Anak Sekarang, Tak Malu Tenggak Miras

Merasa perlu mengampanyekan bahaya minuman keras di kalangan remaja, aktivitis antimiras sekaligus Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM)

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 04 Mar 2014, 09:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2014, 09:00 WIB
Fahira Idris Luncurkan Buku Bahaya Minuman Keras
Buku setebal 220 halaman ini diharapkan Fahira mampu membuka wawasan para remaja dan membuat para remaja tidak mencicipi miras

Liputan6.com, Jakarta Merasa perlu mengampanyekan bahaya minuman keras di kalangan remaja, aktivitis antimiras sekaligus Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM), Fahira Idris membuat sebuah buku berjudul 'Say: No, Thanks'. Buku setebal 220 halaman ini diharapkan Fahira mampu membuka wawasan para remaja dan membuat para remaja tersebut berhenti atau tidak memiliki keinginan sama sekali untuk mencicipi minuman alkohol.

Menurut Fahira, nongkrong di gerai mini market sambil menenggak minuman keras sudah menjadi pemandangan biasa di kota-kota besar. Bahkan, saat ini, minuman keras sudah menjadi tren dan lambang pergaulan. Apalagi minuman keras sudah dianggap biasa layaknya jus dan minuman ringan lainnya.

"Apalagi di mini market, minuman keras sudah disejajarkan dengan minuman non alkohol. Sehingga anak-anak tidak malu dan takut untuk meminumnya," kata Fahira Idris saat peluncuran buku 'Say: No, Thanks' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2014).

Sebelum akhirnya membuat buku ini, lanjut Fahira, dirinya bersama tim dari GeNAM sudah lebih dulu mewawancarai para remaja yang ada di beberapa kota. Betapa terkejutnya Fahira saat mendengar pengakuan dari para remaja tersebut, yang sudah terbiasa menenggak minuman keras.

Menurut anak Mantan Menteri Nakertrans dan Menteri perindustrian, Fahmi Idris, responden yang diwawancarainya mengaku, dirinya terpengaruh minuman keras dari teman-temannya, dan sama sekali tidak mengetahui bahaya dari minuman alkohol yang dikonsumsinya. Karena hal itu, yang membuat tekad Fahira semakin bulat untuk membuat buku ini, dan menyebarkannya kepada seluruh masyarakat Indonesia.

"Miras ini membuat kita adiksi. Mungkin sekarang mencobanya alkohol 3 persen, lalu naik enam persen, terakhir dicampur obat-obatan lainnya. Akibatnya, jatuhlah korban-korban yang tak diinginkan," kata Fahira menambahkan.

Di dalam buku terbitan Gramedia, wanita yang akrab disapa Uni Fahira membeberkan tentang minuman keras mulai dari sejarah, hingga fakta-fakta tidak menyenangkan serta efek negatif mengonsumsi minuman keras.

Gambar-gambar penuh warna yang disajikan dalam buku diharapkan membuat buku ini mudah dicerna dan dipahami dengan baik oleh pembaca.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya