Sterilisasi Hewan Yes, Eliminasi Hewan No!

Organisasi Penyelamat Hewan, Animal Defenders Indonesia menentang keras pengeliminasian hewan liar lebih baik dilakukan sterilisasi.

oleh Kusmiyati diperbarui 23 Mar 2014, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2014, 18:00 WIB
Anjing Tibet termahal di dunia dihargai Rp 21 Miliar
(foto: timeslive.co.za)
Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran terkena rabies dari anjing, membuat tidak sedikit orang melakukan eliminasi hewan. Melihat hal ini Organisasi Penyelamat Hewan, Animal Defenders Indonesia menentang keras pengeliminasian hewan liar.
 
"Karena ada beberapa orang menganggap hewan liar itu mengganggu, menularkan rabies. Kemudian karena khawatir itu mereka mengeliminasi hewan liar, ini bukan solusi yang tepat. Saya sangat tidak setuju," kata Ketua Animal Defenders Indonesia, Doni Herdaru, seperti ditulis Minggu (23/3/2014).
 
Doni mengatakan para hewan liar tidak akan mengganggu bila habitatnya tidak diganggu. "Mereka itu kan punya insting melindungi diri. Kalau mereka merasa terancam ya pasti mereka akan bertindak. Mereka tidak akan melukai kalau tidak diganggu," kata Doni.
 
Daripada eliminasi hewan, Doni mengharapkan adanya solusi lebih baik yakni melakukan sterilisasi hewan. "Lebih baik hewan-hewan yang dirasa mengganggu itu disterilisasi. Tidak muluk-muluk digratisin, tapi setidaknya pemerintah atau lembaga sosial yang peduli hewan membantu untuk biaya sterilisasi diberikan potongan harga misalnya. Hal ini bertujuan untuk menekan populasi mereka, jangan merampas hak mereka untuk hidup. Manusia itu bukan Tuhan yang bisa mengambil nyawa biarkan mereka hidup," kata Doni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya