknya 90.000 karya yang berasal dari Afrika sub-Sahara dengan sekitar 70.000 karya di museum Quai Branly Paris.
Reporter: Jihan Fairuzzia
Advertisement